Tag: Benjamin Netanyahu

  • Gencatan Senjata Resmi Dimulai, Begini Kondisi Terkini Israel dan Gaza

    Gencatan Senjata Resmi Dimulai, Begini Kondisi Terkini Israel dan Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gencatan senjata di Gaza resmi dimulai setelah sempat terjadi penundaan oleh pihak Israel. Hal ini ditandai dengan dipulangkannya tiga sandera Israel dan warga Palestina kembali ke lingkungan mereka yang hancur pada Minggu (19/1/2025).

    Di Tel Aviv, ratusan warga Israel bersorak dan menangis di sebuah alun-alun di luar markas pertahanan saat siaran langsung dari Gaza menampilkan ketiga sandera tersebut naik ke dalam kendaraan Palang Merah yang dikelilingi oleh pejuang Hamas.

    Militer Israel mengonfirmasi bahwa Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari telah dipertemukan kembali dengan ibu mereka dan merilis video yang menunjukkan mereka dalam kondisi sehat. Damari, yang kehilangan dua jari ketika diculik, tersenyum dan memeluk ibunya sambil mengangkat tangan yang dibalut perban.

    “Romi, Doron, dan Emily – seluruh bangsa memeluk kalian. Selamat pulang,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melalui telepon kepada seorang komandan, dilansir dari Reuters.

    Pusat Medis Sheba melaporkan bahwa ketiga wanita tersebut dalam kondisi stabil. Mereka adalah bagian dari lebih dari 250 orang yang diculik dan 1.200 orang yang tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, menurut Israel.

    Adapun Lebih dari 47.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak saat itu, menurut pejabat medis di Gaza, dengan hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang menjadi tunawisma. Sekitar 400 tentara Israel juga tewas.

    Gencatan senjata ini menyerukan penghentian pertempuran, pengiriman bantuan ke Gaza, dan pembebasan 33 dari hampir 100 sandera Israel dan asing yang tersisa dalam fase pertama selama enam minggu dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel. Banyak dari sandera tersebut diyakini telah meninggal.

    Di Gaza bagian utara, warga Palestina menelusuri lanskap yang hancur penuh dengan puing-puing dan logam yang bengkok, sisa dari pertempuran paling intens dalam perang ini.

    “Rasanya seperti akhirnya menemukan air setelah tersesat di padang pasir selama 15 bulan,” kata Aya, yang mengaku telah mengungsi dari rumahnya di Gaza City selama lebih dari setahun.

    Di Tepi Barat yang diduduki Israel, bus-bus menunggu pembebasan tahanan Palestina dari penahanan Israel. Hamas mengatakan kelompok pertama yang dibebaskan dalam pertukaran untuk para sandera termasuk 69 wanita dan 21 remaja laki-laki.

    Fase pertama gencatan senjata ini berlaku setelah penundaan tiga jam di mana pesawat dan artileri Israel menyerang Jalur Gaza. Serangan di menit-menit terakhir tersebut menewaskan 13 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

    Israel menyalahkan Hamas karena terlambat menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan dan menyatakan bahwa mereka telah menyerang teroris. Hamas menyebutkan bahwa keterlambatan dalam memberikan daftar tersebut disebabkan oleh masalah teknis.

    “Hari ini senjata di Gaza telah diam,” kata Presiden AS Joe Biden pada hari terakhir masa jabatannya, menyambut gencatan senjata yang sulit dicapai melalui diplomasi AS selama lebih dari setahun.

    “Ini adalah perjalanan panjang,” kata Biden. “Tetapi kita mencapai titik ini hari ini karena tekanan yang dibangun Israel pada Hamas, yang didukung oleh Amerika Serikat.”

    Bagi Hamas, gencatan senjata ini bisa menjadi kesempatan untuk muncul dari persembunyian setelah 15 bulan. Polisi Hamas yang berpakaian seragam biru segera dikerahkan di beberapa wilayah, dan para pejuang bersenjata mengendarai kendaraan melalui kota Khan Younis di selatan, di mana kerumunan bersorak, “Salam kepada Brigade Al-Qassam,” sayap bersenjata kelompok tersebut.

    “Semua faksi perlawanan tetap ada meskipun ada Netanyahu,” kata seorang pejuang kepada Reuters.

    Pemerintahan Gaza Pascaperang

    Belum ada rencana rinci untuk memerintah Gaza setelah perang, apalagi untuk membangunnya kembali. Kembalinya Hamas akan menguji kesabaran Israel, yang telah menyatakan akan melanjutkan pertempuran kecuali kelompok militan tersebut benar-benar dibongkar.

    Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengundurkan diri dari kabinet karena gencatan senjata ini, meskipun partainya menyatakan tidak akan mencoba menjatuhkan pemerintahan Netanyahu. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, tokoh garis keras lainnya, tetap di pemerintahan tetapi menyatakan akan mundur jika perang berakhir tanpa penghancuran total Hamas.

    Gencatan senjata ini berlaku pada malam pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump. Penasihat keamanan nasional Trump, Mike Waltz, mengatakan jika Hamas melanggar kesepakatan, Amerika Serikat akan mendukung Israel “melakukan apa yang harus dilakukan.”

    “Hamas tidak akan pernah memerintah Gaza. Itu sepenuhnya tidak dapat diterima,” katanya.

    (luc/luc)

  • Gencatan Senjata di Gaza Terwujud Usai Terhambat Daftar Sandera

    Gencatan Senjata di Gaza Terwujud Usai Terhambat Daftar Sandera

    Gaza

    Gencatan senjata di Gaza, Palestina, terwujud hari ini. Gencatan senjata di Gaza sempat terhambat daftar sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas.

    Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025), gencatan senjata ini disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Hal ini menjadi langkah awal dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza.

    Perang besar di Gaza meletus sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangannya di Gaza dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

    Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang yang mayoritas merupakan perempuan dan anak. Ada ratusan ribu orang yang terluka akibat serangan itu. Jutaan penduduk Gaza juga terpaksa mengungsi akibat perang.

    Gencatan senjata di Gaza rencananya dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat, Minggu (19/1). Namun, pelaksanaannya terhambat penyerahan daftar tiga sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian kesepakatan dengan Israel.

    Hamas sendiri telah menyatakan komitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Hamas menyatakan anggotanya berkomunikasi secara fisik melalui utusan. Hal itu disebut membutuhkan waktu untuk menyetujui nama-nama dan lokasi para sandera ketika pesawat militer Israel masih berada di atas mereka.

    Menurut rencana, Hamas akan membebaskan tiga tawanan perempuan yang masih hidup sebagai ganti 95 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak. Pertukaran akan dimulai setelah pukul 4 sore hari pertama gencatan senjata. Pembebasan tawanan akan difasilitasi oleh Palang Merah.

    Israel Serang Gaza Selama Penundaan Gencatan Senjata

    Foto: Ilustrasi asap membubung di Gaza akibat serangan Israel (AFP/JOHN WESSELS)

    Israel sebenarnya telah menarik sejumlah pasukannya dari Rafah yang terletak di selatan Gaza menjelang gencatan senjata. Pasukan Israel menuju ke daerah yang disebut koridor Philadelphi, di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

    Namun, Israel tetap menyerang wilayah utara dan tengah Gaza. Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1), Israel meluncurkan serangan artileri dan serangan udara di Khan Younis selatan dan Nuseirat tengah meski telah masuk waktu gencatan senjata yang disepakati.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan gencatan senjata tak akan terlaksana sebelum Hamas menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan.

    “Tentara Israel terus bersiap untuk pertahanan dan serangan dan tidak akan membiarkan keamanan penduduk Negara Israel dirugikan,” ujar pemerintah Israel.

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang. Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza.

    Hamas Serahkan Daftar Sandera, Gencatan Senjata Terwujud

    Foto: Warga Gaza yang mengungsi mulai berjalan kembali ke kediaman mereka saat gencatan senjata dimulai (AFP/EYAD BABA)

    Hamas pun merilis nama tiga sandera asal Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata di Gaza. Israel menyatakan akan melanjutkan kesepakatan yang sempat ditunda beberapa jam.

    Dilansir Al-Jazeera, pengumuman nama-nama sandera yang akan dibebaskan itu disampaikan juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Qassam, Abu Obeida.

    “Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini Romi Gonen (24) Emily Damari (28) dan Doron Shtanbar Khair (31),” ujarnya.

    Hamas mengatakan telah menyerahkan nama-nama itu kepada mediator. Israel juga mengonfirmasi menerima daftar tawanan yang akan dibebaskan hari ini

    Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan telah menerima daftar berisi nama-nama tawanan yang akan dibebaskan. Israel mulai memberi tahu keluarga dari tiga wanita yang akan dibebaskan.

    Israel menyatakan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza akan dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat. Awalnya, gencatan senjata ditargetkan dimulai pukul 08.30 waktu setempat.

    Warga Gaza Sambut Gencatan Senjata

    Warga Gaza rayakan gencatan senjata (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)

    Salah satu warga yang mengungsi, Souad Warshaga, mengatakan bahwa dia merasa sangat bahagia. Dia berharap dapat pulang ke tempat tinggalnya di Gaza utara.

    “Kami sedang mempersiapkan barang-barang kami untuk kembali ke daerah dan lingkungan kami yang sangat kami rindukan. Kami tidak sabar menunggu hingga saat perjanjian gencatan senjata akan resmi berlaku. Saya ingin menjadi salah satu orang pertama yang meninggalkan tempat ini dan kembali ke rumah kami,” ujarnya.

    Pengungsi lainnya, Latifa Qashqash, juga merasa bahagia. Namun, dia merasa takut karena khawatir Israel melanggar perjanjian dan melakukan serangan mendadak.

    “Saya bahagia karena saya akan kembali ke daerah dan tempat asal saya. Saya juga takut. Karena saya tidak percaya kepada orang Israel. Saya juga sedih karena kehilangan orang-orang yang kami cintai dan harta benda kami. Kami akan meninggalkan tenda di sini untuk tinggal di tenda di sana,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

  • Gencatan Senjata Dimulai, 3 Sandera Dibebaskan Hari Ini – Halaman all

    Gencatan Senjata Dimulai, 3 Sandera Dibebaskan Hari Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa tiga tawanan yang ditahan di Gaza akan dibebaskan hari ini setelah pukul 14:00 GMT atau sekitar pukul 21:00 WIB.

    Selain itu, empat sandera perempuan lainnya yang masih hidup dijadwalkan untuk dibebaskan dalam waktu tujuh hari ke depan.

    Dalam pernyataannya, Netanyahu mengonfirmasi bahwa nama-nama ketiga tawanan tersebut telah dirilis oleh kelompok Hamas.

    Mereka adalah Romi Gonen (24 tahun), Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun).

    Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, Abu Obaide, menyatakan bahwa pembebasan ini merupakan bagian dari perjanjian yang lebih luas.

    Gal Hirsch, penanggung jawab pemulangan sandera dari pemerintah Israel, mengungkapkan bahwa ia telah memberitahukan kabar ini kepada keluarga ketiga sandera.

    Sebelumnya, gencatan senjata sempat ditunda karena Hamas belum menyerahkan daftar sandera.

    Tahapan Gencatan Senjata
    Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Kesepakatan gencatan senjata yang baru-baru ini dicapai mencakup pertukaran tahanan.

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita yang ditahan di Gaza.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, diperkirakan 33 warga Israel akan dibebaskan, dengan total jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel juga akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphia.

    Namun, permintaan Israel untuk memiliki peran pengawasan di Koridor Philadelphia ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata, yang mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Bantuan Kemanusiaan

    Selama periode enam minggu gencatan senjata, sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    Dengan pembebasan sandera ini, diharapkan akan ada langkah maju dalam proses perdamaian dan pengurangan ketegangan antara Israel dan Hamas.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari Minggu (19/1/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengonfirmasi bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah resmi dimulai.

    Pengumuman ini disampaikan di tengah harapan akan berakhirnya konflik yang telah menimbulkan banyak korban jiwa.

    Apa yang Terjadi Sebelum Gencatan Senjata Dimulai?

    Dalam pernyataannya, al-Ansari mengindikasikan bahwa tiga sandera akan dibebaskan pada hari yang sama, dan nama-nama mereka telah diserahkan kepada pihak Israel. “Tawanan tersebut adalah tiga warga negara Israel, salah satunya berkebangsaan Rumania dan yang lainnya berkebangsaan Inggris,” ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.

    Hal ini menjadi momen penting dalam proses gencatan senjata yang telah ditunggu-tunggu.

    Bagaimana Proses Gencatan Senjata Berlangsung?

    Menurut laporan dari CNN, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata di Gaza telah berlaku, dimulai pada pukul 1:15 pagi waktu setempat (04:15 ET).

    Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa gencatan senjata ini sempat mengalami penundaan hampir tiga jam.

    Hamas menyebutkan penundaan tersebut disebabkan oleh “alasan teknis” terkait dengan pembebasan nama tiga sandera yang disebutkan sebelumnya.

    Dalam situasi yang tegang ini, serangan Israel di Gaza terus berlanjut menjelang waktu yang direncanakan untuk gencatan senjata.

    Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, melaporkan bahwa setidaknya 19 orang tewas dan 36 orang terluka akibat serangan tersebut, dengan rincian korban berasal dari berbagai wilayah termasuk Rafah, Khan Yunis, dan Kota Gaza.

    Apa Dampak dari Gencatan Senjata Ini?

    Dengan dimulainya gencatan senjata, ribuan truk bantuan siap memasuki Gaza.

    United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) menyatakan bahwa sekitar 4.000 truk bantuan telah disiapkan, dengan setengah dari jumlah tersebut memuat makanan dan tepung.

    Ketersediaan bantuan ini menjadi harapan bagi banyak penduduk Gaza yang terdampak oleh konflik berkepanjangan.

    Apa Selanjutnya bagi Wilayah Gaza?

    Meskipun gencatan senjata telah dimulai, tantangan tetap ada.

    Proses pemulihan pasca-konflik dan distribusi bantuan akan memerlukan perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak.

    Dengan demikian, masyarakat internasional akan memantau perkembangan situasi di wilayah tersebut dan berharap akan tercapainya perdamaian yang berkelanjutan.

    Dengan demikian, gencatan senjata ini menjadi titik awal yang penting, tidak hanya untuk menghentikan kekerasan tetapi juga untuk memfasilitasi bantuan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Gaza.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    Pembebasan Sandera Gaza: 3 Dibebaskan Hari Ini, Empat Lainnya Dalam Seminggu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan, pembebasan tiga tawanan yang ditahan di Gaza akan dilakukan setelah pukul 14:00 GMT atau sekitar pukul 21.00 WIB.

    Dalam pernyataan tersebut juga dikatakan, empat sandera perempuan lainnya yang masih hidup akan dibebaskan dalam waktu tujuh hari mendatang, dikutip dari Al-Jazeera.

    Sebelumnya, kelompok Hamas telah merilis tiga nama tawanan wanita Israel yang akan dibebaskan pada Minggu (19/1/2025) hari ini.

    Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obaide mengatakan, ketiga tawanan tersebut adalah Romi Gonen (24 tahun) Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun) dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kantor Perdana Menteri Israel Netanyahu.

    Ia mengatakan telah menerima daftar warga Israel yang akan dibebaskan pada hari Minggu berdasarkan perjanjian tersebut.

    Penananggung jawab utama pemerintah Israel dalam pemulangan sandera, Gal Hirsch mengatakan telah memberitahukan kabar ini kepada keluarga tiga sandera.

    Sebelumnya, kantor Netanyahu mengatakan gencatan senjata sempat ditunda lantaran Hamas belum menyerahkan daftar sandera.

    Perjanjian tersebut awalnya dijadwalkan mulai berlaku pada pukul 8.30 waktu setempat (06.30 GMT).

    Namun setelah Hamas menyerahkan nama dari 3 tawanan, gencatan senjata akan mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat.

    Perjanjian yang mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan sejalan dengan jangka waktu yang disepakati oleh mediator Qatar, Mesir, dan AS.

    Tahapan Gencatan Senjata

    Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

    3. Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan Kemanusiaan

    Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Gencatan Senjata Dimulai, 3 Sandera Dibebaskan Hari Ini – Halaman all

    Mediator Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Telah Dimulai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam sebuah pernyataan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari mengonfirmasi bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah dimulai pada Minggu (19/1/2025).

    “Terkait laporan mengenai waktu dimulainya gencatan senjata di Gaza, kami mengonfirmasi bahwa nama-nama tiga sandera yang akan dibebaskan hari ini telah diserahkan kepada pihak Israel,” kata Jubir Kemenlu Qatar, dikutip dari Al Jazeera.

    Al-Ansari menambahkan tawanan tersebut adalah tiga warga negara Israel, salah satunya berkebangsaan Rumania dan yang lainnya berkebangsaan Inggris.

    “Dengan demikian, gencatan senjata telah dimulai.”

    Dikutip dari CNN, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa gencatan senjata di Gaza telah berlaku.

    Gencatan senjata Israel-Hamas untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dimulai pada pukul 11.5 pagi waktu setempat (04.15 ET).

    Gencatan senjata Gaza sempat ditunda selama hampir tiga jam.

    Hamas menyebut penundaan ini karena alasan “teknis” dalam perilisan nama tiga sandera yang akan dibebaskan kepada Israel pada Minggu (19/1/2025).

    Bahkan, tadi menjelang gencatan senjata yang direncanakan pada pukul 08.30 pagi (01.30 pagi ET), serangan Israel tak berhenti menggempur Gaza.

    Dikutip dari Al Jazeera, Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal mencatat setidaknya 19 orang tewas dan 36 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza, dengan 36 orang terluka.

    “Satu orang tewas di Rafah, enam orang tewas di Khan Yunis, sembilan tewas di Kota Gaza dan tiga di utara,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Gencatan Senjata Dimulai, Ribuan Truk Bantuan Siap Masuki Gaza

    United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) mengatakan 4.000 truk bantuan siap memasuki Gaza.

    Dalam pernyataan tentang X, UNRWA mengatakan setengah dari mereka membawa makanan dan tepung.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Terima Daftar 3 Sandera Dibebaskan Hamas, Gencatan Senjata Lanjut

    Israel Terima Daftar 3 Sandera Dibebaskan Hamas, Gencatan Senjata Lanjut

    Gaza

    Hamas telah merilis nama tiga sandera asal Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata di Gaza, Palestina. Israel pun menyatakan akan melanjutkan kesepakatan yang sempat ditunda beberapa jam.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (19/1/2025), pengumuman nama-nama sandera yang akan dibebaskan itu disampaikan juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Qassam, Abu Obeida.

    “Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini Romi Gonen (24) Emily Damari (28) dan Doron Shtanbar Khair (31),” ujarnya.

    Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Hamas mengatakan telah menyerahkan nama-nama itu kepada mediator. Israel pun telah mengonfirmasi menerima daftar tawanan yang akan dibebaskan hari ini

    Kantor perdana menteri Israel menyatakan telah menerima daftar berisi nama-nama tawanan yang akan dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Israel juga telah mulai memberi tahu keluarga dari tiga wanita yang akan dibebaskan.

    Israel juga menyatakan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza akan dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat. Awalnya, gencatan senjata ditargetkan dimulai pukul 08.30 waktu setempat.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sebelumnya Hamas tidak memenuhi komitmennya untuk memberikan nama-nama tiga tawanan yang akan dibebaskan dengan imbalan puluhan tahanan Palestina. Israel pun melanjutkan serangan meski telah memasuki waktu gencatan senjata yang disepakati.

    (haf/imk)

  • Tolak Gencatan Senjata Gaza, Menteri Kontroversial Israel Mundur

    Tolak Gencatan Senjata Gaza, Menteri Kontroversial Israel Mundur

    Tel Aviv

    Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya telah mengundurkan diri dari kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka mundur karena menolak kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Dilansir Al-Jazeera, Jumat (19/1/2025), Partai Otzma Yehudit atau Kekuatan Yahudi tidak lagi menjadi bagian dari koalisi yang berkuasa. Tetapi, mereka mengatakan tidak akan mencoba menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.

    Ben-Gvir merupakan pemukim di Kiryat Arba yang menjadi salah satu permukiman paling radikal di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ben-Gvir juga pernah dihukum karena hasutan rasisme, merusak properti, memiliki materi propaganda organisasi ‘teroris’ dan mendukung organisasi ‘teroris’ atau kelompok terlarang Kach milik Meir Kahane yang ia ikuti saat berusia 16 tahun.

    Namun dalam pemilihan umum Maret 2021, partai Jewish Power milik Ben-Gvir berhasil memasuki Parlemen Israel dengan bergabung bersama Partai National Union milik Bezalel Smotrich. Koalisi mereka menjadi kubu Zionisme Religius atas perintah PM saat itu Benjamin Netanyahu, kalah dalam pemilihan umum melawan gabungan kubu Naftali Bennet dan Yair Lapid.

    Ben-Gvir menjadi salah satu menteri yang kerap melontarkan pernyataan ataupun melakukan hal kontroversial. Dia pernah dihujat oleh dunia internasional usai melontarkan keinginan membangun sinagoge di kompleks Al-Aqsa.

    Gencatan senjata di Gaza disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Gencatan senjata menjadi langkah pertama dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar sandera yang akan dibebaskan. Hamas sendiri menyatakan berkomitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Israel pun terus menyerang Gaza pada Minggu (19/1) meski telah masuk waktu gencatan senjata. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang. Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza.

    Perang di Gaza telah terjadi sejak 7 Oktober 2023. Israel berdalih serangan ke Gaza untuk menghabisi Hamas yang melakukan serangan ke wilayah mereka.

    Serangan Hamas itu menewaskan 1.200 orang di Israel. Selain itu, ada ratusan orang yang ditahan dan menjadi sandera Hamas.

    Sementara, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 46 ribu orang di Gaza. Selain itu, ada ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang menjadi pengungsi akibat serangan Israel.

    (haf/imk)

  • Israel Serang Gaza, Berdalih Syarat Gencatan Senjata Belum Dipenuhi

    Israel Serang Gaza, Berdalih Syarat Gencatan Senjata Belum Dipenuhi

    Gaza

    Israel kembali meluncurkan serangan ke Gaza, Palestina, dengan alasan Hamas belum menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan sebagai salah satu syarat gencatan senjata. Serangan itu menyebabkan delapan orang tewas.

    Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025), Israel meluncurkan serangan artileri dan serangan udara di Khan Younis selatan dan Nuseirat tengah meskipun gencatan senjata Gaza dimulai menurut jadwal mediator pada pukul 08.30 pagi waktu setempat.

    “Tentara Israel terus bersiap untuk pertahanan dan serangan dan tidak akan membiarkan keamanan penduduk Negara Israel dirugikan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Gencatan senjata yang direncanakan, disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir, adalah langkah pertama dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar sandera yang akan dibebaskan.

    Hamas sendiri menyatakan berkomitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Hamas menyatakan anggotanya berkomunikasi secara fisik melalui utusan. Hal itu disebut membutuhkan waktu untuk menyetujui nama-nama dan lokasi para sandera ketika pesawat militer Israel masih berada di atas mereka.

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang. Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza.

    Perang di Gaza telah terjadi sejak 7 Oktober 2023. Israel berdalih serangan ke Gaza untuk menghabisi Hamas yang melakukan serangan ke wilayah mereka.

    Sementara, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 46 ribu orang di Gaza. Selain itu, ada ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang menjadi pengungsi akibat serangan Israel.

    (haf/imk)

  • HNW: Gencatan senjata Israel-HAMAS tak lupakan kejahatan Israel

    HNW: Gencatan senjata Israel-HAMAS tak lupakan kejahatan Israel

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan gencatan senjata Israel dengan Palestina (HAMAS) bukan untuk memaafkan kejahatan kemanusiaan Israel terhadap warga Gaza, sebagaimana diputuskan oleh International Court of Juctice (ICJ) dan International Criminal Court (ICC).

    “Sambil kita menyambut baik gencatan senjata itu, tapi juga mengingatkan soal keputusan-keputusan ICJ dan ICC atas kejahatan-kejahatan Israel yang tetap harus dilaksanakan, tidak malah dilupakan atau dimaafkan. Karena gencatan senjata yang ditandatangani oleh Israel dan Hamas (Palestina) serta negara-negara mediator memang bukan untuk melupakan keputusan-keputusan ICC dan ICJ,” kata Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Oleh karena itu, dia juga meminta agar pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mementingkan hal itu dan untuk ikut pro aktif bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara mediator seperti Qatar, Mesir dan Amerika Serikat untuk memastikan gencatan senjata di Gaza, Palestina, yang telah disepakati, dan diumumkan mulai berlaku tanggal 19 Januari 2024, dapat ditaati bersama dan tidak dilanggar oleh Israel.

    “Indonesia juga perlu ikut pro aktif mengawal gencatan senjata itu agar ditaati dan dilaksanakan semua butirnya, dengan melibatkan negara-negara sahabat di PBB, OKI, negara-negara mediator dan organisasi-organisasi internasional lainnya. Ini sangat perlu dilakukan agar genosida dan kejahatan kemanusiaan di Gaza oleh Israel dapat segera dihentikan, dan penjahatnya dikenakan sanksi hukum sebagaimana keputusan ICC dan ICJ,” ujarnya.

    HNW sapaan akrabnya mengatakan upaya untuk mengawal perjanjian gencatan senjata itu sangat perlu dilakukan dengan melihat track record Israel yang seringkali melanggar apa yang telah disepakati. Salah satunya adalah gencatan senjata pada November 2024 lalu dengan Lebanon, yang berulangkali dilanggar Israel dengan tetap menyerang Lebanon pasca perjanjian itu disepakati.

    Dia juga meminta agar Pemerintah Indonesia membangun komunikasi dengan negara-negara anggota PBB, terutama dengan negara-negara mediator – seperti Qatar, Mesir dan Amerika Serikat – untuk memastikan bahwa Israel menaati seluruh kesepakatan gencatan senjata yang telah mereka tandatangani. Secara khusus, ia menyoroti bahwa pemimpin AS yang saat ini dan akan datang,

    Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump sama-sama mendukung agar gencatan senjata ini segera dilakukan. Bahkan, gencatan senjata itu diumumkan oleh Presiden Joe Biden.

    “Oleh karena itu, apabila Israel kembali membangkang dengan melanggar perjanjian gencatan senjata itu, maka selain jelas menunjukkan perlawanan terhadap keputusan/policy Amerika Serikat dan arus besar warga dunia yang menyambut baik gencatan senjata, maka seharusnya Israel diberikan sanksi hukum dengan pengucilan Israel dari keanggotaan lembaga2 internasional termasuk dari keanggotaannya di PBB maupun IPU. Dan sudah semestinya kalau pemerintah dan parlemen AS makin menyadari bahwa perilaku Israel justru merugikan kepentingan luar negeri AS, sehingga sudah saatnya AS berpikir serius untuk mempertimbangkan kembali dukungan mutlaknya kepada Israel yang dilakukannya selama ini,” ujarnya.

    HNW menjelaskan catatan ini perlu diberikan karena, meski Israel sudah mulai menarik mundur pasukannya, dan kantor perdana menteri Israel sudah menandatangani naskah gencatan senjata, dan jalan-jalan di Jenin mulai dibuka, tetapi tanda-tanda pelanggaran perjanjian yang sudah disepakati sudah mulai terlihat. Pasca perjanjian gencatan senjata itu ditandatangani, Israel masih terus menyerang dan mengakibatkan tewasnya 73 warga di Gaza, Palestina, termasuk korbannya adalah anak-anak dan perempuan sipil yang lagi merayakan kemenangan Gaza dengan adanya gencatan senjata tersebut.

    Hal ini juga telah terkonfirmasi dan diingatkan oleh Hamas sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut, dimana pihaknya sudah mentaati butir-butir gencatan senjata, tetapi dari pihak Israel masih menunjukkan perilaku pembangkangan.

    “Saya sepakat dan setuju dengan sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang secara terbuka mengutuk keras tindakan kejahatan israel sesudah ditandatanganinya gencatan senjata tersebut. Semoga pada 19 Januari besok, setelah gencatan senjata itu resmi berlaku, tidak ada lagi pelanggaran atas kesepakatan tersebut,” tuturnya.

    Selanjutnya, HNW juga berpesan agar pemerintah Indonesia juga terus menjalin dukungan negara-negara di PBB untuk menaati dan menjalankan keputusan ICC dan ICJ dengan terus menuntut Israel dan pimpinannya terhadap kejahatan genosida, apartheid dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya.

    Dia mengatakan gencatan senjata tersebut bukan berarti melupakan dan memaafkan berbagai kejahatan yang telah dilakukan oleh Israel dan pimpinannya.

    Oleh karena itu, proses di ICJ dan ICC serta upaya untuk menangkap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant serta mereka yang terlibat sebagaimana diputuskan oleh ICJ harus tetap berjalan dan dituntaskan.

    “Hendaknya itu terus dilaksanakan sebagai komitmen penegakan keadilan dan hukum internasional serta menyelamatkan marwah organisasi dan peradilan internasional, seperti PBB, ICJ dan ICC dan peradaban global. Dalam mengawal ini, wajarnya Indonesia menjadi garda terdepan sesuai perintah Konstitusi (alinea ke 4 Pembukaan UUDNRI 1945), sekalian juga untuk membayar hutang sejarah dengan bangsa Palestina yang membantu kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda,” ujarnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025