Tag: Benjamin Netanyahu

  • Menlu Israel Pilih Dukung Keputusan Gencatan Senjata di Gaza

    Menlu Israel Pilih Dukung Keputusan Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Kabinet pemerintahan Israel akan menggelar rapat pemungutan suara terkait rencana gencatan senjata di Gaza. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengaku memilih untuk mendukung gencatan senjata.

    Dilansir CNN, Sabtu (18/1/2025), pernyataan itu disampaikan Sa’ar dalam unggahan di akun Facebook miliknya. Sa’ar dan Ze’ev Elkin dari Kementerian Keuangan menjadi pejabat Israel yang secara terbuka menyampaikan dukungan terhadap rencana gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

    Rapat kabinet Israel ini dilakukan pada Jumat (17/1) malam waktu setempat. Belum diketahui hasil akhir dari pemungutan suara tersebut.

    Sejauh ini Menteri Keamanan Nasional Israel dari partai sayap kanan, Itamar Ben Gvir, mengancam akan menarik dukungan partainya terhadap koalisi pemerintahan Benjamin Netanyahu jika gencatan senjata di Gaza disetujui.

    Sa’ar mengakui mendapatkan banyak kritik atas sikap politiknya saat ini. Namun, ia menilai gencatan senjata di Gaza dilakukan untuk membebaskan warga Israel yang ditahan oleh Hamas.

    “Tanggung jawab bersama di antara rakyat Israel mengharuskan kita mengambil keputusan sulit ini,” tulis Sa’ar.

    Sa’ar juga menulis pandangannya mengenai kerja sama yang akan terjalin dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. Dia yakin kesepakatan gencatan senjata di Gaza akan didukung penuh pemerintahan Trump.

    (ygs/ygs)

  • Abaikan Sanksi DPR AS, Jaksa ICC Tegaskan Proses Hukum atas Tuduhan Kejahatan Perang Netanyahu – Halaman all

    Abaikan Sanksi DPR AS, Jaksa ICC Tegaskan Proses Hukum atas Tuduhan Kejahatan Perang Netanyahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan, kembali menegaskan keputusannya untuk mengajukan tuduhan kejahatan perang terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

    Dalam wawancara dengan Reuters, Khan menekankan bahwa Israel belum menunjukkan ‘upaya nyata’ untuk menyelidiki tuduhan kejahatan perang yang diarahkan pada pemimpin negara tersebut.

    Dengan keputusan Khan ini tentunya menjawab sanksi yang diberikan oleh DPR Amerika Serikat pekan lalu.

    Di mana pada saat itu, DPR AS memberikan suara untuk memberikan sanksi kepada ICC sebagai bentuk protes terkait surat penangkapan terjadap Netanyahu.

    Para legislator di majelis rendah Kongres AS meloloskan “Undang-Undang Penanggulangan Pengadilan yang Tidak Sah” dengan margin yang sangat besar, 243 berbanding 140, pada hari Kamis sebagai sinyal dukungan yang kuat bagi Israel.

    Sebanyak 45 anggota Demokrat bergabung dengan 198 anggota Republik dalam mendukung RUU tersebut. 

    Sanksi tersebut akan mencakup pembekuan aset properti, serta penolakan visa bagi warga negara asing yang secara material atau finansial memberikan kontribusi terhadap upaya pengadilan.

    “Amerika meloloskan undang-undang ini karena pengadilan yang tidak jujur ​​berusaha menangkap perdana menteri sekutu besar kita, Israel,” kata Perwakilan Brian Mast, ketua Partai Republik dari Komite Urusan Luar Negeri DPR, dikutip dari Al Jazeera.

    Khan menyebut tindakan tersebut sebagai sesuatu yang ‘tidak diinginkan dan tidak disambut baik’.

    Sebagai informasi, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Israel Yoav GallanT.

    Surat perintah penangkapan tersebut telah dikeluarkan oleh ICC pada bulan November lalu.

    Tuduhan ini mencakup dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi selama konflik di Gaza.

    Meski begitu, kantor Perdana Menteri Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Khan tersebut.

    Sebelum adanya pernyataan Khan, Israel secara konsisten menolak yurisdiksi ICC.

    Israel mengklaim ICC tidak memiliki kewenangan atas negaranya. 

    Selain itu, sekutu utama Israel yaitu AS yang juga bukan anggota ICC secara terbuka merasa tidak terima dengan surat yang dikeluarkan hakim kepada Netanyahu.

    Pengadilan Pilihan Terakhir Netanyahu

    Dalam wawancaranya, Khan menegaskan bahwa ICC berfungsi sebagai pengadilan pilihan terakhir.

    Tidak hanya itu, Khan menyoroti tindakan Israel yang hingga saat ini tidak melakukan penyelidikan atas tuduhan tersebut.

    “Kami di sini sebagai pengadilan pilihan terakhir dan…saat kita berbicara sekarang, kami belum melihat upaya nyata dari Negara Israel untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan yurisprudensi yang berlaku, yaitu penyelidikan terhadap tersangka yang sama untuk tindakan yang sama,” kata Khan, dikutip dari Al-Arabiya.

    Namun apabila Israel memilih untuk melakukan penyelidikan mandiri, Khan akan mengubah keputusannya.

    “Itu bisa berubah dan saya harap itu terjadi,” katanya dalam wawancara hari Kamis (16/1/2025).

    Menurutnya, investigasi domestik yang kredibel dapat membuat kasus tersebut dialihkan kembali ke sistem peradilan Israel berdasarkan prinsip pelengkap yang diadopsi ICC. 

    “Penyelidikan Israel dapat menyebabkan kasus tersebut dikembalikan ke pengadilan Israel berdasarkan apa yang disebut prinsip pelengkap. Israel masih dapat menunjukkan kesediaannya untuk melakukan penyelidikan, bahkan setelah surat perintah dikeluarkan,” katanya.

    Namun hingga kini, hal tersebut belum terjadi.

    Sebagai salah satu pengadilan permanen dunia yang menangani kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan agresi, ICC menghadapi tantangan besar dalam menjalankan yurisdiksinya. 

    Dengan 125 negara anggota, pengadilan ini tetap berpegang pada prinsip hukum internasional meski menghadapi penolakan dari negara-negara seperti Israel dan Amerika Serikat.

    Khan menyoroti bahwa Israel sebenarnya memiliki sistem hukum yang sangat maju.

    Namun sayangnya hingga saat ini, Israel belum melakukan upaya apapun dalam menyelidiki ini.

    “Pertanyaannya adalah apakah para hakim, jaksa, dan instrumen hukum tersebut telah digunakan untuk meneliti dengan benar tuduhan yang telah kita lihat di wilayah Palestina yang diduduki, di Negara Palestina? Dan saya pikir jawabannya adalah ‘tidak’,” tegasnya.

    Pernyataan ini muncul sehari setelah Israel dan kelompok Palestina Hamas mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza.

    Khan menyampaikan harapannya agar Israel mengambil langkah konkret untuk menyelidiki tuduhan ini, demi menunjukkan komitmen pada hukum internasional dan keadilan global.

    Konflik Palestina vs Israel

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 46.800 warga Palestina.

    Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Meski Dukung Netanyahu, Ben-Gvir Ancam Mundur dari Pemerintahan Jika Israel-Hamas Berdamai – Halaman all

    Meski Dukung Netanyahu, Ben-Gvir Ancam Mundur dari Pemerintahan Jika Israel-Hamas Berdamai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas yang melibatkan pertukaran tahanan disetujui.

    Ben-Gvir menegaskan bahwa meskipun ia mendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kesepakatan ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip pertahanan yang ia pegang.

    “Jika kesepakatan ini disetujui, kami akan meninggalkan pemerintah dengan berat hati,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Anadolu Ajansi.

    “Saya mencintai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan saya akan memastikan dia tetap menjabat, tetapi saya akan mengundurkan diri karena perjanjian ini sangat buruk,” tambahnya.

    Ben-Gvir mengkritik kesepakatan gencatan senjata tersebut.

    Menurutnya kesepakatan gencatan senjata 19 Januari itu akan melemahkan kemampuan pertahanan Israel, terutama di wilayah strategis seperti Koridor Philadelphia yang berbatasan dengan Gaza.

    “Kesepakatan ini akan menghancurkan keberhasilan perang,” jelasnya.

    “Saya tidak bisa mendukung perjanjian yang mengalahkan Israel dalam hal pertahanan dan keamanan.”

    Meskipun menentang kesepakatan tersebut, Ben-Gvir memastikan bahwa partainya, Otzma Yehudit, tidak akan menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.

    “Kami tidak akan menjatuhkan pemerintahan ini dan kami akan mendukungnya dari luar, tetapi kami tidak akan menjadi mitra dalam perjanjian yang mengalah,” tegasnya.

    Dengan enam kursi di Knesset dan tiga posisi menteri dalam kabinet, pengunduran diri Ben-Gvir dari pemerintahan tidak akan memberikan dampak besar terhadap jalannya pemerintahan.

    Hal ini mengingat mayoritas dukungan untuk pengesahan perjanjian tersebut masih ada di dalam Kabinet Keamanan dan pemerintahan Israel.

    Kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan Qatar pada Rabu (15/1/2025) bertujuan untuk mengakhiri lebih dari 15 bulan serangan mematikan Israel di Gaza, Al Jazeera melaporkan.

    Namun, kesepakatan ini tetap menjadi sumber ketegangan, terutama bagi anggota partai sayap kanan seperti Ben-Gvir yang merasa bahwa itu akan merugikan keamanan Israel.

    Pemerintah Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional akibat tindakan mereka di Gaza.

    Dalam hal ini, Ben-Gvir tetap mendukung Netanyahu, tetapi tetap menegaskan bahwa ia tidak bisa terlibat dalam kesepakatan yang dianggapnya merugikan negara.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Kabinet Keamanan Israel Setujui Gencatan Senjata di Gaza

    Kabinet Keamanan Israel Setujui Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Kabar gencatan senjata di Gaza terus menemukan titik terang. Kabinet keamanan Israel kini telah menyetujui kebijakan itu untuk diambil.

    “Setelah meninjau seluruh aspek politik, keamanan dan kemanusiaan, dan memahami bahwa kesepakatan yang diusulkan mendukung pencapaian tujuan perang, (kabinet keamanan) telah merekomendasikan agar pemerintah menyetujui kerangka kerja yang diusulkan,” kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilansir AFP, Sabtu (18/1/2025).

    Pengumuman itu disampaikan pada Jumat (17/1) pagi waktu setempat. Total 33 anggota kabinet Israel akan menggelar sidang pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

    Dilansir CNN, Presiden Israel Isaac Herzog menyambut terbuka sikap yang diambil kabinet keamanan Israel. Dia menyerukan pemulangan segera warga Israel yang telah disandera Hamas.

    “Saya tidak mempunyai ilusi – kesepakatan ini akan membawa tantangan besar dan momen menyakitkan serta menyakitkan yang harus kita atasi dan hadapi bersama,” katanya dalam sebuah postingan di X.

    Isaac menegaskan tiap warga Israel yang ditawan Hamas harus bisa dipulangkan. Langkah pemulangan para sandera itu akan dimulai pada Minggu (19/1) mendatang.

    (ygs/ygs)

  • Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu, Gelar Gencatan Senjata di Gaza Akhir Pekan Ini – Halaman all

    Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu, Gelar Gencatan Senjata di Gaza Akhir Pekan Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kabinet keamanan Israel sepakat menyetujui rencana PM Benjamin Netanyahu untuk menggelar gencatan senjata dengan milisi Hamas Palestina.

    Keputusan ini disahkan setelah semua anggota kabinet Israel menggelar pertemuan penting pada Jumat (17/1/2025) waktu setempat.

    Dalam pertemuan itu anggota kabinet sepakat menggelar gencatan senjata dengan mempertimbangkan aspek diplomatik, keamanan dan kemanusiaan, guna mendukung pencapaian tujuan perang.

    “Setelah memeriksa semua aspek politik, keamanan, dan kemanusiaan, dan memahami bahwa kesepakatan yang diusulkan mendukung tercapainya tujuan perang, kabinet keamanan merekomendasikan pemerintah menyetujui kesepakatan gencatan senjata,” kata juru bicara kantor PM Israel dikutip dari NPR.

    Sejauh ini Kantor perdana menteri tidak mengungkapkan siapa yang memilih untuk mendukung langkah tersebut.

    Akan tetapi sebelas anggota kabinet keamanan dilaporkan telah  menyetujui gencatan senjata dengan Hamas.

    Presiden Israel, Isaac Herzog, menyebut perjanjian itu sebagai “langkah yang tepat” dan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melanjutkannya.

    Sementara itu  Partai Zionisme Religius Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung kesepakatan tersebut.

    Hal serupa juga dilakukan oleh Partai Otzma Yehudit dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir keduanya

    Kendati masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani oleh kabinet, namun para pejabat mengatakan pada hari Jumat bahwa gencatan senjata dan pembebasan akan dimulai pada Ahad sesuai rencana.

    Kapan Gencatan Senjata Israel di Gelar

    Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari mendatang.

    Waktu gencatan senjata ini digelar beda sehari dengan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

    Menurut informasi yang beredar gencatan senjata ini akan terbagi dalam tiga fase, di mana setiap fase berlangsung selama 42 hari. Berikut poin – point setiap fase gencatan senjata .

    Fase Pertama 

    Hamas membebaskan 33 sandera termasuk warga sipil dan tentara perempuan, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun.
    Israel membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara perempuan.
    Penghentian pertempuran, pasukan Israel bergerak keluar dari daerah berpendudukan ke pinggiran Jalur Gaza.
    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah, lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza.
    Pada tahap pertama, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke sisa-sisa rumah mereka saat bantuan masuk.

    Fase Kedua

    Deklarasi “Ketenangan berkelanjutan”. Pengumuman kembalinya ketenangan yang berkelanjutan atau penghentian operasi militer dan permusuhan.
    Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Fase Ketiga

    Jenazah sandera Israel yang telah meninggal ditukar dengan jenazah pejuang Palestina yang telah meninggal.
    Pelaksana rencana rekonstruksi di Gaza yang akan dilakukan di bawah pengawasan internasional
    Penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Analisis: Israel Frustasi Tak Bisa Menang di Gaza – Halaman all

    Analisis: Israel Frustasi Tak Bisa Menang di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel frustrasi karena ketidakmampuannya mengamankan kemenangan di Gaza.

    Hal tersebut menurut Analisis Menachem Klein, dosen senior di Universitas Bar-Ilan di Israel.

    Dirinya mengatakan bahwa pemerintah Israel dan militernya masih mengharapkan kemenangan di Gaza

    Namun mereka tidak dapat mencapainya.

    “Israel terutama tentara dan pemerintah sedang mencari kemenangan. Dan mereka tidak dapat mencapainya,” kata Klein,mengutip Al Jazeera, Jumat (17/1/2025).

    Dirinya menyebut terdapat kesenjangan besar antara tujuan perang yang diajukan dan dipertahankan Israel selama perang, dan kesepakatan yang dicapai dengan Hamas.

    “Israel tidak memenangkan perang dan sedang berusaha untuk menemukan beberapa pencapaian, tentu saja selama risalah, hari-hari terakhir putaran perang ini. Itu saja. Israel frustrasi,” katanya.

    Klein menceritakan bagaimana aktivis sayap kanan menggantungkan spanduk di Yerusalem dan menyatakan ‘ini bukanlah kemenangan’.

    Pesan tersebut diberikan kepada Netanyahu dan deklarasinya selama 15 bulan terakhir perang di Gaza.

    “Kami tidak akan berhenti sampai kemenangan,” bunyi pesan lainnya.

    Gencatan Senjata

    Di sisi lain Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pengembalian sandera telah tercapai, Jumat, (17/1/2025).

    Sebelumnya, kantor Netanyahu sempat berujar ada kendala pada menit-menit terakhir dalam perjanjian gencatan senjata.

    Dikutip dari kantor berita Associated Press, Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Akan diadakan pemungutan suara untuk menyetujui gencatan senjata.

    Times of Israel melaporkan pihak yang menolak akan diberi kesempatan 1 x 24 jam untuk mengajukan petisi ke Mahkamah Agung.

    Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir menjadi salah satu pihak yang bersikeras menolak gencatan senjata. Dia bahkan mengancam akan mengundurkan diri jika kabinet menyetujui gencatan senjata.

    Meski demikian, menurut The New York Times, ancaman Ben Gvir itu tidak akan bisa membatalkan gencatan senjata. Netanyahu masih akan didukung mayoritas anggota parlemen (62 kursi).

    Israel sempat menunda kesepakatan itu dan menyebut adanya perselisihan dengan Hamas pada menit-menit terakhir.

    Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan satuan tugas khusus untuk menerima kembalinya para sandera dari Gaza. Keluarga sandera juga telah diberi tahu bahwa kesepakatan itu telah tercapai.

    Di Israel, perdana menteri sayap kanan itu telah didesak untuk menyepakati gencatan senjata guna mengembalikan para sandera.

    Sementara itu, kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa tim negosiasi Israel dan Hamas di Kota Doha, Qatar, telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Febri)

  • Daftar 33 Nama Sandera Israel yang Diperkirakan Akan Dibebaskan pada Tahap Pertama Gencatan Senjata – Halaman all

    Daftar 33 Nama Sandera Israel yang Diperkirakan Akan Dibebaskan pada Tahap Pertama Gencatan Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Unit koordinasi sandera dan orang hilang milik pemerintah Israel merilis daftar 33 sandera yang akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Dilansir The Times of Israel, mereka yang ada dalam daftar tersebut, akan dibebaskan selama periode 42 hari gencatan senjata.

    Mereka adalah wanita, anak-anak, lansia, dan orang sakit.

    Sebagian besar dari mereka diperkirakan masih hidup.

    Israel akan menerima laporan status lengkap dari semua orang yang ada dalam daftar tersebut, tujuh hari setelah gencatan senjata diberlakukan.

    Beberapa laporan media yang belum dikonfirmasi menyebutkan, Israel bersikeras agar yang masih hidup di antara 33 sandera tersebut, dibebaskan terlebih dahulu.

    Kemudian, diikuti pengembalian jenazah mereka yang sudah meninggal.

    Urutan pembebasan belum diketahui secara pasti.

    Identitas sandera yang akan dibebaskan diharapkan akan diumumkan 24 jam sebelum setiap tahap pembebasan.

    Jadwal pembebasan akan mencakup tiga sandera yang dikembalikan pada hari pertama gencatan senjata dan empat sandera lainnya pada hari ketujuh.

    Para pengunjuk rasa berkumpul di luar Kirya, markas militer Israel, di Tel Aviv, untuk mendesak pemerintah menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, 16 Januari 2025. (Gerakan Pro-Demokrasi/Yael Gadot)

    Selanjutnya, tiga sandera akan dibebaskan setiap minggu selama empat minggu berturut-turut.

    Pada minggu terakhir, yang merupakan minggu keenam dari fase pertama, 14 sandera akan dikembalikan.

    Daftar ini hampir identik dengan daftar yang diterbitkan oleh kantor berita Yedioth Ahronoth awal bulan ini, setelah Hamas tampaknya membocorkan dokumen berisi nama-nama tersebut.

    Berikut daftar 33 sandera yang diperkirakan akan dibebaskan

    12 wanita dan anak-anak, yaitu:

    Romi Gonen, 23
    Emily Damari, 27
    Arbel Yehud, 29
    Doron Steinbrecher, 31
    Ariel Bibas, 5
    Kfir Bibas, 2
    Shiri Silberman Bibas, 33
    Liri Albag, 19
    Karina Ariev, 20
    Agam Berger, 21
    Danielle Gilboa, 20
    Naama Levy, 20

    11 pria lanjut usia, yaitu:

    Ohad Ben-Ami, 58
    Gadi Moshe Musa, 80
    Keith Siegel, 65
    Ofer Calderon, 54
    Eli Sharabi, 52
    Itzik Elgarat, 70
    Shlomo Mansur, 86
    Ohad Yahalomi, 50
    Oded Lifshitz, 84
    Tsahi Idan, 50

    11 pria di bawah 50 tahun, yaitu:

    Hisyam al-Sayed, 36
    Halaman Bibas, 35
    Sagui Dekel-Chen, 36
    Yair Tanduk, 46
    Omer Wenkert, 23
    Sasha Trufanov, 28
    Eliya Cohen, 27
    Atau Retribusi, 34
    Avera Mengistu, 38
    Tal Shoham, 39
    Omer Shem-Tov, 22

    PM Israel: Pembebasan sandera Gaza diperkirakan akan dimulai hari Minggu

    Pembebasan sandera yang ditawan di Gaza diperkirakan akan dimulai pada hari Minggu (19/1/2025), kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat (17/1/2025), mengutip The New Arab.

    “Berdasarkan persetujuan kabinet dan pemerintah, serta pelaksanaan perjanjian, pembebasan sandera dapat dilanjutkan sesuai dengan kerangka kerja yang direncanakan, dengan para sandera diharapkan akan dibebaskan paling cepat pada hari Minggu,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Kesepakatan gencatan senjata kali ini diumumkan pada hari Rabu setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS.

    Kesepakatan tersebut, menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap.

    Puluhan tawanan Israel oleh Hamas termasuk wanita, anak-anak, orang tua, dan orang sakit akan dibebaskan sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

    Langkah ini membuka jalan bagi lonjakan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, tempat mayoritas penduduk telah mengungsi, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kedinginan akibat pengepungan dan serangan Israel yang membabi buta, yang telah menewaskan lebih dari 46.000 orang.

    (Tribunnews.com)

  • Gencatan Senjata di Gaza Buah Kesabaran Rakyat Palestina, Waspadai Israel Ingkar Janji – Halaman all

    Gencatan Senjata di Gaza Buah Kesabaran Rakyat Palestina, Waspadai Israel Ingkar Janji – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel telah terjadi.

    Gencatan senjata antara Hamas dan Israel akan mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025).

    Kesepakatan gencatan senjata itu sebelumnya telah dikonfirmasi pejabat Israel, Hamas, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar.

    Organisasi Free Palestine Network (FPN) menyambut gembira kabar gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

    Menurut Sekjen FPN, Furqan AMC gencatan senjata ini adalah kemenangan rakyat Palestina.

    “Gencatan senjata ini adalah buah kesabaran revolusioner rakyat dan pejuang Palestina yang pantang menyerah melawan penjajah zionis Israel,” ungkap Furqan, Jumat (17/1/2025) kepada Tribunnews.

    “Praktik genosida dan bumi hangus penjajah zionis Israel tidak bisa mematahkan tekad dan perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka,” tegas Furqan.

    Lebih lanjut, Furqan menyebut sesumbar Netanyahu yang ingin menghancurkan perlawanan Palestina telah gagal total.

    Bahkan, dukungan rakyat Palestina bagi para pejuang mereka semakin kuat meskipun mereka menanggung derita oleh serangan Israel.

    “Meskipun didukung penuh Amerika dan sekutu-sekutunya, penjajah zionis Israel tidak berhasil mencapai tujuan perangnya.”

    “Zionis Israel menyerah menghadapi kesabaran dan kegigihan perjuangan rakyat Palestina,” jelas Furqan.

    Waspadai Israel Ingkar Janji

    Sementara itu Ketua Dewan Pakar FPN, Dina Yulianti mengatakan daya tawar Palestina yang tinggi di perundingan juga didukung oleh serangan dan dukungan yang konsisten dari front perlawanan di Yaman, Lebanon, Irak, dan Iran.

    Selain tentunya juga dukungan solidaritas publik seluruh dunia.

    Meski begitu, pakar Asia Barat/Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran ini mengingatkan agar dunia tetap memberi perhatian karena Israel belum bisa dipercaya sepenuhnya.

    Hal itu karena jejak rekamnya yang sering melanggar gencatan senjata dan mengabaikan hukum internasional.

    “Belum 24 jam setelah pengumuman gencatan senjata, Israel kembali mengebom rakyat Gaza.”

    “Ketika di Lebanon Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah 27 November 2024 lalu, lebih 500 kali Israel melanggar gencatan senjata dengan tetap membom desa-desa dan kota di Lebanon selatan,” jelas Dina.

    Serangan Israel Pasca-Pengumuman Gencatan Senjata

    Sementara itu tim medis di Gaza melaporkan bahwa 30 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.

    Serangan ini terjadi hanya dalam beberapa jam setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

    Pasukan Israel menyerang beberapa wilayah seperti di utara Jalur Gaza, Sheikh Radwan dan Kamp Bureij.

    Al Jazeera melakporkan terjadi serangan di sebuah rumah dekat Gedung Serikat Insinyur di utara Jalur Gaza pada Rabu (15/1/2025) malam, waktu setempat.

    Serangan tersebut menewaskan 18 warga Gaza.

    Kemudian serangan juga terjadi di Sheikh Radwan.

    Badan Pertahanan Sipil Palestina melaporkan telah menemukan 12 jenazah di lingkungan tersebut.

    Serangan juga terjadi di Gaza tengah, tepatnya di Kamp Bureij.

    Lima orang tewas akibat serangan drone Israel yang menargetkan sekelompok orang di daerah Karaj.

    Jumlah korban tewas terus meningkat sejak fajar pada hari Rabu, di tengah kegelisahan warga Palestina yang kembali berlindung di tenda-tenda setelah sebelumnya sempat merayakan berita kesepakatan gencatan senjata.

    Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan dari Deir el-Balah, Gaza tengah, bahwa suasana perayaan yang sempat terjadi berubah menjadi kekhawatiran mendalam.

    “Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan – sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan,” katanya.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Farrah Putri)

  • Video PM Israel Netanyahu Sebut Hamas Berulah Tunda Gencatan Senjata Gaza: Krisis di Menit Terakhir – Halaman all

    Video PM Israel Netanyahu Sebut Hamas Berulah Tunda Gencatan Senjata Gaza: Krisis di Menit Terakhir – Halaman all

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim tindakan Hamas menghambat persetujuan gencatan senjata yang berlaku pada Minggu (19/1/2025).

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 11:06 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim tindakan Hamas menghambat persetujuan gencatan senjata yang dijadwalkan berlaku pada Minggu (19/1/2025).

     Pada Kamis (16/1/2025) sore, Netanyahu menyatakan rincian gencatan senjata masih perlu diselesaikan.

    Ia menambahkan Hamas mencampuri negosiasi di menit-menit terakhir.

    Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Joe Biden dan mediator utama dari Qatar mengumumkan kesepakatan telah dicapai.

    “Hamas mengingkari kesepakatan dan menciptakan krisis di menit-menit terakhir yang menghalangi tercapainya kesepakatan,” kata PMO dikutip dari Times Of Israel.

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • BREAKING NEWS: PM Israel Netanyahu Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    BREAKING NEWS: PM Israel Netanyahu Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    Benjamin Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Lalu, pemerintah Israel akan menyepakati gencatan senjata.

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 09:50 WIB |
    Diperbarui: Jumat, 17 Januari 2025 09:50 WIB

    khaberni/HO

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu 

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pengembalian sandera telah tercapai, Jumat, (17/1/2025).

    Sebelumnya, kantor Netanyahu sempat berujar ada kendala pada menit-menit terakhir dalam perjanjian gencatan senjata.

    Dikutip dari kantor berita Associated Press, Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Lalu, pemerintah Israel akan menyepakati gencatan senjata.

    Israel sempat menunda kesepakatan itu dan menyebut adanya perselisihan dengan Hamas pada menit-menit terakhir.

    Berikut isi kesepakatan gencatan senjata.

    Tahap Pertama

    Durasinya adalah 42 hari
    Hamas-Israel menghentikan sementara operasi militer, Israel menarik pasukan ke arah timur dan menjauh dari daerah berpenduduk ke daerah di sepanjang perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk Wadi Gaza, 700 meter sebelum perbatasan, berdasarkan peta pra-7 Oktober 2023
    Israel menghentikan sementara aktivitas udara untuk keperluan militer dan pengintaian di Jalur Gaza selama 10 jam per hari, dan 12 jam pada hari-hari pembebasan tahanan
    Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan sekitar 1.000 tahanan setelah 7 Oktober 2023.

    Pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggalnya dan penarikan pasukan Israel dari Wadi Gaza

    Setelah pembebasan 7 tahanan Israel, pasukan Israel akan mundur seluruhnya pada hari ke-7, mulai dari Jalan Al-Rashid di timur ke Jalan Salah Al-Din, dan membongkar semua situs militer di area ini. Proses pemulangan pengungsi dimulai, Israel menjamin kebebasan bergerak warga di seluruh sektor, serta masuknya bantuan kemanusiaan melalui Jalan Al-Rashid sejak hari ke-1 tanpa hambatan
    Pada hari ke-22, pasukan Israel mundur dari pusat Jalur Gaza, terutama dari Poros Netzarim dan Bundaran Kuwait, ke daerah yang dekat dengan perbatasan, dan instalasi militer dibongkar seluruhnya. Para pengungsi terus kembali ke tempat tinggal mereka, dan diberi kebebasan bergerak di seluruh wilayah Jalur Gaza
    Pada hari ke-7, penyeberangan Rafah dibuka dan bantuan kemanusiaan, bahan bantuan, dan bahan bakar dalam jumlah yang cukup masuk melalui 600 truk setiap hari, 50 di antaranya mengangkut bahan bakar, dan 300 truk menuju ke utara Jalur Gaza

    Pertukaran tahanan

    Hamas membebaskan 33 tahanan Israel (hidup atau mati), termasuk perempuan sipil, tentara, anak-anak di bawah usia 19 tahun, orang lanjut usia (di atas 50 tahun), serta warga sipil yang terluka dan sakit. Untuk setiap tahanan Israel, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina dari penjara dan pusat penahanan Israel
    Sebagai imbalan atas pembebasan 30 tahanan Palestina yang lanjut usia dan sakit dari penjara pendudukan, Hamas akan membebaskan semua tahanan Israel yang masih hidup, termasuk warga sipil lanjut usia, yang sakit dan terluka.
    Israel membebaskan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan dan dibebaskan oleh Hamas.

    Jadwal pertukaran tahanan tahap 1

    Pada hari ke-1, Hamas membebaskan 3 tahanan sipil Israel, dan pada hari ke-7 membebaskan 4 tahanan lainnya. Hamas membebaskan 3 tahanan Israel setiap 7 hari dan membebaskan semua tahanan yang masih hidup, sebelum mengembalikan jenazah.
    Pada hari ke-42, Israel membebaskan 47 tahanan Palestina yang dipenjarakan kembali setelah pembebasan mereka pada tahun 2011.
    Jika jumlah tahanan Israel yang masih hidup yang dibebaskan tidak mencapai 33, jumlah sisa tahanan tubuh akan selesai. Sebagai imbalannya, pada hari ke-42, Israel membebaskan semua perempuan dan anak-anak yang ditangkap dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.
    Proses pertukaran terkait dengan sejauh mana kepatuhan terhadap ketentuan perjanjian, termasuk penghentian operasi militer di kedua sisi, penarikan pasukan pendudukan, kembalinya pengungsi, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

    Israel dilarang menangkap kembali tahanan Palestina yang dibebaskan dengan tuduhan yang sama seperti saat mereka ditangkap sebelumnya, dan mereka tidak akan ditangkap kembali untuk menjalani sisa hukumannya.
    Tahanan Palestina tidak akan diminta menandatangani dokumen apa pun sebagai syarat pembebasan mereka.
    Kriteria yang ditetapkan untuk pertukaran tahanan dan narapidana pada tahap pertama tidak akan digunakan sebagai dasar pertukaran pada perjanjian tahap kedua.
    Perundingan tidak langsung antara kedua belah pihak mengenai syarat-syarat pelaksanaan perjanjian tahap kedua dimulai selambat-lambatnya pada hari ke-16 sejak berlakunya perjanjian, dan kesepakatan harus dicapai sebelum hari ke-35 perjanjian tahap pertama.

    Tahap Kedua

    Durasinya adalah 42 hari
    Ketenangan berkelanjutan, Hamas-Israel menghentikan secara permanen operasi militer dan aktivitas permusuhan, dan dimulainya kembali pertukaran tahanan antara kedua belah pihak, termasuk semua pria Israel yang masih hidup dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang disepakati.
    Pasukan Israel akan mundur sepenuhnya dari Jalur Gaza.

    Tahap Ketiga

    Durasinya adalah 42 hari
    Pertukaran jenazah dan sisa-sisa orang mati yang ditemukan oleh kedua belah pihak setelah mencapai dan mengidentifikasi mereka.
    Implementasi rencana rekonstruksi Jalur Gaza dalam jangka waktu 3-5 tahun dimulai, termasuk perumahan, bangunan sipil, dan infrastruktur, selain kompensasi bagi semua yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi yang mensponsori perjanjian tersebut.
    Membuka seluruh perlintasan dan memberikan kebebasan pergerakan orang dan barang.

    PBB, badan-badannya, dan organisasi internasional lainnya melanjutkan pekerjaan mereka dalam menyediakan layanan kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Proses implementasi perjanjian tersebut akan diawasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

    (Tribunnews.com/Febri/Yunita/)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini