Tag: Benjamin Netanyahu

  • Keluarga Sandera Israel Mengamuk, Marahi Menteri soal Penolakan Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

    Keluarga Sandera Israel Mengamuk, Marahi Menteri soal Penolakan Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

    JAKARTA – Anggota keluarga sandera Israel yang masih ditahan di Gaza yang mengamuk. Keluarga sandera memarahi Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich atas penolakannya terhadap kesepakatan yang dinegosiasikan di Qatar untuk menghentikan pertempuran dan memulangkan keluarga mereka.

    Smotrich menyebut kesepakatan itu sebagai “bencana” bagi keamanan Israel dan mengatakan Israel harus melanjutkan operasi militer di Gaza sampai Hamas, kelompok militan yang menguasai wilayah tersebut sebelum perang, menyerah sepenuhnya.

    Dilansir Reuters, Senin, 13 Januari, puluhan anggota keluarga yang disandera, banyak yang membawa foto orang hilang, berdesakan di ruang komite di parlemen Israel tempat diadakannya pertemuan komite keuangan untuk mengkaji anggaran tahun 2025.

    Ada yang marah, ada yang menangis dan memohon. Mereka menyerang Smotrich dalam pertemuan emosional yang berlangsung lebih dari satu jam, menuduhnya meninggalkan 98 sandera Israel dan asing yang masih tersisa di Gaza.

    “Orang-orang yang diculik ini (harusnya) dapat dikembalikan,” ujar Ofir Angrest, yang saudara laki-lakinya, Matan, disandera selama serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

    “Syaratnya sudah matang, sudah waktunya untuk membuat kesepakatan, kata Perdana Menteri. Bagaimana Anda, Menteri Keuangan, menentang kembalinya semua korban penculikan ini?”” katanya.

    Smotrich, pemimpin salah satu partai keagamaan nasionalis garis keras dalam koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merupakan salah satu penentang paling keras dari kesepakatan yang ia gambarkan sebagai “menyerah” kepada Hamas.

    Qatar, yang menjadi perantara perundingan bersama Mesir dan Amerika Serikat, mengatakan pihaknya telah memberikan rancangan perjanjian kepada Israel dan Hamas menyusul “terobosan” semalam.

    Yechiel Yehud, yang putrinya Arbel diculik dari Kibbutz Nir Oz dan putranya Dolev terbunuh, mengingatkan Smotrich, dia telah mengunjungi rumah mereka di kibbutz.

    “Aku tahu hatimu ada di tempat yang tepat, tapi kamu dituntut untuk berbuat lebih dari itu,” ujarnya.

  • Draft Perjanjian Gencatan Senjata dari Israel Tergantung Panglima Hamas di Gaza Muhammad Al-Sanwar – Halaman all

    Draft Perjanjian Gencatan Senjata dari Israel Tergantung Panglima Hamas di Gaza Muhammad Al-Sanwar – Halaman all

    Media Ibrani: Draft Perjanjian dari Israel Tergantung Panglima Hamas di Gaza Muhammad Al-Sanwar 
     
     
    TRIBUNNEWS.COM – Situs web Israel, Walla melaporkan perkembangan negosiasi pertukaran tahanan dan sandera antara Gerakan Hamas dan Israel demi tercapainya kesepakatan gencatan di Gaza.

    Mengutip para pejabat Israel, laporan itu menyatakan kalau Israel dan para mediator (Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat) menyetujui rancangan terkait perundingan dengan gerakan Hamas.

    “Draf tersebut telah dikirim ke Hamas, dan tanggapannya diperkirakan akan diberikan dalam waktu 24 jam ke depan,” kata laporan itu dikutip Khaberni, Senin (13/1/2025).

    Menurut sumber tersebut, orang yang akan mengambil keputusan akhir atas rancangan tersebut adalah komandan sayap militer Hamas di Gaza, Muhammad al-Sanwar.

    Menurut situs Ibrani tersebut, pihak Israel sudah sangat fleksibel dalam beberapa hari terakhir mengenai sejumlah masalah dalam negosiasi tersebut.

    Para pejabat menambahkan, Israel menunggu tanggapan Hamas, setelah itu baru akan ditentukan apakah kesepakatan telah tercapai atau belum.

    Komandan Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas di Gaza, Muhammad al-Sanwar.

    Berada di Titik Kritis, Kesepakatan Israel-Hamas Hampir Final

    Negosiasi untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dilaporkan berada pada titik “kritis”.

    Delegasi Israel tiba di ibu kota Qatar, Doha, pada Minggu (12/1/2025), dipimpin oleh Kepala Mossad, David Barnea.

    Seorang sumber senior di Hamas secara eksklusif mengatakan kepada situs berbahasa Arab milik The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, pada Sabtu bahwa hampir semua rincian dari “konsep akhir” kesepakatan gencatan senjata Gaza telah selesai.

    Sumber tersebut mengungkapkan bahwa para mediator kini bersiap mengumumkan kesepakatan gencatan senjata, setelah delegasi Israel yang dikirim oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tiba.

    Upaya gencatan senjata sebelumnya telah gagal, tetapi kali ini, sumber Palestina menunjukkan bahwa situasinya berbeda, dan kesepakatan gencatan senjata hampir siap.

    Sumber Palestina lainnya mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa tim teknis dari negara-negara mediator, termasuk AS, Qatar, dan Mesir, serta kedua belah pihak, telah menyelesaikan persiapan kesepakatan tersebut.

    Mereka menambahkan bahwa kesepakatan itu akan dilaksanakan dalam 24 jam setelah Netanyahu menyetujuinya.

    Jejak asap terlihat setelah tembakan roket dari Jalur Gaza menuju Israel, pada 26 September 2024. (Foto oleh Abed Rahim Khatib/Flash90.)

    Utusan Donald Trump Hadir

    Pada Jumat (10/1/2025), Steve Witkoff, utusan Presiden Terpilih AS Donald Trump, tiba di Doha.

    Kunjungan tersebut bertujuan mempercepat proses negosiasi gencatan senjata.

    Witkoff bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

    Setelah itu, ia bertemu dengan Netanyahu di Israel pada Sabtu.

    Faktor lain yang memperkuat kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata kali ini adalah pertemuan yang akan datang antara Gal Hirsch, pejabat Israel yang bertanggung jawab atas negosiasi tawanan yang ditahan oleh Hamas, dengan Kepala Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric Egger.

    Hamas dilaporkan akan membebaskan 33 tawanan Israel pada tahap awal perjanjian, sebagai imbalan pembebasan tahanan Palestina.

    Ada indikasi bahwa Trump ingin mengamankan kesepakatan gencatan senjata sebelum pelantikannya sebagai Presiden AS pada 20 Januari.

    Israel Mungkin Menarik Pasukan dari Koridor Philadelphia

    Meskipun rincian kesepakatan gencatan senjata masih dirahasiakan, Al-Araby Al-Jadeed melaporkan bahwa usulan gencatan senjata terbaru melibatkan penarikan pasukan Israel dari Koridor Philadelphia, yang memisahkan Jalur Gaza dari Mesir, pada hari-hari terakhir perjanjian tersebut.

    Netanyahu sebelumnya bersikeras untuk menguasai Koridor Philadelphia serta Persimpangan Netzarim di tengah Jalur Gaza.

    Hal ini yang menyebabkan gagalnya perundingan sebelumnya, yang memperpanjang Perang Gaza.

    Pada tahap awal perjanjian, pasukan Israel akan mundur sebagian dari Gaza, sementara pos pengamatan Israel di wilayah yang hancur akan tetap ada, menurut sumber yang berbicara kepada Al-Araby Al-Jadeed.

    Penarikan penuh pasukan Israel akan terjadi pada akhir perjanjian.

    Netanyahu Bicara dengan Biden

    Joe Biden diperkirakan menelepon PM Israel, Netanyahu bicarakan terkait Philadelphia pada Rabu (21/8/2024), malam (X/Twitter)

    Mengutip Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden AS Joe Biden pada Minggu.

    Netanyahu memberi tahu Biden tentang mandat yang telah dia berikan kepada tim negosiasi Israel, yang kini berada di Doha, untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tawanan.

    Tim Israel diperkirakan akan tinggal setidaknya satu hari lagi di Doha untuk merampungkan rincian akhir kesepakatan potensial.

    Biden menekankan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk gencatan senjata, meskipun pernyataan serupa telah disampaikan lebih dari setahun yang lalu.

    Serangan Israel Berlanjut

    Meski ada kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangan terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

    Serangan udara Israel menewaskan delapan orang di sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Jabalia, Gaza Utara, dilansir The New Arab.

    Setidaknya 46.565 orang tewas akibat serangan Israel, sebagian besar wanita dan anak-anak, dengan lebih dari 109.000 lainnya terluka.

    Wilayah tersebut mengalami kehancuran total akibat serangan, dan sebagian besar penduduk terpaksa mengungsi berkali-kali. Jumlah korban tewas yang sebenarnya diyakini lebih tinggi daripada angka resmi.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • Biden Dorong Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza sebelum Trump Dilantik – Halaman all

    Biden Dorong Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza sebelum Trump Dilantik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, baru-baru ini berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Dalam sambungan telepon yang terjadi pada Minggu (12/1/2025), keduanya membahas kemajuan negosiasi gencatan senjata di Gaza, dikutip dari Al Jazeera dan Times of Israel.

    Biden menekankan pentingnya untuk segera mengakhiri pertempuran yang berlangsung di Gaza dan memastikan pengembalian tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas.

    Ini merupakan bagian dari upaya AS untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari 2025.

    Beberapa hari terakhir, pembicaraan yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar menunjukkan kemajuan.

    Putaran terakhir pembicaraan berlangsung di Doha, ibu kota Qatar.

    Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Israel, Mossad, David Barnea, serta penasihat utama Timur Tengah Biden, Brett McGurk turut hadir dalam pertemuan penting itu.

    Kehadiran Barnea menunjukkan bahwa pejabat tinggi Israel terlibat langsung dalam perundingan yang tengah berlangsung.

    McGurk kini tengah menyusun rincian akhir teks kesepakatan yang akan disampaikan kepada kedua belah pihak.

    Meskipun kesepakatan sudah sangat dekat, pejabat AS enggan untuk memprediksi apakah pembicaraan dapat selesai sebelum pelantikan Trump.

    Kesepakatan Gencatan Senjata Bertahap

    Pembicaraan ini difokuskan pada kesepakatan gencatan senjata bertahap, yang telah diumumkan oleh Biden pada Mei lalu.

    Gencatan senjata ini, telah disetujui oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Tetapi rincian lebih lanjut masih dibahas.

    Biden menekankan, gencatan senjata segera diperlukan, dengan tujuan utama mengakhiri pertempuran dan memulihkan sandera.

    Netanyahu mengapresiasi dukungan AS terhadap Israel.

    Akan tetapi dia menekankan hanya berkomitmen pada tahap pertama dari gencatan senjata, yang melibatkan pembebasan beberapa tawanan sebagai imbalan untuk penghentian sementara pertempuran.

    Di sisi lain, Hamas menuntut agar Israel menarik pasukannya sepenuhnya dari Gaza.

    Netanyahu sendiri menegaskan, dia tetap berkomitmen untuk menghancurkan kemampuan tempur Hamas di wilayah tersebut.

    Masalah dalam Pembicaraan

    Ada beberapa masalah yang masih diperdebatkan dalam pembicaraan.

    Antara lain adalah tawanan mana yang akan dibebaskan pada tahap pertama, berapa banyak tawanan Palestina yang akan dibebaskan, dan sejauh mana pasukan Israel akan menarik diri dari pusat-pusat populasi di Gaza.

    Sumber dari Hamas mengeklaim, kesepakatan sudah tercapai dan hanya menunggu persetujuan akhir dari Netanyahu.

    Pembicaraan ini berlangsung di tengah pertempuran sengit di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 46.000 warga Palestina tewas, sebagian besar di antaranya wanita dan anak-anak.

    Selain itu, ancaman dari Presiden AS terpilih Donald Trump bahwa jika kesepakatan penyanderaan belum tercapai sebelum pelantikannya, maka “persyaratannya akan semakin memburuk” memberikan tekanan lebih besar pada para negosiator.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Penyelidikan Besar Kebakaran di Los Angeles Diadakan Setelah Ribuan Terdampak

    Penyelidikan Besar Kebakaran di Los Angeles Diadakan Setelah Ribuan Terdampak

    Anda sedang menyimak laporan Dunia Hari Ini edisi Senin, 13 Januari 2025.

    Mari memulainya dari Amerika Serikat.

    Penyelidikan kebakaran Amerika

    Empat kebakaran besar terjadi di seluruh kota Amerika Serikat, dengan Kebakaran Palisades saat ini menjadi kebakaran paling merusak dalam sejarah kota tersebut.

    Kebakaran tersebut menewaskan sedikitnya 24 orang dengan ribuan penduduk dipaksa untuk mengungsi.

    Otoritas setempat akan mengatakan akan mencari tahu penyebab kebakaran, dengan melibatkan FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF).

    “Jika ini adalah tindakan kriminal … kita perlu meminta pertanggungjawaban dari siapa pun yang melakukan ini, atau kelompok mana pun,” ujar Sheriff Daerah Los Angeles Robert Luna.

    Lahan seluas 9.572 hektar telah terbakar dan persentase wilayah yang apinya dipadamkan masih di bawah 15 persen.

    Unjuk rasa di China menewaskan seorang siswa

    Dalam sebuah unjuk rasa, sekelompok orang bentrok dengan polisi di luar sekolah kejuruan di provinsi Shaanxi, barat laut China.

    Reuters memverifikasi bahwa bentrokan itu terjadi di kampus baru Pusat Pendidikan Kejuruan Kabupaten Pucheng.

    Tanggal kejadian tidak dapat dipastikan dari video tersebut.

    Rekaman tersebut memperlihatkan puluhan petugas polisi dengan perlengkapan anti huru hara mundur dari kerumunan yang marah yang melemparkan tongkat dan benda-benda lain ke arah mereka.

    Pihak berwenang Pucheng mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 5 Januari seorang siswa bermarga Dang meninggal di kampus sekolah setelah jatuh dari sebuah gedung.

    Tim investigasi gabungan yang dibentuk untuk menangani kasus tersebut tidak melihat kemungkinan tindak pidana apa pun.

    Upaya menjadikan apartheid gender kejahatan hukum internasional

    Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai mendesak pemimpin Muslim untuk mendukung upaya menjadikan apartheid gender sebagai kejahatan hukum internasional.

    Pada pertemuan puncak tentang pendidikan anak perempuan di komunitas Muslim di Pakistan kemarin, Malala mengatakan komunitas Muslim harus mempimpin perlawanan terhadap kebijakan Taliban.

    Khususnya kebijakan melarang gadis remaja bersekolah dan perempuan dari universitas.

    “Di Afghanistan, seluruh generasi anak perempuan akan dirampas masa depannya,” katanya dalam pidatonya di Islamabad.

    “Sebagai pemimpin Muslim, sekaranglah saatnya untuk bersuara, menggunakan kekuatan Anda.”

    Kesepakatan Gaza semakin tidak menentu

    Delegasi keamanan tingkat atas Israel tiba di Qatar kemarin untuk berdiskusi mengenai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza.

    Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ini menandakan sulitnya tercapai kesepakatan untuk membebaskan 98 sandera dan menghentikan perang.

    Kantor Netanyahu mengatakan pada Sabtu delegasi tersebut antara lain Kepala Mossad David Barnea, kepala dinas keamanan dalam negeri Shin Bet Ronen Bar dan kepala militer yang menangani penyanderaan, Nitzan Alon.

    Pejabat Israel dan Palestina mengatakan sejak Kamis beberapa kemajuan telah dicapai dalam perundingan tidak langsung antara Israel dan kelompok militan Hamas, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

    Kedua belah pihak merahasiakan rincian yang sedang dibahas.

  • Israel Pakai Uang Pajak Palestina untuk Bayar Utang Listrik Rp 8,8 T

    Israel Pakai Uang Pajak Palestina untuk Bayar Utang Listrik Rp 8,8 T

    Tel Aviv

    Israel berencana untuk menggunakan pendapatan pajak yang dikumpulkan atas nama Otoritas Palestina (PA) untuk membayar utang listrik PA sendiri, yang besarnya nyaris mencapai 2 miliar Shekel atau setara Rp 8,8 triliun.

    Utang listrik sebesar itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (13/1/2025), harus dibayarkan oleh Otoritas Palestina kepada Israel Electric Co (IEC), perusahaan listrik Israel yang dikelola negara.

    Israel selama ini memungut pajak atas barang-barang yang melewati Israel ke Tepi Barat atas nama Otoritas Palestina dan mentransfer pendapatannya ke Otoritas Palestina yang berkedudukan di Ramallah berdasarkan perjanjian jangka panjang antara kedua belah pihak.

    Sejak Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang kemudian memicu perang di Jalur Gaza, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menahan sejumlah dana pajak yang dialokasikan untuk biaya administrasi di Jalur Gaza.

    Dana yang dibekukan itu disimpan di Norwegia dan, menurut Smotrich dalam rapat kabinet pada Minggu (12/1), akan digunakan untuk membayar utang kepada IEC yang jumlahnya mencapai 1,9 miliar Shekel.

    “Prosedur ini diterapkan setelah beberapa tindakan anti-Israel dan termasuk pengakuan sepihak Norwegia atas negara Palestina,” kata Smotrich saat berbicara kepada para menteri kabinet pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    “Utang PA kepada IEC mengakibatkan tingginya pinjaman dan suku bunga, serta berdampak pada kredit IEC, yang pada akhirnya dialihkan kepada warga Israel,” ucapnya.

  • Hamas Selesaikan Rancangan Kesepakatan Gencatan Senjata di Jalur Gaza

    Hamas Selesaikan Rancangan Kesepakatan Gencatan Senjata di Jalur Gaza

    QATAR – Kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas, pada Sabtu (11/1) mengumumkan telah menyelesaikan rancangan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan menunggu persetujuan pihak Israel, yang mengindikasikan kemajuan dalam upaya mengakhiri konflik.

    Juru bicara kelompok Hamas, Jihad Taha, mengatakan kepada media pan-Arab yang berkantor di London, Al-Araby Al-Jadeed TV, bahwa sejumlah mediator telah menyelesaikan rancangan kesepakatan yang mencakup syarat-syarat gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

    Dia mengatakan Hamas menunggu perwakilan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Doha untuk menyetujui dan menandatangani kesepakatan tersebut.

    Laporan menyebutkan bahwa pembicaraan mengenai gencatan senjata telah mengalami kemajuan positif. Saluran televisi yang berkantor di Qatar, Al-Araby TV, mengutip pejabat Hamas, menyatakan negosiasi telah mendekati tahap akhir. Beberapa jam mendatang dianggap penting untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.

    Menurut Al Araby TV, pada tahap awal rancangan kesepakatan, Israel akan menarik pasukan dari beberapa titik tertentu, termasuk penyeberangan perbatasan Rafah di Gaza selatan dan bagian dari Koridor Philadelphi atau zona penyangga di perbatasan Gaza dan Mesir.

    Sepekan setelah gencatan senjata dimulai, tahanan akan dibebaskan, dan Israel akan mundur dari area yang telah disepakati. Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat diperkirakan mengadakan konferensi pers untuk mengungkapkan rincian kesepakatan, jadwal implementasi, dan tanggal dimulainya gencatan senjata.

    Presiden AS Joe Biden pada Kamis (9/1) memastikan bahwa telah ada kemajuan dalam mencapai kesepakatan. Sejak 7 Oktober 2023, tentara Israel melancarkan perang dan genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 46.500 korban jiwa, dengan mayoritas perempuan dan anak-anak, kendati Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera.

    Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di wilayah tersebut.

  • Sebut Israel Didasari Ideologi Sesat Zionis, Yahudi Yudaisme Taurat: Mereka adalah Nazi Masa Kini – Halaman all

    Sebut Israel Didasari Ideologi Sesat Zionis, Yahudi Yudaisme Taurat: Mereka adalah Nazi Masa Kini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Kelompok Yahudi Yudaisme Taurat menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk memutuskan semua hubungan dengan Israel.

    Mereka menyebut Israel terbentuk karena didasari “ideologi sesat” Zionisme.

    Lewat cuitan di X, Minggu (12/1/2025), kelompok tersebut mendesak semua negara untuk tidak membantu Israel lagi, bahkan tidak membiarkan warga Netanyahu memasuki wilayah mereka begitu saja.

    “Kami menyerukan kepada semua negara dan masyarakat untuk memutus semua hubungan dengan Israel dan Zionis.”

    “Jangan bantu mereka, jangan biarkan mereka masuk ke negara Anda.”

    “Karena jika mereka merasa Anda telah menunjukkan kelemahan sekecil apapun, mereka akan mencoba menghancurkan Anda, mendominasi Anda, dan memperbudak Anda,” kata kelompok tersebut.

    Kelompok Yahudi Yudaisme Taurat secara tegas membela Yudaisme sebagai agama yang sangat menentang dan tidak diwakili oleh Zionisme.

    Menurut mereka, Zionisme adalah ideologi yang mendirikan Israel atas darah orang-orang Yahudi yang bekerja sama dengan Nazi.

    Secara rinci, pernyataan kelompok itu menjelaskan, orang-orang Yahudi yang menentang Zionisme dikirim ke kamp-kamp kematian Nazi, dengan anggapan yang terus berlanjut hingga sekarang.

    “Ketika kaum Zionis melihat orang-orang Yahudi anti-Israel, hal pertama yang mereka katakan adalah: Hitler seharusnya membunuh kalian juga, kalian semua pantas mati di kamar gas,” tutur kelompok tersebut.

    “Zionis mendirikan negara (Israel) dengan menggunakan (alasan) korban Holocaust.”

    “Negara yang didirikan ini (Israel), didirikan atas rencana kotor Zionis dan darah kaum Yahudi,” lanjutnya.

    Sehari setelahnya, Senin (13/1/2025), Yahudi Yudaisme Taurat kembali membahas mengenai Israel.

    Kelompok itu mengunggah sebuah video di X, yang memperlihatkan Israel membuka tur bagi umum untuk melihat apa yang terjadi di Gaza.

    “Siapa saja yang mendukug Zionis harus menonton video ini. Perhatikan bagaimana Zionis yang Anda dukung menyaksikan pengeboman Gaza dari tempat yang tinggi, seolah-olah mereka sedang menonton film.”

    “Ketika tentara Israel melakukan genosida di Gaza, Zionis tanpa malu-malu menyelenggarakan tur bagi mereka yang ingin menontonnya.”

    “Kami tidak mengatakan tanpa alasan, Zionisme adalah Nazisme masa kini, karena mereka benar-benar Nazi masa kini.”

    “Tidak ada sedikit pun jejak hati nurani di hati para Zionis,” urai kelompok tersebut.

    Seruan ini muncul di tengah meningkatnya pengawasan publik terhadap Israel karena genosida di Gaza.

    Sejauh ini, jumlah total warga Palestina yang tewas sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, telah meningkat menjadi 46.565 orang.

    Sementara, 109.660 orang terluka, menurut laporan harian pada hari ke-464 agresi, dilansir Al Mayadeen.

    Militer Israel melakukan dua pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, yang mana 28 di antaranya mati syahid dan 89 korban luka tiba di rumah sakit dalam 48 jam, Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada Sabtu (11/1/2025).

    Gerakan global untuk mengakhiri genosida dan meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel atas kekejamannya di Jalur Gaza muncul tak lama setelah serangan massal dimulai pada 2023.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Netanyahu Telepon Biden, Beri Kabar Terbaru soal Gencatan Senjata di Gaza

    Netanyahu Telepon Biden, Beri Kabar Terbaru soal Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Netanyahu mengabarkan kepada Biden mengenai kabar terbaru negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza, terutama mengenai pembebasan sandera.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (13/1/2025), Netanyahu berbicara kepada Biden dalam sambungan telepon. Pernyataan itu disampaikan oleh kantor Biden.

    Dalam pembicaraan itu, Biden menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza. Selain itu, katanya, pembebasan sandera juga harus dilakukan untuk menghentikan pertempuran.

    “Menekankan perlunya segera gencatan senjata di Gaza dan pemulangan para sandera dengan lonjakan bantuan kemanusiaan yang dimungkinkan oleh penghentian pertempuran berdasarkan kesepakatan tersebut,” kata Biden yang disampaikan oleh kantornya.

    Sementara itu, Rusia mengungkap pembicaraan Netanyahu dengan Biden. Rusia menyebut Netanyahu memberi tahu Biden terkait perkembangan terkini mengenai kesepakatan pembebasan sandera.

    “Perdana Menteri berdiskusi dengan Presiden Amerika mengenai kemajuan dalam negosiasi pembebasan sandera kami dan memberi tahu beliau tentang mandat yang telah diberikannya kepada tim negosiasi di Doha, yang bertujuan untuk memajukan pembebasan sandera,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Kedua pemimpin tersebut berbicara setelah kantor Netanyahu mengumumkan bahwa Israel mengirimkan delegasi pejabat senior ke Qatar untuk negosiasi. Pengumuman itu menyusul pertemuan di Yerusalem dengan utusan Timur Tengah Presiden terpilih AS Donald Trump, Steve Witkoff, perwakilan Biden, dan pejabat senior Israel.

    Kantor Netanyahu mengonfirmasi kepada AFP pada hari Minggu (12/1) bahwa delegasi, yang meliputi kepala badan keamanan internal Mossad dan Shin Bet, telah tiba di Doha.

    (whn/whn)

  • Hamas Masih Ada, Sandera Belum Bebas, Israel Telan Kerugian Ekonomi Rp 1.102 di Perang Gaza – Halaman all

    Hamas Masih Ada, Sandera Belum Bebas, Israel Telan Kerugian Ekonomi Rp 1.102 di Perang Gaza – Halaman all

    Hamas Masih Ada, Sandera Belum Bebas, Israel Telan Kerugian Ekonomi Rp 1.102 di Perang Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Israel menderita kerugian besar dan belum juga mencapai target perang mereka di Jalur Gaza sejak melancarkan invasi militer darat ke wilayah kantung Palestina tersebut pada 7 Oktober 2023 silam.

    Dalam 16 bulan, kerugian ekonomi akibat perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza mencapai sekitar 250 miliar shekel ($67,57 miliar atau setara Rp 1.102 triliun) pada akhir tahun 2024, menurut sebuah laporan.

    Surat kabar bisnis Israel, Calcalist merilis angka tersebut pada hari Jumat yang mencerminkan perkiraan Bank Israel,

    Kerugian ekonomi itu mencakup biaya militer langsung, pengeluaran sipil, dan kerugian pendapatan, tetapi bukan dampak finansial sepenuhnya.

    Laporan tersebut menggambarkan biaya tersebut sebagai ” beban berat ” dan mengkritik “kegagalan” upaya perang, menyoroti perlunya peningkatan substansial dalam anggaran pertahanan Israel selama dekade berikutnya.

    Ketegangan anggaran telah memicu diskusi di Israel , khususnya mengenai realokasi pendapatan dari sumber daya gas alam di Mediterania, yang awalnya ditujukan untuk perawatan kesehatan dan pendidikan tetapi sekarang tampaknya dialokasikan untuk belanja pertahanan.

    Laporan itu juga menyebutkan rekomendasi terkini dari Komite Nagel , yang menyarankan tambahan 275 miliar shekel ($74 miliar) untuk pertahanan selama dekade berikutnya dengan peningkatan tahunan sebesar 27,5 miliar shekel ($7 miliar).

    Dua serdadu Israel (IDF) tampak membetulkan rantai tank tempur yang bermasalah. Perang banyak front yang berlarut secara nyata menguras ekonomi Israel sebagai dampak dari beban perang. (khaberni/tangkap layar)

    Komite mengusulkan untuk memperkuat sistem pertahanan udara berlapis-lapis milik Israel , termasuk Iron Dome dan sistem laser yang baru dioperasikan, di samping memperkuat perbatasan Lembah Jordan dengan penghalang yang dijaga ketat.

    Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 46.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Serangan tersebut telah menghancurkan daerah kantong itu dan risiko kelaparan meluas.

    Namun, di balik aksi genosida tersebut, Israel belum bisa mencapai target perang yang mereka ditetapkan di awal invasi, termasuk memberangus gerakan Hamas dan membebaskan para sandera Israel yang ditahan di Gaza.

    Keluarga sandera Israel yang ditawan oleh militan Palestina menyalakan Hanukkiah, sebuah kandil menorah bercabang sembilan yang digunakan pada hari raya Yahudi Hanukkah (AHMAD GHARABLI / AFP)

    Sandera Israel di Gaza Dikawal Brigade Bunuh Diri

    Terkait kondisi sandera Israel di Gaza, seorang pejabat senior Hamas mengklaim tanggung jawab pengamanan warga Israel yang disandera di Jalur Gaza diserahkan kepada brigade khusus yang disebut “brigade bunuh diri”.

    Brigade itu berisi para pejuang terlatih yang memang ditugaskan memastikan keamanan dan perlindungan bagi para sandera di tengah perundingan gencatan senjata Hamas-Israel.

    Saat diwawancarai Al Araby Al Jadeed, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu tidak mengungkapkan rincian tentang struktur dan metode brigade itu.

    Dia lalu menyinggung keputusan Hamas baru-baru ini perihal upaya untuk mendorong kemajuan perundingan gencatan senjata.

    Keputusan itu, misalnya kesepakatan untuk menambah sandera yang akan dibebaskan, adalah respons atas situasi buruk kemanusiaan yang dihadapi warga Gaza.

    “Kami tidak jauh dari perjanjian (gencatan senjata) jika [Perdana Menteri Israel] Benjamin Netanyahu menunjukkan respons positif atas isu gencatan senjatan senjata permanen dan penarikan mundur [pasukan Israel],” katanya.

    Dia mengatakan Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya ingin secepatnya mewujudkan perjanjian gencatan senjata.

    “Kami bernegosiasi dengan fokus yang jelas untuk memperluas kepentingan rakyat kami,” kata dia.

    Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, membidik sasaran. (Khaberni)

    Menurutnya, pemerintah Israel menekan Hamas agar bisa mendapatkan rincian identitas dan lokasi para sandera. Hal itu adalah bagian dari strategi intelijen Israel.

    Namun, Hamas dan sekutunya tetap teguh melawan setiap upaya untuk memanipulasi proses perundingan demi mendapatkan data intelijen.

    “Situasinya sudah jelas. Netayahu memainkan permainan berbahaya dengan nyawa para sandera, dan setiap keterlambatan dalam proses ini tidak bisa dibenarkan,” ujarnya.

    Kata dia, jika militer atau dinas intelijen Israel berhasil mendapatkan lokasi para sandera, Israel tidak akan mendapatkan para sandera itu hidup-hidup, kecuali kesepakat berhasil dicapai.

    “Bahkan, jika mereka bisa mengetahui lokasi sandera, peluang untuk memulangkan mereka hidup-hidup sangat kecil. Satu-satunya skenario yang bisa memungkinkan kembalinya mereka secara aman ialah dengan perjanjian yang dinegosiasikan.”

    Perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Selama beberapa hari terakhir digelar pembicaraan di Kota Doha, Qatar.

    Perundingan itu berfokus pada tahap pertama gencatan yang melibatkan pembebasan sandera.

    Poin yang paling penting ialah perihal “akhir perang”. Israel menyodorkan usul “penghentian operasi militer secara permanen” dan “penerapan ketenangan secara penuh”.

    Hamas menolak usul itu karena tidak jelas dan hanya menunjukkan penghentian pertempuran untuk sementara saja.

    Biden: Ada kemajuan nyata

    Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis menyebut ada “kemajuan nyata” dalam pembicaraan gencatan senjata Israel-Hamas.

    “Kita membuat sedikit kemajuan nyata, saya bertemu dengan para negosiator dari ini,” kata Biden di Gedung Putih, dikutip dari Al Arabiya.

    “Saya masih berharap kita bisa mewujudkan pertukaran tahanan.”

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim gencatan senjata dan pembebasan sandera “sudah sangat dekat”.

    Blinken berharap hal itu bisa terwujud sebelum Biden lengser dan pemerintahan dipegang oleh Donald Trump.

    Menurut dia, andaipun gencatan senjata itu belum bisa terwujud pada masa pemerintahan Biden, rezim selanjutnya akan mewujudkannya.

    Presiden AS Joe Biden (Instagram Joe Biden)

    Sandera mengeluh

    Seorang warga Israel yang disandera Hamas di Gaza mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintahan Netanyahu.

    Keluh kesahnya itu disampaikan lewat video yang diunggah sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, hari Sabtu, (4/1/2025).

    Dalam pernyataannya selaama 3,5 menit, sandera berama Liri Albag itu mengklaim kabinet Netanyahu ingin membunuh para sandera.

    “Kalian ingin membunuh kami?” tanya Elbag dikutip dari IRNA.

    Albag berusia 19 tahun. Sebelumnya, dia menjadi tentara perempuan yang bertugas memantau perbatasan Israel-Gaza.

    Dia mengkritik pemerintah Israel. Menurutnya, pembebasan sandera di Gaza bukanlah prioritas kabinet maupun militer Israel.

    Albag juga khawatir dunia mulai melupakan para sandera. Kata dia, keberlangsungan hidup sandera tergantung pada penarikan pasukan Israel dan upaya IDF untuk menjangkau sandera.

    “Jika orang-orang terkasih kalian disandera, akankah perang masih berlanjut?” tanya Albag.

    Perempuan itu meragukan komitmen Israel untuk mengakhiri perang di Gaza yang sudah berlangsung lebih dari setahun.

    Kemudian, dia menyampaikan pesan kepada Menteri Pertahanan Israel.

    “Lihatlah mata ayah saya dan beri tahu dia dan ibu saya bahwa mereka tak akan pernah memeluk anak perempuan mereka lagi,” katanya.

    “Anda tidak punya keberanian untuk melakukan itu. Saya sadar bahwa kami hanya pion dalam permainan Anda.”

    Di samping itu, dia berpesan kepada orang-orang yang berada di dalam kabinet Netanyahu.

    “Kalian tidak akan menyelamatkan kami melalui operasi militer, kalian tahu tak akan bisa.”

    “Ini pencarian yang menjengkelkan, dan kami dibombardir setiap hari. Bagaimana bisa seseorang tinggal di suatu tempat yang kalian bombardir, tanpa tempat berlindung?”

     

  • Neraka yang Dijanjikan Trump ke Gaza Terjadi di LA, Pakar: Tak Ada Sistem Air yang Mampu Tangani – Halaman all

    Neraka yang Dijanjikan Trump ke Gaza Terjadi di LA, Pakar: Tak Ada Sistem Air yang Mampu Tangani – Halaman all

    Neraka yang Dijanjikan Trump ke Gaza Terjadi di LA, Pakar: Tak Ada Sistem Air yang Mampu Tangani

     

    TRIBUNNEWS.COM – Kebakaran hutan terus berkobar sejak Rabu (8/1/2025) di California Selatan, sudah menewaskan sedikitnya 11 orang dan menghancurkan ribuan rumah per Minggu (12/1/2025).

    Saat tim pemadam kebakaran berupaya menghitung kerusakan dan menentukan penyebabnya, para ahli menduga kalau kombinasi berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, angin kencang, dan kondisi kekeringan, berkontribusi terhadap kerusakan hebat yang meluas.

     
    Tinjauan CNN terhadap laporan pemerintah dan wawancara dengan para ahli mengungkapkan kalau meskipun sistem air beroperasi dengan kapasitas penuh, kebakaran yang terjadi minggu ini akan sulit dikendalikan.

    Hal itu terutama karena angin kencang yang menghentikan upaya pemadaman kebakaran melalui udara.

    “Saya kira tidak ada sistem air di dunia yang mampu menangani kejadian seperti ini,” kata Greg Pierce, pakar sumber daya air di University of California.

    Meskipun pengaktifan penuh sistem air mungkin tidak sepenuhnya memadamkan api, para ahli yakin hal itu dapat membantu mengurangi kerusakan, berpotensi menyelamatkan beberapa rumah dan mengendalikan bara api di area tertentu.

    Kebakaran yang dipicu oleh angin kencang yang mencapai kecepatan 100 mph telah memaksa para pejabat untuk menyebut bencana itu sebagai “badai yang sempurna,” sehingga semakin sulit dikendalikan.

    Kombinasi yang tidak biasa dari kondisi kering, angin kencang, dan kebakaran terus-menerus di wilayah yang sama membuat kerusakan skala besar hampir tak terelakkan.

    Meskipun angin sedikit mereda pada hari Jumat, situasi masih berbahaya dengan kekeringan ekstrem yang memperburuk penyebaran api.

    Tim tanggap darurat beroperasi dengan sumber daya terbatas saat mereka memadamkan kebakaran besar di Malibu dan Pacific Palisades, tempat rumah-rumah mewah telah hangus terbakar.

    Wali Kota Los Angeles Karen Bass telah menjanjikan investigasi menyeluruh terhadap bencana tersebut, dan berjanji untuk mengevaluasi apa yang berhasil, apa yang tidak, dan meminta pertanggungjawaban individu atau lembaga.

    Warga di daerah yang terkena dampak menggambarkan pemandangan itu sebagai “akhir dunia,”.

    Seorang penyintas, Oren Waters, berdiri di depan rumahnya yang terbakar, dan menyebut kehancuran itu “tak terbayangkan.”

    Presiden AS Joe Biden membandingkan kehancuran itu dengan “zona perang” dan lokasi “operasi pengeboman.”

    Neraka yang Dijanjikan Trump di Gaza Malah Terjadi LA

    Bicara soal zona perang dan lokasi pengeboman, Presiden Terpilih AS, Donald Trump pernah mengancam akan menjadikan Gaza seperti nereka, terkait desakannya bagi gerakan pembebasan Palestina, Hamas, untuk menuruti syarat Israel di negosiasi gencatan senjata.

    Ancaman Trump ini terjadi tepat sehari sebelum kebakaran hebat di LA itu terjadi.

    Di Gaza, neraka yang dijanjikan Trump itu bukan sekadar pengeboman, namun juga pemutusan semua sumber kehidupan, termasuk air dan segala kebutuhan dasar penunjang hidup.

    Persis apa yang dijanjikan Trump di Gaza, ‘nereka’ yang digambarkan itu justru dilamai oleh Amerika Serikat Sendiri.

    Mengomentari berita tentang kebakaran hutan,  milisi yang didukung Iran di Irak merayakan insiden tersebut dengan menggunakan tagar #America is Burning.

    Mereka merayakan kebakaran hutan di Los Angeles sebagai salah satu tentara Allah dan pembalasan atas dukungan AS terhadap Israel.

    Beberapa orang berbagi video dan foto, disertai dengan ayat-ayat Al-Quran tentang “murka Allah terhadap para pelanggar hukum.”

    Seorang anggota senior gerakan Ansar Allah Houthi mengejek pernyataan Presiden terpilih Trump tentang pembebasan sandera di Gaza, dengan mengatakan: “Inilah neraka yang dijanjikan Trump.”

    Hukuman Tuhan Atas Dukungan AS Bagi Israel yang “Membakar Palestina”.

    Pada tanggal 9 Januari 2025, sebuah media menerbitkan komentar yang berjudul:

    “Kebakaran Hutan Melanda Negara Bagian California, Amerika, Menyebabkan Kerugian Miliaran Dolar bagi Geng Penguasa.”

    “Mereka mendukung kaum Yahudi dengan segala senjata mereka untuk membakar Palestina. Mereka mengalokasikan dana, kemampuan, dan peralatan untuk menghancurkan negara-negara Muslim. Mereka terus melakukan agresi, dan dengan sombong membanggakan: ‘Siapa yang lebih kuat dari kita?’ Selanjutnya, hukuman datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.”

    Setelah menggambarkan kebakaran hutan sebagai “prajurit Allah SWT,” yang cukup untuk mengingatkan “para hamba Setan” bahwa mereka hanyalah “serangga di hadapan murka Allah, Sang Pembalas!” tulisnya menambahkan.

    Yang lainnya, di Telegram membagikan foto dari luar angkasa yang memperlihatkan daerah-daerah di Los Angeles County yang dilalap api, dan menulis: 

    “Amerika sedang terbakar, semoga Allah menambah berkah-Nya.”

    “Puaskan Mata Anda dengan Kemarahan Amerika”

    Pada tanggal 9 Januari, sebuah grup  di Telegram membagikan video media arus utama tentang kebakaran hutan di California. 

    Dengan judul: “Amerika dan Perangnya terhadap Islam,” grup tersebut berkomentar: 
    “Puaskan mata kalian, rakyat kami di Palestina, rakyat kami di Gaza… Puaskan mata kalian dengan Amerika yang terbakar. Ini adalah pembalasan Allah kepada mereka yang memasok musuh kalian dengan rudal yang membunuh kalian.” 

    Postingan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa inilah yang menimpa “Amerika yang tiran dan arogan.” 

    Anggota Politbiro Houthi: “Inikah Neraka yang Diancam Trump?”

    Pada tanggal 8 Januari, seorang anggota Biro Politik Houthi Ansar Allah membagikan rekaman video di akun X miliknya tentang kebakaran hutan Los Angeles, yang masih berkobar. 

    Merujuk pada pernyataan terbaru di mana Presiden terpilih Trump mengatakan bahwa jika sandera Israel yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan sebelum ia menjabat pada tanggal 20 Januari, “semua neraka akan pecah.” 

    Pengguna tersebut berkomentar dengan nada mengejek: “Apakah ini neraka yang diancam Trump?”

    “Sekarang, Sesuai dengan Jam Surgawi, Amerika Sedang Terbakar”

    Pada tanggal 8 Januari, sebuah saluran Telegram yang berafiliasi dengan milisi yang didukung Iran di Irak membagikan sebuah unggahan yang menggambarkan sebuah gedung yang terbakar, dan gambar Abu Mahdi Al-Muhandis, wakil pemimpin Unit Mobilisasi Rakyat Irak (PMU), yang tewas dalam serangan udara AS pada bulan Januari 2020 di Baghdad. 

    Unggahan tersebut memperlihatkan Al-Muhandis sedang melihat jam tangannya, dengan teks yang berbunyi: “Sekarang, sesuai dengan jam surgawi, Amerika sedang terbakar.”

    Dalam pemandangan udara yang diambil dari helikopter ini, rumah-rumah yang terbakar terlihat dari atas selama kebakaran Palisades di wilayah Los Angeles, California pada 9 Januari 2025. Kebakaran hutan besar-besaran yang melanda seluruh lingkungan dan membuat ribuan orang di Los Angeles terpaksa mengungsi, masih belum dapat dikendalikan pada 9 Januari 2025. , kata pihak berwenang, ketika tentara Garda Nasional AS bersiap turun ke jalan untuk membantu memadamkan kekacauan. Sebagian besar kota terbesar kedua di Amerika Serikat itu hancur, asap menyelimuti langit dan bau menyengat memenuhi hampir setiap bangunan. (Photo by JOSH EDELSON / AFP) (AFP/JOSH EDELSON)

    Pendukung Hamas: “Los Angeles Tidak Memerlukan Banyak Bom GBU-31 yang Merusak”

    Pada tanggal 9 Januari, seorang pendukung Hamas dan kelompok jihad Suriah Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) mengunggah foto berdampingan yang membandingkan dampak kampanye militer Israel di Jabaliya di Jalur Gaza, dan wilayah Los Angeles setelah kebakaran hutan yang dahsyat.

    Ia menulis: “Los Angeles tidak membutuhkan banyak bom GBU-31 yang merusak seperti yang dipasok Washington ke Israel, tetapi perintah Allah telah datang kepadanya, dan itu sudah cukup.” 

    Mengutip sebuah ayat dari Al-Quran, ia menambahkan: “Amerika terbakar dengan kekuatan Allah… Neraka yang dijanjikan Trump untuk Gaza, Palestina, dan Timur Tengah melahap kota Los Angeles di Amerika.”

    Media Iran: “Ini adalah Api Neraka yang Nyata”

    Sebuah saluran Telegram yang mendukung “Poros Perlawanan” yang didukung Iran, menerbitkan komentar, menggunakan tagar #Amerika sedang terbakar. 

    Postingan tersebut berbunyi: “Ini adalah api neraka yang sesungguhnya. Trump mengatakan dia akan mengubah Timur Tengah menjadi neraka, sementara mereka tidak mampu memadamkan api yang berkobar, karena kerugian mereka mencapai miliaran dolar dalam waktu kurang dari 24 jam.” 

    Selain itu, saluran tersebut juga membagikan poster yang memperlihatkan Presiden terpilih Trump memegang bendera AS dan berteriak. Judul poster tersebut berbunyi: “Neraka sungguhan.”

    Petugas memadamkan kebakaran yang melanda wilayah Los Angeles, Amerika Serikat (AS). (Tangkapan layar AP News)

    Unggahan Israel Tuai Reaksi Keras

    Sebagai bentuk “solidaritas”, kedutaan besar Israel di Washington menyuarakan dukungan bagi para penduduk, tetapi pesan mereka mendapat reaksi keras di dunia maya.

    “Kami turut berduka cita kepada warga California Selatan karena kebakaran hutan terus berdampak pada masyarakat,” tulis kedutaan Israel di X. 

    “Israel menyatakan solidaritasnya kepada mereka yang terdampak, dan kami mengirimkan kekuatan kepada petugas pemadam kebakaran dan penanggap pertama yang bekerja tanpa lelah untuk melindungi jiwa dan rumah.”

    Hati kami bersama penduduk California Selatan saat kebakaran hutan terus berdampak pada masyarakat. 

    Israel menunjukkan solidaritas kepada mereka yang terdampak, dan kami mengirimkan kekuatan kepada petugas pemadam kebakaran dan penanggap pertama yang bekerja tanpa lelah untuk melindungi jiwa dan rumah.

    Kedutaan Besar Israel untuk AS (@IsraelinUSA),” begitu bunyi unggahan itu.

    Kini, pengguna media sosial justru mempertanyakan empati Israel mengingat perang yang sedang berlangsung di Gaza yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan.

    Israel telah menerima sekitar $26 miliar bantuan militer dari pemerintahan Biden. 
    Dana tersebut telah digunakan untuk menargetkan Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. 

    Perang yang sedang berlangsung tersebut telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Seorang pengguna menulis, “Anda membakar rumah sakit dan pengungsi melalui siaran langsung.”

    “Anda membakar rumah sakit dan pengungsi melalui siaran langsung” tulis Talha Ahmad (@talhaahmad967).

    Yang lain bertanya, “Mengapa jantung ini tidak berdetak untuk Palestina?”

    “Mengapa jantung ini tidak berdetak untuk Palestina?” tulis Radhika Bartender.

    “Anda mengirimkan pikiran??? Lol setelah AS mengirimi Anda miliaran dolar. Saya pikir mereka sekutu terbesar Anda lol. Rakyat AS harus bangun!!! Miliaran dolar dikirim ke Israel sementara rumah-rumah warga Amerika terbakar habis,” tulis sebuah komentar.

    Seseorang berkomentar, “Hati? Kamu tidak punya itu.”

    Sejak 7 Oktober, pemerintahan Biden telah mengirimkan lebih dari seratus bantuan militer, termasuk amunisi tank, bom, dan senjata ringan, ke Israel. 

    Pemerintah yang dipimpin Benjamin Netanyahu juga telah menerima senjata cepat dari persediaan AS. 

    AS juga setuju untuk menyewakan dua sistem pertahanan rudal Iron Dome ke Israel setelah serangan Hamas. 

    Pada April 2024, AS mempertimbangkan kesepakatan militer senilai $18 miliar dengan Israel, termasuk lima puluh jet tempur F-15. Israel juga membeli pesawat nirawak pengintai dari perusahaan-perusahaan AS yang lebih kecil.

    Kebakaran hutan yang melanda daerah Los Angeles telah menyebabkan kerusakan yang luas dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. 

    Petugas pemadam kebakaran bergerak maju saat angin mulai melemah, tetapi kebakaran baru di dekat perbatasan LA-Ventura telah memicu lebih banyak evakuasi.

    Seiring memburuknya kualitas udara, lingkungan sekitar terus menderita, dengan sekitar 10.000 bangunan hancur, terutama akibat Kebakaran Palisades dan Eaton. 
    Pemerintah Kabupaten LA telah meminta dukungan dari Garda Nasional dan memperingatkan tentang penjarahan di daerah yang terkena dampak, sementara dampak penuh dari kebakaran ini masih belum jelas.

     

    (oln/rntv/ndtv/*)