Tag: Benjamin Netanyahu

  • UEA Diskusi dengan Israel-AS Bahas Pemerintahan Sementara di Gaza Pascaperang

    UEA Diskusi dengan Israel-AS Bahas Pemerintahan Sementara di Gaza Pascaperang

    JAKARTA – Uni Emirat Arab berdiskusi dengan Israel dan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan sementara di Gaza pascaperang hingga Otoritas Palestina yang telah direformasi dapat mengambil alih kepemimpinan.

    Diskusi di balik layar yang dilaporkan oleh Reuters untuk pertama kalinya, mencakup kemungkinan UEA dan Amerika Serikat, bersama dengan negara-negara lain, untuk sementara waktu mengawasi pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi Gaza setelah militer Israel mundur dan hingga saat ini. Pemerintahan Palestina mampu mengambil alih, kata belasan diplomat asing dan pejabat Barat kepada Reuters.

    UEA adalah mitra keamanan dekat AS dan, tidak seperti kebanyakan negara Arab, UEA memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Para diplomat dan pejabat mengatakan hal ini memberi negara Teluk itu pengaruh terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Setelah lebih dari setahun berperang, Israel masih enggan untuk menguraikan visi mereka sendiri untuk Gaza dan komunitas internasional telah berjuang untuk merumuskan rencana yang layak, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pembicaraan tersebut bersifat pribadi.

    Para diplomat dan pejabat menekankan gagasan yang muncul dari perundingan UEA kurang rinci dan belum disaring menjadi rencana formal, tertulis, atau diadopsi oleh pemerintah mana pun.

    Dalam perundingan di balik layar, Abu Dhabi menganjurkan reformasi Otoritas Palestina (PA) untuk memerintah Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur di bawah negara Palestina yang merdeka, kata sumber tersebut – sesuatu yang secara terbuka ditentang oleh Israel.

    “UEA tidak akan berpartisipasi dalam rencana apa pun yang gagal mencakup reformasi signifikan terhadap Otoritas Palestina, pemberdayaannya, dan pembentukan peta jalan yang kredibel menuju negara Palestina,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, saat menjawab pertanyaan mengenai diskusi tersebut.

    “Elemen-elemen ini – yang saat ini kurang – sangat penting untuk keberhasilan rencana pasca-Gaza,” imbuhnya.

    PA didirikan tiga dekade lalu berdasarkan Perjanjian Oslo tahun 1993-1995, yang ditandatangani oleh Israel dan Palestina, dan diberi kewenangan terbatas atas Tepi Barat dan Gaza.

    Kelompok ini masih menjalankan beberapa pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel, namun mereka diambil alih dari Gaza pada tahun 2007 oleh Hamas setelah perang saudara yang singkat.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters telah terjadi pembicaraan dengan beberapa mitra, termasuk UEA, mengenai opsi tata kelola, keamanan, dan rekonstruksi, dan berbagai rancangan proposal, rencana, dan gagasan telah diajukan oleh para mitra.

    “Ini merupakan diskusi deliberatif yang terus berlanjut, seiring kami mencari jalan terbaik ke depan,” kata juru bicara tersebut, namun menolak berkomentar lebih jauh mengenai “percakapan diplomatik pribadi”.

    Selain mereformasi Otoritas Palestina, empat diplomat dan pejabat Barat mengatakan pejabat Emirat telah menyarankan penggunaan kontraktor militer swasta sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian pascaperang di Gaza.

    Sumber-sumber lain mengonfirmasi mereka telah diberi pengarahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai proposal Uni Emirat Arab pascaperang, yang mencakup kemungkinan penggunaan kekuatan tersebut.

    Para diplomat dan pejabat Barat mengatakan pengerahan kontraktor semacam itu akan memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat.

    Kontraktor militer swasta, yang disewa oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain, telah menghadapi tuduhan penyiksaan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penggunaan kekuatan berlebihan, antara lain, termasuk di Irak dan Afghanistan.

  • Israel Was-was, Lakukan Persiapan Hadapi Potensi Perang dengan Turki

    Israel Was-was, Lakukan Persiapan Hadapi Potensi Perang dengan Turki

    GELORA.CO – Komite Nagel, yang dibentuk pemerintah Israel, mengeluarkan laporan yang memperingatkan bahwa negara itu harus bersiap menghadapi potensi perang dengan Turki. Komite ini juga memperingatkan ambisi Turki untuk memulihkan pengaruh era Ottoman yang akan memicu ketegangan di kawasan itu.

    Dalam laporannya Senin (6/1/2025), Komite Nagel mengeluarkan rincian anggaran pertahanan dan strategi keamanan. Mereka mengemukakan kekhawatiran atas aspirasi Turki dan kemungkinan ketegangan di masa depan dengan Israel. 

    Komite tersebut mengatakan ketegangan ini dapat meningkat menjadi konflik dan menyoroti risiko faksi-faksi Suriah berpihak pada Turki serta menciptakan ancaman lebih lanjut terhadap keamanan Israel.

    “Ancaman dari Suriah dapat berkembang menjadi sesuatu yang bahkan lebih berbahaya daripada ancaman Iran,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa pasukan yang didukung Turki dapat bertindak sebagai proksi. 

    Laporan tersebut, beserta rekomendasinya, disampaikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich. Rekomendasi tersebut mencakup strategi komprehensif untuk mengatasi setiap ancaman potensial yang mungkin dihadapi Israel.

    Salah satu sarannya adalah agar anggaran pertahanan ditingkatkan hingga NIS15 miliar ($4,1 miliar) setiap tahun selama lima tahun ke depan agar tentara Israel mampu menghadapi serangan apa pun. Laporan itu merinci lebih lanjut cara-cara yang harus dilakukan Israel untuk mempersiapkan diri, seperti memperoleh persenjataan canggih, sistem pertahanan udara, dan meningkatkan keamanan perbatasan.

    “Iran telah lama menjadi ancaman terbesar bagi kita, tetapi kekuatan baru tengah memasuki arena, dan kita harus bersiap menghadapi hal yang tak terduga. Laporan ini memberi kita peta jalan untuk mengamankan masa depan Israel,” kata Netanyahu mengacu pada laporan tersebut.

    Laporan itu muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Ankara siap melakukan intervensi untuk mencegah perpecahan di Suriah dan juga akan mengambil tindakan yang diperlukan jika mereka menyadari adanya risiko sekecil apa pun. Hal ini juga terjadi saat Israel melanjutkan perang brutalnya di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 45.885 warga Palestina dan melancarkan serangan terhadap Lebanon dan Suriah.

    Pengadilan Kriminal Internasional telah mengajukan permohonan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang atas tindakan mereka di Gaza.

  • UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pasca-Perang di Gaza dengan AS dan Israel – Halaman all

    UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pasca-Perang di Gaza dengan AS dan Israel – Halaman all

    UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pascaperang di Gaza dengan AS dan Israel
     

    TRIBUNNEWS.COM – Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah berdiskusi dengan Israel dan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan sementara Gaza pascaperang.

    Rencana ‘cawe-cawe’ UEA di Gaza itu disebutkan akan berlangsung hingga Otoritas Palestina (PA) yang direformasi mampu mengambil alih, tulis laporan Reuters menurut orang-orang yang mengetahui pembicaraan tersebut, Selasa (7/1/2025).

    “Diskusi di balik layar, tersebut mencakup kemungkinan UEA dan Amerika Serikat (AS), bersama dengan negara-negara lain, untuk sementara waktu mengawasi tata kelola, keamanan, dan rekonstruksi Gaza setelah militer Israel mundur dan sampai pemerintahan Palestina (PA) mampu mengambil alih,” tulis laporan berlabel eksklusif Reuters.

    Sebagai latar belakang, UEA merupakan mitra keamanan dekat AS. Selain itu, tidak seperti kebanyakan pemerintah Arab, Abu Dhabi memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. 

    Faktor kedekatan ini memberi negara Teluk itu pengaruh terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Setelah lebih dari setahun berperang, Israel tetap enggan menguraikan visinya sendiri untuk Gaza dan masyarakat internasional telah berjuang untuk merumuskan rencana yang layak,” kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena percakapan tersebut bersifat pribadi, lansir Reuters.

    Laporan, rencana ikut campurnya UEA di pemerintahan Gaza pasca-Gaza masih kurang rinci dan belum dituangkan dalam rencana tertulis formal, maupun diadopsi oleh pemerintah mana pun.

    “Dalam pembicaraan di balik layar, Abu Dhabi menganjurkan Otoritas Palestina (PA) yang direformasi untuk memerintah Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur di bawah negara Palestina yang merdeka,” kata sumber tersebut – sesuatu yang ditentang secara terbuka oleh Israel.

    “UEA tidak akan berpartisipasi dalam rencana apa pun yang gagal mencakup reformasi signifikan Otoritas Palestina, pemberdayaannya, dan pembentukan peta jalan yang kredibel menuju negara Palestina,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, menanggapi pertanyaan tentang diskusi tersebut.

    “Elemen-elemen ini – yang saat ini masih kurang – sangat penting bagi keberhasilan rencana pasca-Gaza,” tambahnya menyoroti kalau PA dinilai tidak mewakili entitas Palestina sepenuhnya.

    Personel keamanan Otoritas Palestina. Dalam beberapa pekan belakangan, Otoritas Palestina terlibat bentrokan bersenjata dengan sejumlah milisi perlawanan Palestina seperti Brigade Al-Quds di Jenin dan Brigade Martir Al-Aqsa. (khaberni/tangkap layar)

    PA Kurang Berpengaruh

    PA didirikan tiga dekade lalu berdasarkan Perjanjian Oslo 1993-1995, yang ditandatangani oleh Israel dan Palestina, dan diberi kewenangan terbatas atas Tepi Barat dan Gaza.

    PA masih menjalankan sebagian pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel, tetapi diusir dari Gaza pada tahun 2007 oleh Hamas setelah perang saudara singkat.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters bahwa telah ada pembicaraan dengan beberapa mitra, termasuk UEA, mengenai opsi untuk pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi, dan bahwa berbagai rancangan proposal, rencana, dan ide telah diajukan oleh para mitra.

    “Ini merupakan diskusi yang terus berlanjut, sembari kami mencari cara terbaik untuk maju,” kata juru bicara tersebut, menolak berkomentar lebih jauh mengenai “percakapan diplomatik pribadi”.
     
    Kantor Perdana Menteri Israel menolak berkomentar mengenai lapoaran ini. Otoritas Palestina tidak menanggapi pertanyaan Reuters.

    Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)

    Usulkan Penggunaan Pasukan Militer Swasta

    Selain mereformasi PA, empat diplomat dan pejabat Barat mengatakan kalau pejabat UEA telah mengusulkan penggunaan kontraktor militer swasta sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian pascaperang di Gaza.

    Sumber-sumber lain mengonfirmasi kalau mereka diberi pengarahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai usulan pascaperang Emirat, yang mencakup kemungkinan penggunaan pasukan semacam itu.

    Para diplomat dan pejabat Barat mengatakan setiap pengerahan kontraktor semacam itu akan memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat.

    Kontraktor militer swasta, yang dipekerjakan oleh Amerika Serikat dan pemerintah lain, punya citra negatif dengan seabrek catatan dan rekam jejak penyiksaan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penggunaan kekuatan berlebihan, di antara tuduhan lainnya, termasuk di Irak dan Afghanistan.

    Pejabat UEA tidak menanggapi pertanyaan tentang penggunaan kontraktor militer.

    Dua siluet bocah Palestina menyaksikan kehancuran Jalur Gaza karena pemboman Israel. (anews/tangkap layar)

    Rekonstruksi Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

    Membangun kembali Gaza, termasuk lembaga-lembaga politiknya, diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya puluhan miliar dolar.

    Selain itu, rekonstruksi Gaza memerlukan dukungan internasional yang besar, setelah 15 bulan operasi militer Israel menghancurkan tiap sendi kehidupan wilayah tersebut.

    Meski UEA telah mengkritik perilaku militer Israel dan Netanyahu sendiri, Israel tetap masih menginginkan negara kaya minyak itu terlibat di Gaza pascaperang, menurut dua mantan pejabat Israel, yang menolak disebutkan namanya.

    Seperti Israel, negara Teluk itu menentang Hamas, kelompok pembebasan Palestina yang dilabeli AS sebagai ‘grup teror.

    Hamas, sebagai respons aksi represif dan penindasan Israel selama bertahun-tahun, memimpin serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang.

    “Abu Dhabi memandang Hamas dan kelompok Islamis lainnya sebagai kekuatan yang mengganggu stabilitas,” kata ulasan Reuters. 

    Pejabat UEA juga telah menyatakan kekhawatiran secara terbuka atas dampak perang terhadap stabilitas di Timur Tengah dan terhadap upaya menuju integrasi regional dan pembangunan ekonomi yang lebih besar.

    Hamas: Gaza Harus Bebas dari Intervensi Asing Pasca-Perang

    Ketika ditanya apakah Hamas mengetahui proposal yang dibahas oleh UEA, Basem Naim, salah satu pejabat senior organisasi tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa setelah perang, Gaza harus menjadi “wilayah Palestina yang khas” dan tanpa “intervensi asing”.

    Washington bersama mediator Mesir dan Qatar, tengah mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

    Adapun Israel dan Hamas saling menyalahkan pada akhir Desember atas keterlambatan dalam mencapai gencatan senjata – yang menurut kedua belah pihak tampaknya sudah dekat bulan lalu.

    Pada Senin (6/1/2025), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington ingin melihat kesepakatan gencatan senjata diselesaikan dalam dua minggu ke depan.

    Ketika ditanya tentang masa depan Gaza, Brian Hughes, juru bicara tim transisi Donald Trump, mengatakan presiden terpilih AS – yang akan dilantik pada tanggal 20 Januari – akan bekerja sama erat dengan mitra Arab dan Israel “untuk memastikan bahwa Gaza suatu hari nanti dapat makmur”.

    Seorang perwira Otoritas Palestina memegang senjatanya saat pasukan keamanan melancarkan serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, 16 Desember 2024. (tangkap layar aljazeera/Majdi Mohammed/AP)

    Reformasi Otoritas Palestina

    UEA mengatakan mereka hanya akan mengirim pasukan ke misi multinasional pasca perang atas undangan Otoritas Palestina dan dengan keterlibatan AS.

    Namun, Netanyahu mengatakan dia menentang Otoritas Palestina dalam bentuknya saat ini yang memerintah Gaza, dengan mengutip keluhannya yang sudah lama mengenai silabus sekolah PA, yang menurutnya memicu kebencian terhadap Israel, dan kebijakannya memberikan gaji kepada keluarga warga Palestina yang dipenjara di Israel.

    UEA telah meminta perdana menteri baru untuk memimpin Otoritas Palestina, yang sering dikritik oleh pejabat Emirat sebagai lembaga yang korup dan tidak kompeten selama pembicaraan tertutup, kata para diplomat dan pejabat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, yang menjabat pada bulan Maret, telah berjanji untuk melaksanakan reformasi di dalam Otoritas Palestina yang keuangannya telah kacau selama bertahun-tahun karena negara-negara donor telah memotong pendanaan hingga korupsi dan pemborosan ditangani.

    Para pejabat Emirat telah menyebut mantan Perdana Menteri Salam Fayyad, seorang mantan pejabat Bank Dunia berpendidikan AS, sebagai tipe orang yang dapat dipercaya untuk memimpin Otoritas Palestina yang dirombak, menurut para diplomat dan pejabat.

    Fayyad menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2007 hingga mengundurkan diri pada tahun 2013 setelah berselisih dengan Presiden Mahmoud Abbas, yang masih menjabat.

    “Reuters tidak dapat menghubungi Fayyad untuk dimintai komentar,” bunyi disclaimer laporan tersebut.

     

    (oln/rtrs/*)

  • Operasi Penembakan di Tepi Barat Utara Tewaskan Tiga Warga Israel – Halaman all

    Operasi Penembakan di Tepi Barat Utara Tewaskan Tiga Warga Israel – Halaman all

    Operasi Penembakan di Tepi Barat Utara Tewaskan Tiga Warga Israel

    TRIBUNNEWS.COM- Tiga warga Israel tewas dan beberapa lainnya terluka dalam operasi penembakan Palestina pada 6 Januari, yang terjadi antara desa Al-Funduq di Tepi Barat yang diduduki di Qalqilya dan pemukiman Kedumim. 

    Operasi tersebut, yang dilakukan oleh setidaknya dua warga Palestina, menargetkan dua mobil dan sebuah bus di jalan raya Route 55. 

    Tentara Israel telah memulai perburuan terhadap dua warga Palestina yang melepaskan tembakan ke kendaraan di dekat pemukiman Kedumim.

    “Mereka menembaki sebuah bus dan kendaraan sipil di dekat Al-Funduq … Beberapa warga sipil terluka dalam berbagai cara dan saat ini sedang menerima perawatan medis,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan. 

    “Pasukan keamanan telah melakukan pengejaran terhadap mereka dan melakukan pemblokiran jalan serta menutup beberapa desa di daerah tersebut,” tambahnya. 

    Ketiganya dinyatakan tewas di tempat kejadian, dan sembilan lainnya terluka dalam operasi perlawanan, menurut layanan ambulans Magen David Adom Israel. 

    Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “operasi Qalqilya yang heroik merupakan sebuah pesan kepada pemerintah pendudukan ekstremis dan para menterinya, bahwa di Tepi Barat, Gaza, wilayah pedalaman yang diduduki, dan seluruh Palestina terdapat orang-orang yang bebas, bangga, dan revolusioner yang tidak akan menyerahkan hak-hak mereka, dan bahwa perlawanan akan terus berlanjut hingga pendudukan disingkirkan dari seluruh tanah kami.”

    Operasi itu terjadi saat ketegangan meningkat secara signifikan di Tepi Barat yang diduduki baru-baru ini sebagai akibat dari pengepungan dan serangan brutal Otoritas Palestina ( PA ) yang didukung Israel terhadap kamp pengungsi Jenin. 

    Bentrokan antara kelompok perlawanan Jenin dan pasukan PA masih berlangsung, demikian pula pertempuran antara kelompok perlawanan dan tentara Israel di dalam dan sekitar kota. 

    Israel terus melancarkan serangan hampir setiap hari di seluruh Tepi Barat yang diduduki, sementara para pejabat meningkatkan retorika mereka terhadap wilayah tersebut. 

    “Siapa pun yang berjuang untuk mengakhiri perang di Gaza akan menerima perang di Yudea dan Samaria,” kata Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir pada hari Senin. 

    “Nablus dan Jenin harus menyerupai Jabalia,” kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. 

    “Saya menuntut Perdana Menteri [Benjamin Netanyahu] untuk mengadakan rapat kabinet mendesak hari ini guna membahas perubahan persepsi dan pemberantasan perlawanan yang sesungguhnya di Yudea dan Samaria,” imbuhnya. 

    PA secara resmi mengumumkan dimulainya pengepungan dan penyerangan terhadap Jenin pada tanggal 14 Desember. Operasi tersebut menargetkan kelompok perlawanan di kamp Jenin, terutama Brigade Jenin dari Brigade Quds gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ). 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak Israel untuk membebaskan direktur rumah sakit utama di Gaza utara, Dr Hussam Abu Safia.

    Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi rumah sakit terakhir yang beroperasi di bagian paling utara Gaza.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Dr Hussam Abu Safiya ditangkap pada Jumat (27/12/2024) bersama puluhan staf lainnya dan dibawa ke pusat interogasi.

    Mengenai penangkapan itu, Sekjen WHO lantas memberi desakan kepada Israel untuk membebaskan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

    “Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara tetap tidak beroperasi dan kami belum menerima kabar terbaru tentang keselamatan dan kesejahteraan direkturnya, Dr Hussam Abu Safia, sejak penahanannya pada 27 Desember,” ungkapnya, Senin (6/1/2025), dikutip dari Al Jazeera.

    “Kami terus mendesak Israel untuk membebaskannya. Kami ulangi: serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan harus dihentikan.”

    “Warga di Gaza membutuhkan akses ke perawatan kesehatan,” tegas Tedros, mengulangi seruannya untuk gencatan senjata.

    Penangkapan Direktur RS Kamal Adwan

    Tentara Israel menahan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya.

    Militer Israel menuduh militan Hamas menggunakan fasilitas itu dan mengatakan lebih dari 240 orang ditahan.

    Pasukan Israel menyerbu rumah sakit dan memaksa banyak staf dan pasien keluar serta menyuruh mereka menanggalkan pakaian di cuaca musim dingin.

    Militer Israel juga telah mengonfirmasi bahwa mereka menahan direktur rumah sakit untuk diinterogasi dan menyebutnya sebagai tersangka anggota Hamas tanpa memberikan bukti apa pun.

    Diberitakan AP News, militer Israel mengatakan bahwa mereka mengepung rumah sakit tersebut dan pasukan khusus masuk serta menemukan senjata di area tersebut.

    Militer Israel mengatakan bahwa militan menembaki pasukannya dan mereka “dilenyapkan.”

    Seorang juru bicara militer Israel, Letkol. Nadav Shoshani, kemudian menegaskan kepada wartawan bahwa sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah anggota Hamas.

    Sementara itu, militer Israel membantah telah memasuki atau membakar kompleks rumah sakit, tetapi mengakui telah memerintahkan orang-orang keluar.

    Militer mengulangi klaim bahwa militan Hamas beroperasi di dalam Kamal Adwan, yang dibantah oleh pejabat rumah sakit.

    Sebelumnya, rumah sakit tersebut telah diserang beberapa kali selama tiga bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan di wilayah Gaza utara, yang sebagian besar terisolasi terhadap pejuang Hamas yang katanya telah berkumpul kembali.

    Sebanyak 350 pasien beserta tenaga medis telah dievakuasi dari Kamal Adwan dalam beberapa minggu terakhir.

    Kemudian, sebanyak 95 pasien, perawat, dan tenaga medis lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia selama operasi tersebut.

    Para korban dirawat di dalam rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, setelah serangan Israel di sekitar kompleks medis tersebut pada tanggal 6 Desember 2024, saat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina berlanjut. (AFP)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza, menewaskan sebanyak enam warga Palestina dalam dua serangan terpisah di Kota Gaza utara.

    Sementara itu, bayi Palestina kedelapan meninggal karena hipotermia di Jalur Gaza, tempat keluarga-keluarga menghadapi musim dingin yang keras karena Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk selimut dan tenda.

    Pengeboman Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan sedikitnya enam orang tewas di Kota Gaza utara, menurut media Palestina.

    Para korban termasuk wanita dan anak-anak.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Hamas telah memberikan daftar 34 tawanan yang disetujui untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata potensial setelah kantor Netanyahu menolak menerima persetujuan tersebut.

    Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan seorang pejabat Hamas mengatakan daftar tersebut mencakup wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.

    Namun, ia mengatakan kelompok itu butuh waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal.

    Relief International, sebuah kelompok kemanusiaan, mengecam serangan berkelanjutan Israel terhadap Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, dan mengatakan staf di sana yang ketakutan menunggu izin untuk mengevakuasi pasien dengan aman ke Kota Gaza.

    Media Lebanon melaporkan bahwa pasukan Israel mengebom kota Taybeh di distrik Marjayoun, yang melanggar gencatan senjata yang disepakati dengan Hizbullah pada bulan November.

    Perang Israel  di Gaza  telah menewaskan sebanyak 45.805 warga Palestina dan melukai 109.064 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Roket-Roket dari Gaza Utara Sasar Pemukiman Yahudi Israel di Sderot, Satu Rumah Kena Hantam 3 Kali – Halaman all

    Roket-Roket dari Gaza Utara Sasar Pemukiman Yahudi Israel di Sderot, Satu Rumah Kena Hantam 3 Kali – Halaman all

    Roket-Roket dari Gaza Utara Sasar Pemukiman Yahudi Israel di Sderot, Satu Rumah Kena Hantam Tiga Kali

    TRIBUNNEWS.COM – Militer rezim Israel (IDF) mengonfirmasi adanya penembakan tiga roket dari Jalur Gaza yang terkepung pada Senin (6/1/2025).

    IDF mengatakan kalau satu roket menghantam pemukiman Yahudi Israel di Sderot.

    “Tiga roket diluncurkan dari Jalur Gaza utara di Sderot, di selatan Israel,” kata militer Israel pada hari Senin.

    IDF mengklaim, salah satu roket berhasil dicegat, sementara roket lainnya menghantam kota, menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah, klaim militer dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, menurut Times of Israel.

    Roket ketiga tampaknya menghantam area terbuka, tanpa menyebabkan kerusakan besar, tambah laporan itu.

    Ledakan besar terdengar di wilayah selatan Israel akibat peluncuran roket dan upaya untuk mencegatnya.

    Petugas layanan darurat dan petugas keamanan di rumah Sderot, Israel yang terkena roket yang ditembakkan dari Gaza pada 6 Januari 2025.

    Kena Hantam Lagi

    Lokasi serangan roket, menurut laporan, cenderung menghantam lokasi yang sama.

    Sebuah rumah yang dilaporkan media Israel pada Senin pagi, juga terkena pada dua serangan roket sebelumnya.

    “Rumah yang terkena serangan roket dari Gaza pagi ini telah rusak oleh proyektil roket pada dua serangan sebelumnya,” demikian dilaporkan situs berita Ynet.

    Pemilik rumah mengatakan kepada situs tersebut bahwa mereka belum selesai memperbaiki kerusakan akibat hantaman terakhir.

    Serangan hari ini menyebabkan kerusakan ringan pada properti di kota yang dekat dengan perbatasan Gaza.

    Roket lainnya berhasil dicegat sementara roket ketiga menghantam tanah terbuka.

    Serangan roket dari wilayah Gaza ke wilayah pendudukan Israel di Yerusalem. (khaberni/tangkap layar)

    Serangan 8 Hari Beruntun

    Kelompok perlawanan Palestina di Gaza melancarkan sejumlah serangan rudal dan roket terhadap pasukan dan pemukiman Israel pada tanggal 3 Januari, yang memicu alarm di komunitas Yahudi terdekat untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun.

    Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, mengumumkan peluncuran rudal permukaan-ke-udara (SAM) yang sukses terhadap helikopter Apache Israel di sebelah timur kamp Al-Bureij di Gaza tengah bekerja sama dengan para pejuang Brigade Al-Nasser Salah al-Din – sayap militer Komite Perlawanan Rakyat (PRC).

    Serangan Palestina mengaktifkan sirene serangan udara di Kibbutz Beeri , sebuah pemukiman yang dikuasai oleh pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menjadi lokasi pembantaian besar-besaran oleh Israel terhadap rakyatnya.

    “Terakhir kali ada sirene di Beeri setelah tembakan roket dari Gaza adalah pada bulan Maret, hampir 10 bulan yang lalu. Sejak itu, alarm hanya berbunyi satu kali di kibbutz yang dievakuasi, selama serangan Iran pada awal Oktober,” harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan pada hari Jumat.

    ILUSTRASI Sebuah roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke kawasan pemukiman Israel di sekitaran Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Beberapa jam kemudian, dua roket diluncurkan dari Gaza utara, menargetkan kota Sderot di Israel.

    “Satu proyektil jatuh di dekat komunitas Nir Am, dan proyektil kedua jatuh di area terbuka,” demikian pengumuman militer Israel.

    Operasi tersebut menandai hari kedelapan berturut-turut serangan Palestina yang menargetkan permukiman Israel di dekatnya. Operasi tersebut juga dilakukan saat kampanye pembersihan etnis yang disponsori AS di Gaza memasuki bulan ke-15.

    Operasi perlawanan yang menargetkan pasukan penyerang juga terus berlanjut di dalam wilayah kantong tersebut, termasuk wilayah utara yang hancur. Pada Jumat malam, Brigade Qassam melaporkan penghancuran beberapa tank Merkava Israel di Jabalia.

    Sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP), Pasukan Martir Omar al-Qassem, juga melancarkan serangan mortir terhadap pasukan Israel yang berkumpul di lokasi Administrasi Sipil di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia.

    Laporan di media Israel telah mengonfirmasi bahwa perlawanan Palestina di Gaza “sedang bangkit kembali secara substansial ” dengan merekrut pasukan baru setelah lebih dari setahun genosida.

    Lebih dari 70 orang telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza sejak fajar pada hari Jumat ketika pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus maju tanpa gentar dengan rencana pemusnahannya .

    “Pendudukan Israel melakukan delapan pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza, yang mengakibatkan 77 orang mati syahid dan 145 orang terluka yang dirawat di rumah sakit selama 24 jam terakhir,” demikian pengumuman Kementerian Kesehatan Gaza.

    Selain menjatuhkan lebih dari 85.000 ton bahan peledak di daerah kantong itu, Tel Aviv juga memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan dan secara sistematis menargetkan sistem perawatan kesehatan Gaza yang sedang runtuh.

    “Penghancuran sistem perawatan kesehatan di Gaza, dan tingkat pembunuhan pasien, staf, dan warga sipil lainnya dalam serangan ini, merupakan konsekuensi langsung dari pengabaian hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional,” demikian pernyataan laporan PBB yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember.

    Saat pembantaian terus berlanjut, Hamas mengumumkan pada Jumat malam bahwa negosiasi tidak langsung mengenai gencatan senjata di Gaza “akan dilanjutkan hari ini di Doha.”

    “Keseriusan dan upaya kami untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin, yang mewujudkan aspirasi dan tujuan rakyat kami, yang terpenting adalah menghentikan agresi,” kata kelompok itu.

    Setelah lebih dari setahun genosida, kelompok perlawanan Palestina di Gaza kembali memperkuat barisan dan terus memberikan pukulan berat kepada tentara penjajah.

  • Hamas Setuju Bebaskan 34 Sandera, Israel Bilang Begini

    Hamas Setuju Bebaskan 34 Sandera, Israel Bilang Begini

    Tel Aviv

    Israel menanggapi pernyataan kelompok Hamas yang mengklaim setuju membebaskan 34 sandera yang ditahan di Jalur Gaza, dalam tahap pertama dari potensi kesepakatan pertukaran. Namun Tel Aviv mengatakan Hamas belum memberikan status soal 34 sandera yang disebutnya akan dibebaskan itu.

    Seorang pejabat Hamas, yang tidak disebut namanya, sebelumnya telah merilis daftar nama sandera yang akan dibebaskan oleh kelompok yang menguasai Jalur Gaza tersebut.

    “Sampai saat ini, Israel belum menerima konfirmasi atau komentar apa pun dari Hamas mengenai status para sandera yang tercantum dalam daftar tersebut,” kata kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2025).

    “Daftar sandera itu… tidak diberikan kepada Israel oleh Hamas, tetapi awalnya diberikan oleh Israel kepada para mediator pada Juli 2024,” imbuh pernyataan itu.

    Para mediator yang terdiri atas Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mewujudkan kesepakatan guna mengakhiri perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

    Dalam beberapa hari terakhir, para perunding dari kedua belah pihak telah menggelar pembicaraan tidak langsung di Doha, Qatar.

    Kemudian pada Minggu (5/1) malam waktu setempat, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kelompoknya setuju untuk membebaskan 34 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

  • Israel Bantah Hamas Serahkan Daftar 34 Nama Sandera untuk Dibebaskan

    Israel Bantah Hamas Serahkan Daftar 34 Nama Sandera untuk Dibebaskan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah Hamas telah menyerahkan daftar nama sandera sebagai bagian negosiasi gencatan senjata.

    Kantor PM Israel menyatakan nama-nama yang beredar merupakan daftar di masa lalu.

    “Hamas belum mengirim daftar apapun,” demikian menurut mereka, dikutip Times of Israel, Sein (6/1).

    Sebelumnya media Arab Saudi, Al Sharq, merilis 34 nama sandera yang akan dibebaskan Hamas dalam negosiasi kesepakatan gencatan senjata di fase pertama.

    Hamas menolak siapa saja dari daftar tersebut yang masih hidup.

    Menurut Al Sharq, anggota Hamas menyatakan akan memakan waktu sekitar seminggu untuk menentukan masing-masing sandera.

    Selama Israel melancarkan agresi ke Palestina, baru sekali mereka dan Hamas sepakat gencatan senjata yakni pada November 2023.

    Saat itu, total 80 sandera Israel dibebaskan dan 240 tawanan Palestina dilepas pemerintahan Netanyahu.

    Dalam serangan dadakan Hamas ke Israel pada Oktober 2023, mereka dilaporkan menangkap sekitar 251 orang.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis

    Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis

    Anda sedang membaca rangkuman Dunia Hari Ini, yang menyajikan laporan yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 6 Januari 2024, kami awali dari Australia.

    Etihad Airways batal lepas landas

    Petugas pemadam kebakaran bandara bergegas ke landasan pacu setelah penerbangan Etihad Airways EY461 ke Abu Dhabi yang membawa hampir 300 orang “tidak bisa lepas landas”, Minggu malam kemarin.

    “Layanan Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Penerbangan menanggapi permintaan dari pesawat dan mengerahkan busa pemadam kebakaran sebagai tindakan pencegahan,” kata juru bicara Bandara Melbourne.

    “Semua penumpang turun dari pesawat dan diangkut dengan bus ke terminal kemarin malam,” tambahnya.

    Pesawat tetap berada di landasan pacu hingga Senin pagi, sementara penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab gangguan roda.

    Perselisihan Israel dan Hamas soal sandera

    Pihak Israel dan Hamas berselisih soal perincian kesepakatan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan memulangkan para sandera ke rumah mereka.

    Pejabat Palestina mengatakan selama akhir pekan kemarin setidaknya 100 orang tewas akibat serangan Israel yang intensif.

    Pihak Hamas mengatakan mereka menyetujui daftar 34 sandera Israel untuk dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan, yang bisa mengarah pada gencatan senjata.

    Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Hamas belum memberikan daftar sandera.

    Upaya penahanan presiden Korsel terus berlangsung

    Badan antikorupsi Korea Selatan meminta pihak kepolisian mengambil alih upaya penahanan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan setelah para penyelidiknya gagal menahannya.

    Pekan lalu, upaya menahan Presiden Yoon gagal, setelah hampir 5 jam bersitegang dengan petugas keamanan presiden.

    Para penyelidik Korea Selatan yang mencoba menangkap Yoon mengatakan mereka akan meminta perpanjangan surat perintah penangkapan.

    Pengadilan Distrik Barat Seoul mengeluarkan surat perintah penahanan untuk presiden Yoon pada tanggal 31 Desember, setelah ia menghindari beberapa permintaan penyidik untuk diinterogasi terkait tuduhan pemberontak dengan sempat memberlakukan darurat militer meski hanya sebentar.

    Salju lebat di Eropa dan Amerika

    Salju lebat dan hujan es menyebabkan gangguan di seluruh Eropa pada hari Minggu, khususnya di Inggris dan Jerman, sehingga beberapa bandara terpaksa menangguhkan penerbangan.

    Di Inggris utara, ada kekhawatiran jika akses ke sejumlah kawasan dan komunitas akan terputus karena salju yang lebat.

    Salju dan es juga menyebabkan gangguan di Jerman, hingga pihak otoritas mengeluarkan peringatan bagi pengemudi dan pejalan kaki, serta meminta warga tinggal di rumah.

    Sementara itu, salju tebal, es, disertai angin, dan suhu yang sangat rendah menimbulkan kondisi perjalanan yang berbahaya di sebelah tengah Amerika Serikat pada hari Minggu.

  • Hampir 1.000 Masjid di Jalur Gaza Hancur Imbas Agresi Brutal Israel

    Hampir 1.000 Masjid di Jalur Gaza Hancur Imbas Agresi Brutal Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu telah menghancurkan dan merusak hampir 1.000 masjid.

    Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Awqaf dan Urusan Agama menyebutkan bahwa 815 masjid hancur total, sementara 151 lainnya mengalami kerusakan sebagian.

    Dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kementerian juga melaporkan bahwa 19 pemakaman dan tiga gereja turut hancur dalam perang genosida Israel di Gaza pada tahun 2024.

    Di Tepi Barat yang diduduki, kementerian mencatat 256 kali serangan oleh pemukim ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama tahun lalu.

    Menurut kementerian, sekitar 2.567 pemukim ilegal memaksa masuk ke kompleks masjid untuk merayakan perayaan Hanukkah, yang berlangsung dari 25 Desember hingga 2 Januari.

    Kementerian juga mendokumentasikan serangan Israel terhadap 20 masjid di Tepi Barat yang diduduki.

    Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah Palestina yang diduduki akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza. Sejauh ini, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 45.800 orang.

    Sebagian besar korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

    Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Keadilan Internasional (ICJ) atas perang mematikan di Gaza tersebut.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]