Tag: Benjamin Netanyahu

  • Trump Pamer Gaza Buatan AI, Netanyahu Telanjang Dada-Musk Tebar Duit

    Trump Pamer Gaza Buatan AI, Netanyahu Telanjang Dada-Musk Tebar Duit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunggah video gambaran Gaza. Namun penampilannya berbeda dengan yang tampak belakangan ini setelah diserang oleh Israel.

    Video itu diunggahnya dalam akun Instagram Trump. Namun bukan video asli melainkan buatan Artificial Intelligence (AI).

    Video itu dibuka dengan gambaran kehancuran wilayah tersebut dan kemudian muncul tulisan “Gaza 2025” serta “What’s Next”. Kemudian muncul sebuah wilayah yang sama sekali berbeda.

    Beberapa kali Trump muncul dalam video itu. Baik dalam sosok tubuhnya atau hanya balon berlapis emas raksasa yang dipegang seorang anak.

    Trump terlihat pula bersantai di tepi kolam renang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Keduanya telanjang dada, bersantai sambil menikmati koktail.

    Selain itu pendukung setia Trump, Elon Musk juga ikut tampil dalam video AI tersebut. Seseorang yang nampak seperti pengusaha itu terlihat tengah makan roti dan ada juga adegan saat dia menghujani orang dengan sejumlah uang.

    Berbagai gedung tinggi dan pencakar langit juga terlihat dalam video, termasuk sebuah gedung bernama Trump Gaza. Ada juga sejumlah mobil yang lalu lalang di jalanan.

    Entah apa yang diinginkan Trump saat mengunggah video tersebut. Dia tak menyertakan caption apapun dalam Unggah an tersebut.

    Kolom komentar telah dipenuhi ribuan orang yang mengomentari postingan tersebut. Tak sedikit yang marah dan tersinggung dengan video AI dari Gaza.

    Trump menyatakan ke publik soal rencananya agar Amerika Serikat mengambil alih wilayah Gaza. Bahkan rencananya akan mengubahnya menjadi Riviera Timur Tengah.

    Namun usulan Trump mendapatkan reaksi keras dari negara-negara Barat serta pemimpin negara yang ada di kawasan Arab.

    [Gambas:Instagram]

    (dem/dem)

  • Bezalel Smotrich Merasa Berjasa Besar atas Ditundanya Pembebasan Warga Palestina dari Penjara – Halaman all

    Bezalel Smotrich Merasa Berjasa Besar atas Ditundanya Pembebasan Warga Palestina dari Penjara – Halaman all

    Bezalel Smotrich Merasa Telah Berjasa atas Ditundanya Pembebasan Warga Palestina dari Penjara

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengklaim pada hari Senin bahwa Partai Zionisme Religiusnya telah berperan besar atas keputusan pada hari Sabtu.

    Israel pada Sabtu memutuskan untuk menunda pembebasan warga Palestina yang ditahan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata-pertukaran tahanan dengan Hamas.

    “Pengaruh kami terhadap pengambilan keputusan sangat besar, termasuk keputusan untuk tidak membebaskan 600 [warga Palestina] pada Sabtu malam,” katanya kepada wartawan menjelang pertemuan mingguan partainya.

    Seraya menekankan bahwa keputusan untuk tidak menarik diri dari pemerintahan, meskipun ada kritik keras dari partai-partai sayap kanan, atas kesepakatan gencatan senjata, menurut  Bezalel Smotrich adalah hal yang  tepat

    “Kami tidak mengalihkan pandangan dari tujuan yang membuat kami masih berada di pemerintahan, yaitu memastikan tercapainya semua tujuan perang, terutama penghancuran total Hamas secara militer, sipil, dan politik. Kami memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam serangkaian langkah yang akan mengubah arah sejarah, yang akan meningkatkan keamanan dan kekuatan Israel di tahun-tahun mendatang dan di semua lini,” tambahnya.

    Smotrich juga mengancam Hamas, dengan mengklaim bahwa gerakan tersebut tahu betul bahwa waktu mereka di bumi ini terbatas, sampai negara Israel kembali untuk berperang dengan kekuatan penuh, kecepatan dan mematikan yang akan mengalahkan dan menghancurkan mereka.

    “Ketika kami memutuskan bahwa waktunya telah tiba untuk melanjutkan perang, Anda akan terkejut dengan kekuatan, intensitas, dan mematikannya pendudukan Gaza,” tambahnya.

    Dia mengklaim militer Israel sedang bersiap untuk menduduki Jalur Gaza di bawah kepemimpinan Kepala Staf yang baru diangkat, Eyal Zamir, dalam koordinasi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

    Pada hari Sabtu, pemerintah pendudukan menunda pembebasan gelombang ketujuh tahanan Palestina yang merupakan pelanggaran baru terhadap tahap pertama perjanjian gencatan senjata.

    Gelombang ketujuh terdiri dari 402 warga Palestina, termasuk 50 tahanan yang telah menjalani hukuman seumur hidup, 60 tahanan yang menjalani hukuman panjang, 47 tahanan yang ditangkap kembali setelah kesepakatan pertukaran tahanan Shalit , dan 445 tahanan dari Jalur Gaza, yang ditangkap selama agresi pendudukan Israel di Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.

    Gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan mulai berlaku bulan lalu, menghentikan perang genosida Israel, yang telah menewaskan lebih dari 48.350 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

    Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional ( ICJ ) atas tindakannya di wilayah kantong tersebut.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • PM Israel Benjamin Netanyahu Dituding Sengaja ‘Sabotase’ Gencatan Senjata dengan Palestina

    PM Israel Benjamin Netanyahu Dituding Sengaja ‘Sabotase’ Gencatan Senjata dengan Palestina

    PIKIRAN RAKYAT – Sejak Israel melakukan serangan pada 7 Oktober 2023 dan berlanjut menjadi genosida dengan korban jiwa puluhan ribu orang, gencatan senjata sementara akhirnya disepakati pada 19 Januari 2025.

    Gencatan senjata yang meskipun sementara ini begitu berarti bagi rakyat Palestina. Dua tahun lebih menghadapi serangan Israel yang tiada henti, warga Palestina terutama di Jalur Gaza bisa bernafas sejenak meski tetap menghadapi situasi sulit.

    Namun, di tengah gencatan senjata yang disepakati, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dituding sengaja ‘menyabotase’ kesepakatan tersebut. Hal ini berimbas pada ditundanya pembebasan ratusan tahanan Palestina.

    Pejabat Hamas, Basem Naim mengatakan pihaknya tidak akan terlibat dalam perundingan gencatan senjata lebih lanjut jika Israel belum membebaskan 620 tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada Sabtu, 22 Februari 2025 lalu.

    “Sebelum melangkah ke langkah berikutnya, kita harus memastikan bahwa langkah sebelumnya, yaitu membebaskan 620 tahanan, sudah dibebaskan,” kata Naim, anggota biro politik Hamas kepada Al Jazeera.

    Dia mengatakan Netanyahu sengaja dan dengan jelas mengirimkan pesan bahwa dia ingin menyabotase kesepakatan tersebut dan kembali bersiap untuk perang.

    Pada Minggu, Israel mengumumkan untuk menunda pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalan atas enam tawanan Israel yang ditahan di Gaza.

    Sementara, Israel melalui kantor Netanyahu mengatakan keputusan untuk menunda pembebasan tahanan Palestina merupakan respons terhadap upacara pembebasan tawanan yang diadakan oleh Hamas. 

    “Mempermalukan sandera kami serta eksploitasi sinis terhadap sandera kami untuk tujuan propaganda,” demikian pernyataan kantor Netanyahu.

    Sejak gencatan senjata diberlakukan bulan lalu, kedua belah pihak telah melakukan serangkaian pertukaran tawanan dengan tahanan.

    Dengan eskalasi yang terjadi saat ini, para mediator telah mendesak kedua belah pihak untuk melanjutkan negosiasi agar bisa berlanjut ke tahap kedua perjanjian. Namun, pengamat mempertanyakan sikap Israel soal bersedia maju ke tahap berikutnya atau tidak.

    Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan editor kantor berita Israel Local Call, Meron Rapoport. Dia menyebut Netanyahu bermaksud untuk melanjutkan serangan Israel di Gaza meski menghadapi tantangan keras dari publik Israel.

    “Harapan dari keluarga para sandera [yang masih berada di Gaza] adalah agar semua sandera dibebaskan,” kata Rapoport.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Israel Akan Bebaskan Ratusan Tahanan Palestina, Ditukar 4 Jasad Sandera

    Israel Akan Bebaskan Ratusan Tahanan Palestina, Ditukar 4 Jasad Sandera

    Kairo

    Para mediator berhasil mencapai kesepakatan terbaru untuk pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel, yang seharusnya dibebaskan pekan lalu namun tertunda. Pembebasan para tahanan Palestina itu akan ditukar dengan empat jenazah sandera Israel.

    Kelompok Hamas, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (26/2/2025), mengonfirmasi kesepakatan baru itu, yang tercapai di bawah pengawasan Mesir sebagai salah satu mediator.

    Hamas mengungkapkan pada Selasa (25/2) waktu setempat bahwa para tahanan Palestina, yang pembebasannya tertunda, akan dibebaskan oleh Israel bersamaan dengan diserahkannya empat jenazah sandera Israel yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza.

    Disebutkan Hamas bahwa pertukaran itu masih menjadi bagian dari tahap pertama gencatan senjata Gaza, yang berlangsung sejak 19 Januari.

    Kesepakatan pertukaran itu, sebut Hamas, berhasil dicapai ketika delegasi kelompok militan itu, yang dipimpin pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil Al-Hayya, berkunjung ke Kairo pekan ini. Delegasi Hamas menegaskan komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata Gaza “dengan seluruh tahapan dan klausulnya”.

    “Mereka (para tahanan Palestina) akan dibebaskan bersamaan dengan jenazah para tahanan (sandera) Israel yang disepakati untuk diserahkan pada tahap pertama, selain perempuan dan anak-anak Palestina,” demikian pernyataan Hamas.

    Kesepakatan baru ini tercapai setelah sempat terjadi kebuntuan mengenai pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina, yang sengaja ditunda oleh Israel.

    Pada Sabtu (22/2) lalu, Hamas telah membebaskan enam sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza. Namun Israel menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina sebagai imbalannya. Dalam pernyataannya, Tel Aviv menuduh Hamas telah melanggar perjanjian dengan menggelar seremoni di depan publik saat penyerahan sandera Israel di Jalur Gaza.

    Sejak gencatan senjata berlaku pada pertengahan Januari lalu, Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel dalam seremoni publik yang digelar di berbagai wilayah Jalur Gaza. Dalam seremoni itu, para militan bersenjata dan bermasker mengarak para sandera ke atas panggung yang dihiasi slogan-slogan Hamas.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam seremoni publik Hamas itu, yang disebutnya sebagai “seremoni memalukan yang tidak menghormati para sandera kami”. Dia menuding Hamas “menggunakan para sandera secara sinis untuk propaganda” mereka.

    Komite Palang Merah Internasional mendesak semua pihak untuk melakukan pertukaran tahanan dan sandera “dengan cara yang bermartabat dan secara privat”.

    Kesepakatan baru soal pertukaran tahanan Palestina dan jenazah sandera Israel itu mengindikasikan bahwa krisis yang bisa memicu kegagalan gencatan senjata Gaza bisa dihindari. Namun sejauh ini, Israel belum memberikan komentarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesawat Tempur Israel Gempur Suriah, Targetnya Lokasi Militer

    Pesawat Tempur Israel Gempur Suriah, Targetnya Lokasi Militer

    Damaskus

    Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur sejumlah kota di wilayah Suriah. Militer Israel mengklaim serangannya itu menargetkan lokasi-lokasi militer, yang digunakan untuk menyimpan senjata.

    Laporan penduduk Suriah, sumber-sumber keamanan dan televisi lokal Suriah, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (26/2/2025), menyebut sejumlah pesawat militer Israel menyerang kota Kisweh yang berjarak 19 kilometer di sebelah selatan Damaskus, ibu kota Suriah, pada Selasa (25/2) tengah malam.

    Sumber keamanan Suriah mengatakan sebuah situs militer di kota Kisweh menjadi target serangan udara Israel. Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal korban jiwa atau kerusakan akibat serangan itu.

    Serangan udara Israel juga menghantam sebuah kota di Provinsi Daraa, Suriah bagian selatan, pada waktu yang sama.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya menyerang sejumlah target militer di wilayah Suriah bagian selatan, termasuk markas besar dan situs-situs yang disebut berisi senjata-senjata.

    “Angkatan Udara menyerang secara kuat wilayah Suriah selatan sebagai bagian dari kebijakan baru yang kami tetapkan untuk menenangkan wilayah Suriah selatan — dan pesannya jelas: Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi Lebanon selatan,” ucap juru bicara untuk Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataannya.

    “Setiap upaya yang dilakukan oleh pasukan rezim Suriah dan organisasi teroris di negara tersebut untuk menempatkan diri mereka di zona keamanan di Suriah selatan — akan ditanggapi dengan api,” tegas pernyataan itu.

    Para penduduk Damaskus dan wartawan Reuters yang ada di kota-kota yang dihantam serangan udara Israel melaporkan mereka mendengar suara pesawat terbang beberapa kali melintasi wilayah udara ibu kota Damaskus dan rentetan ledakan.

    Pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur Israel itu terjadi beberapa jam setelah otoritas Suriah mengecam serangan Tel Aviv ke wilayah selatan negara itu dan mendesak mereka untuk mundur.

    Israel memindahkan pasukannya ke zona demiliterisasi yang diawasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Suriah, setelah kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi Al-Qaeda, menggulingkan mantan Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu.

    Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu (23/2) waktu setempat bahwa Israel tidak akan mentolerir kehadiran HTS di Suriah selatan, atau kekuatan lainnya yang berafiliasi dengan penguasa baru negara tersebut, dan menuntut demiliterisasi wilayah tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Netanyahu Diduga Dipukuli sang Anak, hingga Bikin Yair Netanyahu Disebut-sebut Dideportasi ke AS – Halaman all

    Netanyahu Diduga Dipukuli sang Anak, hingga Bikin Yair Netanyahu Disebut-sebut Dideportasi ke AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, disebut telah dideportasi ke Amerika Serikat (AS) setelah diduga memukuli ayahnya.

    Tuduhan itu dikatakan oleh anggota Knesset Naama Lazimi.

    Sontak adanya tuduhan tersebut, Yair Netanyahu mengajukan gugatan atas pencemaran nama baik.

    Menurut Channel 14, Yair menuntut ganti rugi sebesar 300.000 shekel (sekitar $84.000). 

    Gugatan itu diajukannya sebagai tanggapan atas komentar Lazimi selama sidang Komite Keuangan Knesset pada hari Minggu (23/2/2025). 

    Lazimi mengatakan Yair dikirim ke luar negeri setelah sebuah insiden di mana ia diduga memukul Netanyahu, mengutip Palestine Chronicle.

    Namun lewat gugatannya, Yair menyebut pernyataan Lazimi sebagai kebohongan mutlak.

    Menurutnya, Lazimi menuduhnya mencoba merusak reputasi Yair dengan pernyataan bermotif politik. 

    Pengacara Yair, yang tidak disebutkan namanya, menunjukkan kekebalan parlemen tidak melindungi anggota Knesset dari gugatan pencemaran nama baik, terutama ketika pernyataan yang dibuat tidak terkait dengan tugas resmi mereka.

    Istri Netanyahu Ikut Terseret 

    Bukan hanya Yair, Lazimi juga menyinggung istri Netanyahu, Sara Netanyahu.

    Lazimi mempertanyakan biaya kehadiran Sara Netanyahu di luar negeri, dan menanyakan siapa yang mendanai perjalanannya tersebut.

    Selain itu, Lazimi mengemukakan kekhawatirannya tentang pengeluaran dana Israel untuk keamanan Yair Netanyahu, yang tahun lalu dilaporkan berjumlah 2,5 juta shekel (sekitar $700.000) setiap tahunnya. 

    Dia mempertanyakan apakah pendanaan ini masih diambil dari anggaran negara dan menghubungkannya dengan klaim Yair harus meninggalkan Tel Aviv setelah dugaan konfrontasi dengan ayahnya.

    Diketahui gugatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan politik di Israel, karena Netanyahu dan pemerintahannya menghadapi meningkatnya kritik oposisi atas masalah dalam dan luar negeri. 

    Netanyahu telah memimpin pemerintahan saat ini sejak Desember 2022, dan pada 21 November 2023, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Warga Israel Takut: Hizbullah Kembali, Kibarkan Bendera Berjarak 300 Meter dari Rumah Kami – Halaman all

    Warga Israel Takut: Hizbullah Kembali, Kibarkan Bendera Berjarak 300 Meter dari Rumah Kami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Israel ketakutan dan mengklaim Hizbullah kembali ke area perbatasan Lebanon-Israel.

    Seorang warga Israel bernama Eitan Davidi yang menjabat sebagai Ketua Komite Desa Margaliot menyebut Hizbullah mengibarkan bendera yang berjarak hanya 300 meter dari rumah penduduk desa itu.

    “Kami kembali ke situasi pada tanggal 6 Oktober,” kata Davidi dikutip dari Maariv.

    Tanggal 6 Oktober yang dimaksud Davidi merujuk kepada hari sebelum Hamas melancarkan serangan ke Gaza, yakni 7 Oktober 2023.

    Dia mengungkapkan kekhawatirannya perihal penarikan mundur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari Lebanon.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, IDF diwajibkan menarik diri dari Lebanon selatan. Sementara itu, Hizbullah diwajibkan menjauh dari perbatasan.

    Menurut Davidi, penarikan mundur ini memunculkan kekhawatiran bagi warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan.

    “Kami kira kami akan punya kabar baik untuk para penduduk di utara dan pemukiman di sepanjang perbatasan, tetapi sekarang kami tidak punya kabar baik apa pun,” katanya saat berbicara dengan Radio Zafon 104.5 FM.

    Menurut dia, Hizbullah mulai kembali ke desa-desa di dekat perbatasan. Dia bahkan menyebut anggota Hizbullah mengibarkan bendera di Desa Qila.

    Davidi mengklaim juru bicara Hizbullah, Ali Shuaib, datang dan menggelar perayaan di tempat berjarak hanya 200 hingga 300 meter dari Margaliot.

    “Kami berkata kepada pemerintah bahwa ini bukan caranya, bahwa perjanjian itu seharusnya berbeda, dan mengizinkan para penduduk di desa-desa terdekat dan anggota Hizbullah untuk kembali bukanlah hal yang tepat.”

    Dia juga mengkritik pedas Jenderal Komando Utara yang menurutnya telah menjadi juru bicara Menteri Pertahanan Israel Katz.

    “Dia menjadi jubir Katz ketika dia berkata kami bisa kembali ke daerah utara. Anda mambawa kami ke tempat yang sama ketika kami berada di sana tanggal 6 Oktober,” ucap Davidi.

    Lalu, dia berkata tak seorang pun seharusnya berpikir bahwa Hizbullah telah dihancurkan.

    “Sayangnya, Hizbullah akan memulihkan diri dengan cepat sekali,” katanya.

    “Negara Israel sudah menyatakan perang Lebanon keempat akan terjadi kelak.”

    Mengenai penduduk Israel yang kembali ke daerah perbatasan, Davidi mengklaim mereka tidak kembali ke rumah, tetapi “dilempar” ke rumah.

    “Mereka dilempar ke rumah karena mereka akan berhenti menerima dana dan akomodasi hotel.”

    Selama mengungsi dari daerah utara, warga Israel memang mendapat bantuan tempat tinggal di hotel.

    Menurut dia, para penduduk kembali karena pemerintah memberlakukan sanksi ekonomi kepada mereka.

    Pakar: Perang Israel-Hizbullah berikutnya akan lebih dahsyat

    Hizbullah dan Israel diprediksi akan kembali berperang meski saat ini kedua belah memberlakukan gencatan senjata.

    Robert Inlakesh, seorang pakar politik dan jurnalis di Inggris, meyakini perang Hizbullah-Israel jilid berikutnya tak akan bisa dihindari.

    Dalam opininya di Russia Today hari Senin, (10/2/2025), Inlakesh mengatakan Israel memang mendapatkan sejumlah kemenangan taktis dalam pertang terbaru di Lebanon. Namun, Israel tak punya kemampuan untuk menghancurkan Hizbullah secara total.

    Dia menyebut Israel telah memberikan ancaman kepada Hizbullah. Ancaman itu ialah perang yang lebih mengerikan daripada sebelumnya,

    “Pertanyaannya bukan apakah akan ada pertempuran lain di antara Lebanon dan Israel, melainkan kapan itu terjadi,” kata Inlakesh.

    Inlakesh mengatakan Hizbullah tetap melancarkan pertempuran secara terbatas setelah peristiwa serangan pager oleh Israel yang melukai ribuan orang di Lebanon.

    “Namun, Israel tidak berhenti di sini dan memutuskan untuk membunuh para pemimpin senior Hizbullah, termasuk Nasrallah, sehingga membuat perang tak bisa dihindari,” kata dia.

    Inlakesh menyebut pada permulaan perang di Gaza, Netanyahu sudah mengancam bakal membuat Hizbullah menghadapi penghancuran seperti yang terjadi di Gaza.

    Serangan yang dilancarkan Israel ke Lebanon membunuh hampir 2.000 orang. Namun, Inlakesh mengklaim Israel tidak memutuskan untuk melancarkan serangan yang mirip dengan serangan di Gaza.

    “Sementara itu, Hizbullah mulai menggunakan rudal lebih besar dari gudang senjatanya, tetapi jinak dalam pendekatannya dan berhati-hati agar membuat sebagian besar serangannya bersifat simbolis atau menargetkan fasilitas militer.”

    Inlakesh menyebut Israel pada bulan November gagal mendapatkan kemajuan yang berarti dalam invasi daratnya di Lebanon selatan dan gagal mencapai tujuannya di area Sungai Litani.

    Adapun Hizbullah tak bisa melancarkan serangan yang sama besarnya dengan serangan Israel terhadap kota-kota Lebanon.

    “Kedua belah pihak sadar bahwa kebuntuan adalah hasil yang tidak bisa dihindari. Karena itu, untuk menghentikan kehancuran yang lebih luas, gencatan senjata disepakati.”

    Inlakesh menyebut Hizbullah terluka parah, tetapi tidak hancur. Israel berupaya melakukan propaganda untuk membuat Hizbullah tak berdaya, tetapi jauh dari kata hancur.

    “Kenyataannya Hizbullah masih memiliki angkatan darat kuat dengan sekitar 100.000 pejuang, kemampuan memproduksi senjata di alam negeri, dan amunisi berlimpah, yang diketahui dengan baik oleh Israel.”

    Sementara itu, tewasnya Nasrallah karena serangan Israel masih membuat banyak orang di Lebanon menginginkan balas dendam terhadap Israel.

    Menurut Inlakesh, Israel gagal menghancurkan Hamas dalam waktu 15 bulan meski sudah melakukan salah satu kejahatan terburuk sejak Perang Dunia Kedua.

    “Hizbullah masih menjadi kekuatan tempur yang jauh lebih kuat daripada Hamas, tetapi ada sejumlah penghalang karena situasi politik/ekonomi/sosial di Lebanon.”

    Jika Israel memilih untuk tetap menduduki wilayah Lebanon dengan dalih apa pun, aksi militer pasti akan terjadi.

    “Sangat mungkin juga bahwa perang selanjutnya akan jauh lebih berdarah, dan jumlah kematian akan membuat konflik tahun lalu itu tampak kecil jika diperbandingkan,” katanya.

    “Ini mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan mungkin bisa memakan waktu lebih dari setahun, tetapi konflik ini jauh dari kata selesai dan karena saat ini tidak ada gencatan senjata yang benar-benar berlaku.”

    Inlakesh kemudian menyinggung berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh Israel selama gencatan senjata.

    Israel pada tanggal 27 November melakukan pelanggaran lalu bergerak lebih jauh ke daerah Lebanon selatan.

    “Israel melakukan ratusan pelanggaran gencatan senjata,” kata dia.

    “Israel telah memperjelas bahwa realitas terbarunya adalah bahwa Israel punya kebebasan penuh dalam beraksi dan bisa tetap di wilayah kantong-kantong di Lebanon selatan sepanjang mereka memutuskannya.”

    “Maka, harus ada perang guna memastikan bahwa gencatan senjata yang sebenarnya bisa tercapai dan wilayah Lebanon tidak akan menjadi tempat menyerang bagi militer Israel untuk mengebom, menembak, dan menculik warga sipil.”

    Lalu, Netanyahu sudah membual tentang wacana mengubah peta Timur Tengah. Adapun Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir sudah menyatakan 2025 akan terus menjadi tahun perang.

    “Israel bertindak agresif, memperluas perbatasannya, tampaknya tidak berhenti menghasut perang melawan Iran, yang akan menimbulkan kekacauan lebih besar.”

    Inlakesh mengatakan hal itu memberikan sinyal akan adanya eskalasi berbahaya.

    (*)

  • Wakil Ketua DPR Israel Minta Semua Pria Dewasa di Gaza Dibunuh, Sisakan Hanya Wanita dan Anak – Halaman all

    Wakil Ketua DPR Israel Minta Semua Pria Dewasa di Gaza Dibunuh, Sisakan Hanya Wanita dan Anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Israel sekaligus anggota Knesset (DPR Israel) meminta semua laki-laki dewasa di Jalur Gaza untuk dibunuh.

    Nissim Vaturi, nama anggota dewan itu, meminta agar hanya wanita dan anak-anak saja yang disisakan di tanah Palestina itu.

    Ketika diwawancarai oleh radio Kol BaRama hari Minggu, (23/2/2025), Vaturi menyebut warga Palestina sebagai “penjahat” dan “bukan manusia”. Dia mengatakan etnis Palestina tidak dapat diterima.

    “Siapa yang tidak berdosa di Gaza? Warga sipil keluar dan membantai orang-orang,” katanya dikutip dari Middle East Eye.

    “Mereka orang buangan dan tidak ada satu pun di dunia ini yang menginginkan mereka.”

    Dia meminta anak-anak dan wanita di Gaza dipisahkan dari para laki-laki dewasa. Kemudian, para laki-laki itu dibunuh.

    “Kita terlalu baik,” katanya.

    “Masyarakat internasional paham bahwa warga Gaza tidak diterima di mana pun juga.”

    Vaturi kini menjabat sebagai Wakil Ketua Knesset. Dia berada di partai yang sama dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yakni Partai Likud

    Di samping meminta warga Gaza dibunuh, Vaturi mengatakan Kota Jenin di Tepi Barat akan segera bernasib seperti Gaza.

    Dia mendesak agar para warga Palestina yang dibebaskan dipindahkan ke Jenin sehingga mereka bisa dilenyapkan.

    Pernyataan kontroversial itu disampaikan Vaturi setelah Israel menunda pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan hari Sabtu pekan lalu.

    Awalnya Israel bermaksud membebaskan 602 tahanan Palestina yang akan ditukar enam sandera Israel yang dibebaskan minggu lalu.

    Hamas lalu meresponsnya dengan mengatakan bakal menghentikan negosiasi. Perundingan baru dilanjutkan jika Israel membebaskan para tahanan seperti janjinya.

    Tak lama setelah Vaturi mengeluarkan pernyataannya, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi meminta warga Gaza diusir.

    Karhi yang juga berasal dari Partai Likud itu meminta Gaza untuk diduduki dan pemukiman Yahudi dibangun di sana.

    “Kita punya kesempatan bersejarah yang di dalamnya Presiden AS mendukung pelenyapan Hamas dan pemindahan warga Gaza ke luar Gaza,” ujar Karhi dikutip dari The Times of Israel.

    “Kita sudah berkata setahun lalu. ‘Kalian memaksanya hingga dia berkata menginginkannya. Duduki, pindahkan, diamilah dan bawa kemenangan total.’”

    Karhi meminta warga Israel untuk ikut serta dalam unjuk rasa pada Kamis malam pekan ini di Yerusalem. Unjuk rasa itu digelar oleh Nachala, sebuah organisasi ultranasionalis.

    Nachala mendukung pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat. Sejak perang di Gaza meletus, Nachala juga mendukung didirikannya pemukiman Yahudi di Gaza.

    Seperti Karhi, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga mendukung aksi massa itu. Dia mengklaim Israel akan memperbarui perang melawan Hamas.

    “Warga Israel datang untuk mendukung dan menuntut kemenangan dan kejayaan, kita tidak berhenti di pertengahan jalan, kita kembali, melawan musuh, memukul Hamas, menduduki Jalur Gaza, melenyapkan ancamannya terhadap warga Israel, kembali bertempur hingga mendapat kemenangan,” kata Smotrich.

    (*)

  • Enam Bayi Meninggal Karena Kedinginan Saat Israel Blokir Bantuan Mobil Karavan Masuk Gaza – Halaman all

    Enam Bayi Meninggal Karena Kedinginan Saat Israel Blokir Bantuan Mobil Karavan Masuk Gaza – Halaman all

    Enam Bayi Meninggal Karena Kedinginan saat Israel Blokir Bantuan Mobil Karavan Masuk Gaza

     

    TRIBUNNEWS.COM – Enam bayi baru lahir dilaporkan meninggal di Gaza akibat cuaca dingin yang ekstrem dan kurangnya tempat berlindung yang memadai, Selasa (25/2/2025).

    Lansiran RNTV, merujuk pernyataan sumber medis, melaporkan kalau hal ini merupakan dampak langsung dari langkah Israel terus memblokir masuknya rumah mobil (karavan) dan tenda meskipun ada kesepakatan gencatan senjata.

    Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lima bayi telah meninggal di bagian utara daerah kantong itu selama dua minggu terakhir.

    “Sementara bayi lainnya masih dalam kondisi kritis dan sedang menerima perawatan medis,” kata laporan itu.

    Selain itu, satu bayi baru lahir meninggal di Rumah Sakit Nasser, dan dua lainnya saat ini sedang menjalani perawatan.

    Dr Saeed Salah, direktur medis di Rumah Sakit Amal Sahabat Pasien di Gaza, mengatakan kepada Anadolu Agency kalau bayi-bayi yang terkena dampak berusia antara satu hingga 15 hari, dengan berat tidak melebihi dua kilogram, membuat mereka sangat rentan terhadap kondisi musim dingin yang keras.

    Salah menekankan,  situasi mengerikan ini merupakan akibat langsung dari penundaan Israel dalam mengizinkan masuknya tempat penampungan sementara, termasuk rumah mobil dan tenda, yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata.

    Ribuan keluarga mengungsi tetap tidak memiliki perumahan layak, yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan.

    Para dokter dan organisasi kemanusiaan memperingatkan akan terjadinya bencana kesehatan seiring berlanjutnya suhu beku, terutama dengan runtuhnya sistem perawatan kesehatan Gaza dan meluasnya kerusakan infrastruktur penting.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, menerima tujuh korban meninggal kemarin, Senin, termasuk lima jenazah yang ditarik dari bawah reruntuhan, dua jenazah baru, selain enam korban luka-luka.  

    Dilaporkan juga bahwa jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 48.346 orang martir dan 111.759 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.  

    Kementerian mengonfirmasi bahwa sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan, karena ambulans dan kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.  

    SITUASI GAZA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Rabu (19/2/2025) menunjukkan situasi di Gaza pada Rabu (19/2/2025) setelah gencatan senjata dimulai sejak 19 Januari 2025. Mesir mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa mereka akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab darurat pada 4 Maret mendatang. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Israel Tetapkan 4 Syarat untuk Perundingan Tahap 2 Gencatan Senjata Gaza

    Menteri Energi Israel Eli Cohen menetapkan empat syarat pada hari Senin untuk memulai negosiasi tahap kedua gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan, Anadolu Agency melaporkan.

    “Israel memiliki empat syarat sebelum memasuki fase kedua,” kata Cohen, anggota Kabinet Keamanan Israel, kepada lembaga penyiaran publik KAN.

    Ia mengatakan syarat-syarat ini meliputi pemulangan tawanan Israel, penarikan Hamas dari Gaza, pelucutan senjata di wilayah kantong itu, dan kendali keamanan Israel atas wilayah itu.

    Tahap enam minggu pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada tanggal 19 Januari, menghentikan perang mematikan Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.300 orang dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

    Negosiasi pada tahap kedua perjanjian itu dijadwalkan dimulai pada awal Februari, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menunda-nunda dimulainya pembicaraan.

    Tahap kedua kesepakatan Gaza meliputi penarikan penuh Israel dari Gaza dan mengakhiri perang, bersamaan dengan pertukaran tahanan.

    Pada hari Sabtu, Israel menunda pembebasan 620 tahanan Palestina dari penjaranya dengan imbalan enam tawanan Israel dan empat jenazah yang dibebaskan oleh Hamas, dengan alasan apa yang disebutnya sebagai “upacara penyerahan yang merendahkan martabat.”

     

  • Kian Brutal di Tepi Barat, Pasukan Israel Ledakkan Pintu-Pintu Masjid Saat Menyerbu Nablus – Halaman all

    Kian Brutal di Tepi Barat, Pasukan Israel Ledakkan Pintu-Pintu Masjid Saat Menyerbu Nablus – Halaman all

    Kian Brutal di Tepi Barat, Pasukan Israel Ledakkan Pintu-Pintu Masjid Saat Menyerbu Nablus

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel (IDF) dilaporkan meledakkan pintu-pintu sebuah masjid di Nablus dalam sebuah penyerbuan di Tepi Barat

    “Pasukan Israel telah menyerbu Masjid Imam Ali di kota Nablus, Tepi Barat utara, dan menyita rekaman kamera pengawas yang terpasang di sana,” tulis laporan PressTV, dikutip Selasa (25/2/2025).

    Dalam agresi militer yang kian brutal tersebut, laporan tersebut juga mengatakan kalau tentara pendudukan meledakkan pintu-pintu masjid yang berada di Jalan al-Mamoun.

    Pasukan IDF juga melakukan penyerbuan ke wilayah utara Nablus dan mengepung sebuah rumah di kota Zababdeh, tenggara Jenin, Tepi Barat.

    Juga pada Selasa, Faisal Salama, kepala Komite Rakyat untuk Layanan Kamp Tulkarm, mengatakan pasukan Israel telah secara paksa merelokasi lebih dari 12.000 penduduk kamp pengungsi selama bulan lalu.

    Pasukan Israel juga menghancurkan 40 bangunan tempat tinggal serta 300 toko.

    “Israel “berusaha – sebagaimana yang jelas – untuk mencapai tujuan politik dan media … dengan mengosongkannya (kamp pengungsi) dari penduduknya, … menghancurkan dan membakar sebanyak mungkin rumah, dan menghilangkan layanan dasar,” tulis laporan tersebut

    Militer Israel melancarkan serangan terhadap Tepi Barat yang diduduki pada 21 Januari, dengan klaim bahwa serangan itu menargetkan pejuang perlawanan dari Batalyon Jenin.

    Israel telah meningkatkan kekerasan di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023, ketika melancarkan perang genosida di Jalur Gaza. Sejak saat itu, pasukan rezim telah menewaskan sedikitnya 923 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

    Pada hari Senin, tentara pendudukan menyerbu kota Tulkarm, serta kota Yatma, Beit Ummar, Kafil Haris, Qabatiya, dan Ni’lin, serta desa Marka dan Wadi al-Far’a. Serangan lainnya menargetkan kamp Fawwar, Jalazone, dan Tulkarm.

    Tangkap 365 Warga Palestina dari Tulkarem, Jenin, Tepi Barat Sejak Januari

    Dalam agresi brutal bertajuk ‘Operasi Tembok Besi tersebut, Militer Israel menangkap sedikitnya 365 warga Palestina dari provinsi Jenin dan Tulkarem sejak dimulainya serangannya di Tepi Barat utara pada 21 Januari, Anadolu Agency melaporkan.

    “Israel terus meningkatkan operasi penangkapan dan investigasi di tempat, khususnya di provinsi Jenin dan kamp pengungsi, serta di Tulkarem dan kamp-kampnya, sejak dimulainya agresi saat ini,” kata Masyarakat Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan.

    Kelompok tersebut menggambarkan operasi Israel sebagai “perpanjangan dari kebijakan penangkapan sistematis, yang telah meningkat intensitasnya sejak perang genosida.”

    Pernyataan tersebut mencatat bahwa operasi penangkapan yang sedang berlangsung dan meningkat disertai dengan “eksekusi cepat, penembakan langsung atau ancaman penembakan, serta pemukulan parah dan investigasi di tempat yang memengaruhi ratusan orang.”

    Sementara itu, militer Israel telah menangkap warga Palestina sebagai sandera dengan mengepung rumah-rumah dengan barak militer. Militer menargetkan rumah-rumah lain untuk dihancurkan, dinamit, dan dibakar, selain penghancuran infrastruktur yang disengaja, menurut masyarakat.

    Dikatakan juga bahwa Israel telah menangkap hampir 14.500 warga negara dari Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

    Tentara Israel telah melancarkan operasi militer di Tepi Barat utara sejak 21 Januari, menewaskan sedikitnya 61 warga Palestina dan membuat ribuan orang mengungsi.

    Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki, tempat sedikitnya 923 warga Palestina tewas dan hampir 7.000 lainnya terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan.

    LAWAN AGRESI – Para petempur dari faksi-faksi milisi perlawanan Palestina dari Brigade Al Qassam, Brigade Al-Quds, dan Brigade Al Aqsa di Tepi Barat. (khaberni)

    Melawan, Brigade Al-Quds Lukai Sejumlah Pasukan IDF

    Agresi IDF di Tepi Barat ini mendapat perlawanan dari faksi-faksi milisi perlawanan Palestina.

    Sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds terlibat pertempuran dengan Pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat.

    Dalam pernyataan yang diunggah di Telegram, Brigade Al-Quds mengumumkan mereka sukses menargetkan tentara Israel dengan alat peledak yang sudah dipasang di lingkungan Silat al-Harithiya, Jenin.

    Setelah serangan tersebut, para petempur terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di daerah yang sama.

    Al-Quds mengklaim beberapa tentara Israel terluka dalam insiden tersebut.

    Operasi itu terjadi di waktu yang sama ketika Israel menggerakkan tank-tank dan kendaraan militer berat ke wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.

    Selain pertempuran di Jenin, pasukan Israel dilaporkan menyerang Kota Burqin, sebelah barat Jenin, yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur kota.

    Rekaman yang dirilis Jaringan Berita Quds dan Pusat Informasi Palestina menunjukkan kehancuran di persimpangan jalan utama akibat operasi Israel menggunakan alat berat pada malam hari.

    Alat-alat itu terlihat menggali jalan di Bundaran al-Abarah, yang mengakibatkan tumpukan besar tanah dan menghentikan akses ke persimpangan tersebut.

    Beberapa lokasi yang menjadi target serangan termasuk Kota Hebron, kamp pengungsi Nur Shams yang terletak di sebelah timur Tulkarem, serta lingkungan Beitunia di kota Ramallah.

    Selain Silat al-Harithiya di utara Ramallah, pasukan Israel juga melakukan penggerebekan di Kota Kobar, Silwad, serta menyerbu Kota Qabatiya di selatan Jenin, yang menyebabkan penghancuran lebih lanjut pada infrastruktur di sana.

    Kelompok Hamas mengutuk keras ekspansi operasi militer Israel di provinsi Jenin dan wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.

    Hamas menyebut tindakan ini sebagai bagian dari niat kolonial Israel untuk mencaplok wilayah tersebut secara de jure.

    Perkembangan Terkini

    Berikut ini ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas.

    Mesir dan Qatar Desak Israel Bebaskan Sandera

    Mesir dan Qatar mendesak Israel untuk membebaskan para tahanan, The Associated Press melaporkan.

    Sementara Masyarakat Tahanan Palestina menuduh Israel melakukan “terorisme negara terhadap para tahanan dan keluarga mereka”.

    Netanyahu Bersiap Lanjutkan Pertempuran

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan Israel untuk meningkatkan “kesiapan operasional”.

    Ia mengatakan pasukannya siap melanjutkan pertempuran “kapan saja”, karena gencatan senjata Gaza berada di ujung tanduk.

    Tank-tank Israel memasuki wilayah Tepi Barat yang diduduki untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.

    Pemakaman Hassan Nasrallah

    Ratusan ribu orang menghadiri pemakaman mantan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah di Beirut.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel pada September 2024.