Tag: Basuki Hadimuljono

  • BAZNAS serahkan bantuan Zmart bagi Ponpes Modern Tazakka di Jawa Tengah

    BAZNAS serahkan bantuan Zmart bagi Ponpes Modern Tazakka di Jawa Tengah

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Disaksikan Ketua MPR RI

    BAZNAS serahkan bantuan Zmart bagi Ponpes Modern Tazakka di Jawa Tengah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 11 Maret 2025 – 14:36 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI  H. Ahmad Muzani menyerahkan bantuan program Zmart kepada Pondok Pesantren Modern Tazakka, Jawa Tengah.  

    Program pemberdayaan usaha warung retail ini ditujukan untuk meningkatkan ekonomi pesantren dan mempermudah akses terhadap kebutuhan para santri dan warga sekitar. Adapun penyaluran Zmart Pesantren ini ditargetkan menyasar kepada 50 ponpes di seluruh Indonesia, dengan bantuan yang diberikan sebesar Rp50 juta bagi setiap pesantren. 

    Penyerahan bantuan tersebut diselenggarakan dalam “Silaturahim Akbar: Buka Puasa Ramadhan dan Sholat Terawih Bersama Ketua MPR RI dan Penyerahan Bantuan Program Zmart” di Pondok Pesantren Modern Tazakka, Jawa Tengah, Minggu (9/3/25).

    Hadir dalam acara tersebut Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, M.A., serta Pimpinan Pondok Pesantren Modern Tazakka KH. Anang Rizka Masyhadi, MA., Ph.D.

    Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan, program Zmart merupakan salah satu upaya BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan umat, termasuk di lingkungan pondok pesantren.

    “Kami berharap bantuan ini dapat menjadi pemicu berkembangnya usaha ekonomi di pesantren, sehingga mampu memberikan manfaat luas bagi santri dan masyarakat sekitar,” ujarnya.

    Menurutnya, program ini sejalan dengan visi besar BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kemandirian ekonomi umat. 

    “Kami ingin agar pondok pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga pusat ekonomi yang dapat membantu santri memahami pentingnya kemandirian ekonomi. Santri tidak hanya dididik untuk memahami ilmu agama, tetapi juga dibekali dengan wawasan kewirausahaan yang akan bermanfaat bagi masa depan mereka,” tambahnya.

    Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung program ini.

    “Kami mengapresiasi dukungan penuh dari MPR RI dalam kegiatan penyerahan program Zmart ini. Dukungan ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen bersama dapat membawa manfaat yang luas bagi pesantren, santri, dan masyarakat sekitar. Semoga sinergi ini terus berlanjut untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata di seluruh Indonesia,” ujar Kiai Noor. 

    “Kami juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperkuat ekosistem ekonomi berbasis zakat. Jika kita bersatu, maka dampak yang dihasilkan akan lebih besar dan dapat dirasakan oleh lebih banyak orang,” katanya.

    Sementara itu, Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani dalam sambutannya menyoroti pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi masa depan yang lebih cerah dan sejahtera. 

    “Persiapan menuju Indonesia Emas tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat, termasuk pesantren,” ujar Muzani.

    Ia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus menjalin silaturahmi dan bertukar pandangan guna memperkuat persiapan menuju masa depan yang lebih baik. 

    “Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus bersilaturahmi dan bertukar pandangan seperti ini. Kita tidak sendirian dalam mempersiapkan Indonesia yang lebih baik, lebih kuat, lebih sehat, dan lebih pintar. Dengan berbagai kekuatan yang kita miliki, Insyaallah, Indonesia akan menjadi negara yang semakin tangguh di masa depan,” tegasnya. 

    Turut hadir Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono B.Eng., M.M., MBA, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra H. Abdul Wahid, Bupati Batang H. M. Faiz Kurniawan, SH., MH., Kepala BPKH, Dr. Fadlul Imansyah, S.E., M.M., CIFP., AAK, Wakil Bupati Batang H. Suyono, S.IP., M.Si., Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Dr. H. Saiful Mujab, MA, Kapolres Batang, AKBP Edi Rahmat Mulyana, S.I.K., M.H, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Eka Budhi Sulistyo, beserta jajarannya.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Pastikan bantuan tepat sasaran, BAZNAS RI hadirkan Indeks Ketahanan Pangan

    Pastikan bantuan tepat sasaran, BAZNAS RI hadirkan Indeks Ketahanan Pangan

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Pastikan bantuan tepat sasaran, BAZNAS RI hadirkan Indeks Ketahanan Pangan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 08 Maret 2025 – 14:14 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menghadirkan BAZNAS Indeks Ketahanan Pangan sebagai upaya untuk mengukur ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga mustahik penerima manfaat, dan memastikan agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran. 

    BAZNAS Indeks untuk Ketahanan Pangan bertujuan untuk mengukur sejauh mana zakat mampu memperkuat ketahanan pangan bagi mustahik, mencakup aspek ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan. 

    Hal tersebut mengemuka dalam Public Expose bertema Indeks Ketahanan Pangan yang disiarkan secara daring pada Selasa (4/3/2025). Hadir sebagai narasumber, Kepala Divisi Inovasi Program Kreatif BAZNAS RI, Abdul Aziz Yahya Saoqi, M.Sc.

    Secara terpisah, Pimpinan BAZNAS Bidang Perencenaan, Kajian, dan Pengembangan, Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec menyampaikan, indeks ini diharapkan menjadi alat ukur yang efektif untuk memantau dampak zakat dalam memperkuat ketahanan pangan, sehingga intervensi yang tepat dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Selain berfungsi sebagai alat evaluasi program zakat, indeks ini juga diharapkan menjadi acuan dalam perencanaan program ketahanan pangan berbasis zakat. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan,” ujar Zainulbahar.

    Zainulbahar berharap, dengan adanya indeks ini, sinergi antara pemerintah, BAZNAS, dan berbagai pihak terkait dapat semakin kuat dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

    “Melalui pengelolaan dana zakat yang efektif, BAZNAS dapat berkontribusi dalam program yang meningkatkan ketersediaan dan akses pangan bagi masyarakat kurang mampu,” katanya.

    Kepala Divisi Inovasi Program Kreatif BAZNAS RI, Abdul Aziz Yahya Saoqi, M.Sc, BAZNAS Indeks untuk Ketahanan Pangan memiliki dua dimensi utama, yakni Food Security dan Halal Food Literacy. Food Security mencakup kecemasan dan ketidakpastian pangan, kapasitas dan kualitas pangan yang memadai, serta asupan pangan yang tidak memadai.

    “Sementara Halal Food Literacy mencakup literasi pangan halal dan tayib, serta sarana dan perilaku. Untuk Food Security nilai bobotnya 70 persen dan Halal Food Literacy nilai bobotnya 30 persen. Ini nanti tim peneliti yang akan mengukur,” ucap Abdul Aziz.

    “Bobot ini menjadi sorotan seberapa urgent setiap dimensi dimana Food Security mencapai 70 persen. Ini menunjukkan bahwa Food Security menjadi salah satu sorotan utama dalam BAZNAS Indeks Ketahanan Pangan,” sambungnya.

    Abdul Aziz menambahkan, BAZNAS Indeks untuk Ketahanan Pangan merupakan yang pertama dalam mengukur peran zakat di tengah masyarakat serta dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam mendukung program pemerintah terkait dengan ketahanan pangan.

    “Setelah 100 hari berjalan, salah satu program yang sedang dijalankan oleh presiden dan wakil presiden adalah terkait dengan ketahanan pangan melalui berbagai proses pembangunan yang cukup masif, di antaranya pembukaan lahan pangan dan makan bergizi gratis,” katanya.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Kembangkan Wirausaha di Kampus, Pasar KAWSAMA Dukung Semangat Kewirausahaan UKSW

    Kembangkan Wirausaha di Kampus, Pasar KAWSAMA Dukung Semangat Kewirausahaan UKSW

    TRIBUNJATENG .COM – Di tengah geliat semangat berwirausaha, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melalui Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan (DIK) menghadirkan Pasar Karya Wirausaha Satya Wacana (KAWSAMA) 2025 Volume 1, belum lama ini. Selasar lapangan sepak bola disulap menjadi pusat kolaborasi karya wirausaha yang menghadirkan berbagai produk kreatif, inovatif, dan menarik.

    Pasar KAWSAMA 2025 Volume 1 diisi 12 stan yang melibatkan civitas UKSW, mulai dari kelompok pensiunan, Ikatan Alumni Satya Wacana (IKASATYA), Persatuan Wanita Satya Wacana (PERWASATNA), Dewan Pegawai, Campus Ministry (CM), mahasiswa, hingga perwakilan dari berbagai fakultas. Tiap stan bukan hanya mencerminkan jati diri UKSW sebagai entrepreneurship research university, namun juga menunjukkan luasnya ekosistem kewirausahaan kampus.

    Dalam sambutannya, Direktur DIK Dr. Linda Ariany Mahastanti, S.E., M.Sc., menekankan bahwa Pasar KAWSAMA adalah buah dari keinginan kuat UKSW untuk terlibat aktif dalam pengembangan lingkungan kewirausahaan termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Pasar ini tidak sekedar kegiatan jual beli, tetapi juga menguatkan jiwa-jiwa dan semangat wirausaha sekaligus membangun kapabilitas civitas academica sebagai wirausahawan,” terangnya.

    Dr. Linda turut menegaskan bahwa kegiatan merupakan langkah konkret dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan. Hal ini ke depannya akan diwujudkan melalui pengadaan Pasar KAWSAMA secara rutin berdasarkan hasil diskusi bersama serta evaluasi. Selain itu, dicanangkan pula beberapa seminar kecil untuk memperkaya wawasan kewirausahaan.

    Apresiasi dan dukungan penuh penyelenggaraan acara disampaikan dengan bangga oleh Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami. Melalui momen pembukaan Pasar KAWSAMA 2025 Volume 1, ia mengutarakan harapannya agar kegiatan dapat menghasilkan manfaat yang solutif dan inovatif sebagai bagian dari perwujudan program UKSW bertajuk PROUD (Progressive and Outstanding). 

    “Di sini semua bisa saling menginspirasi karena kekuatan kita hanya dari semangat Satu Hati (sinergis, patuh, harmonis, teladan, dan integritas-red) untuk saling menghidupi,” ucap Rektor Intiyas.

    Ruang berwirausaha

    Suasana dalam pembukaan Pasar KAWSAMA 2025 Volume 1 di Selasar Lapangan Sepak Bola. (istimewa)

    Pasar KWASAMA 2025 Volume 1 dibuka dengan meriah melalui pemotongan pita secara simbolis oleh Rektor Intiyas, didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik, dan Kemahasiswaan Prof. Ferdy S. Rondonuwu, serta Kepala CM Pdt. Dr. Ferry Nahusona, M.Si.

    Semenjak pagi hingga sore hari, keramaian melingkupi setiap stan dalam atmosfer suasana yang sejuk di bawah pepohonan rindang yang menjadi khas UKSW sebagai Kampus Hijau. Para pengunjung berkesempatan mencicipi berbagai hidangan lezat hingga minuman segar nan sehat. Adapun hasil kerajinan tangan yang menarik dan buku karya tulis oleh civitas academica, memamerkan daya kreativitas mereka yang tak terbatas.

    Kepuasan gelaran Pasar KAWSAMA 2025 Volume 1 ini diutarakan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Rambu Lepir Kathleen Taralandu. Gadis asal Sumba, Nusa Tenggara Timur ini mengaku kegiatan merupakan kesempatan yang bagus untuk menemukan variasi hasil kewirausahaan oleh warga UKSW.

    Sedangkan harapan akan keberlangsungan kegiatan disampaikan oleh Nathanael Edwin Prasetya, mahasiswa Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi. “Ke depannya semoga bisa diselenggarakan lagi dengan berbagai hasil kewirausahaan yang lebih kaya,” tuturnya.

    UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Terletak di Salatiga, kampus ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat.

    Melalui Pasar KAWSAMA 2025 Volume 1, maka UKSW menunjukkan komitmen kuatnya untuk mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, serta ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. (*)

  • UKSW dan ITSB Perkuat Sinergi Akademik Melalui Benchmarking dan Kerja Sama Tri Dharma

    UKSW dan ITSB Perkuat Sinergi Akademik Melalui Benchmarking dan Kerja Sama Tri Dharma

    TRIBUNJATENG.COM – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus mengukuhkan posisinya sebagai institusi pendidikan unggul dengan membuka ruang kolaborasi strategis bersama Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB), belum lama ini. Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang 120 Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKSW, kedua institusi membahas pengelolaan Program Studi Bisnis Digital serta mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

    Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami menegaskan komitmen universitas dalam mengembangkan kerja sama yang tidak sekadar seremonial, melainkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan dunia akademik. “UKSW memiliki target untuk menjalin kerja sama yang berdampak. Setiap fakultas dituntut untuk menindaklanjuti kolaborasi yang telah terjalin agar menghasilkan inovasi yang dapat diterapkan. Tahun lalu, UKSW berhasil meraih Gold Winner pada Anugerah Dikti Saintek dalam bidang kerja sama, khususnya dengan LSM. Tahun ini, kami berupaya mempertahankan pencapaian tersebut dan memperkuat kerja sama berbasis inovasi,” jelasnya.

    UKSW, yang saat ini menaungi 15 fakultas dan 63 program studi, termasuk program PAUD hingga SMA, menempatkan penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai pilar utama dalam misinya. Salah satu inisiatif yang telah dilakukan adalah pendampingan masyarakat di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, yang merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan dan stunting tertinggi di Indonesia. Dalam program tersebut, Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), serta Fakultas Interdisiplin (FId) UKSW mendampingi masyarakat dalam mengelola hutan produksi seluas 4.000 hektar, termasuk melakukan studi kelayakan serta pengembangan wisata berbasis komunitas.

    Sinergi Akademik Unggul

    Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITSB, Prof. Dr. Carmadi Machbub, mengungkapkan ketertarikannya terhadap model pengelolaan akademik UKSW yang telah terbukti unggul dan berkontribusi bagi masyarakat. “Kami ingin belajar dari UKSW yang telah banyak melahirkan karya inovatif. Saat ini, ITSB masih dalam tahap pengembangan dan tengah merintis program S2 serta S3 sebagai langkah menuju Research University. Kami berharap dapat menjalin kerja sama yang erat, termasuk kemungkinan mahasiswa S3 kami mendapatkan co-promotor dari UKSW,” ujarnya.

    Sebagai langkah konkret dari pertemuan ini, UKSW dan ITSB menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang mencakup empat bidang utama, yaitu pendidikan, penelitian dan pengembangan sumber daya manusia, pengabdian masyarakat, serta berbagai kegiatan akademik lainnya yang disepakati bersama. MoU ini menjadi landasan bagi kedua institusi untuk memperkuat sinergi akademik dan inovasi berbasis riset yang dapat memberikan dampak luas bagi dunia pendidikan dan masyarakat.

    Dekan FTI UKSW, Prof. Ir. Daniel H.F. Manongga, M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa kolaborasi ini akan membuka peluang bagi pengembangan Program Studi Bisnis Digital di ITSB, yang diharapkan mampu menghadirkan diferensiasi dalam kurikulum dan implementasi industri. “FTI UKSW siap berbagi pengalaman dan best practices dalam pengelolaan program studi berbasis teknologi dan bisnis. Kami juga mendorong kerja sama riset yang dapat menghasilkan inovasi yang aplikatif. Selain itu, kami juga ingin belajar dari ITSB,” tuturnya.

    Dengan terjalinnya kerja sama ini, UKSW dan ITSB semakin mempertegas komitmen mereka dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, inovatif, dan berorientasi pada dampak nyata bagi masyarakat. Ke depan, diharapkan kolaborasi ini dapat mempercepat lahirnya inovasi-inovasi unggulan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Melalui kegiatan ini, UKSW mengukuhkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDG 9 industri, inovasi, dan infrastruktur, dan SDG 17 kemitraan untuk mencapai tujuan. (*)

  • Semangat MengEMASkan Indonesia, Pegadaian Goes to Campus untuk Bantu Kaum Muda Melek Finansial – Halaman all

    Semangat MengEMASkan Indonesia, Pegadaian Goes to Campus untuk Bantu Kaum Muda Melek Finansial – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pegadaian bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan acara Pegadaian Goes to Campus di Universitas Indonesia (UI). Program ini bertujuan untuk memberikan wawasan keuangan yang lebih luas kepada mahasiswa, sekaligus mengenalkan inovasi investasi emas yang aman dan menguntungkan.

    Di tengah era digital yang penuh tantangan finansial, literasi keuangan menjadi faktor penting bagi generasi muda dalam mengelola keuangan mereka dengan bijak.

    Acara yang diselenggarakan di Auditorium Soeria Atmadja, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI ini dibuka oleh Pemimpin PT Pegadaian Wilayah Jakarta 1, Ngadenan. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa generasi muda harus memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik agar dapat mencapai stabilitas finansial di masa depan.

    “Pegadaian sangat terbuka untuk generasi muda agar lebih melek investasi. Generasi muda perlu punya pengelolaan keuangan yang baik untuk mencapai financial freedom di masa depan, dan seluruh karyawan atau Insan Pegadaian siap membantu masyarakat dalam berinvestasi, terutama pada produk layanan Bank Emas Pegadaian,” ujar Ngadenan (05/03).

    Sementara itu, Arief Wibisono Lubis, Ph.D. yang merupakan Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI turut menyampaikan antusiasmenya terkait kegiatan ini.

    “Kami sangat menyambut kegiatan literasi finansial seperti ini, UI juga terbilang sering mengadakan kegiatan literasi finansial karena menyadari pentingnya inklusi keuangan bagi seluruh mahasiswa,” ucapnya.

    Acara ini menghadirkan pemaparan dari Andi Tito Pratama, Kepala Bagian Direktorat Pengaturan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, mengenai Kegiatan Usaha Bullion dalam Perspektif UU Nomor 4 Tahun 2023. Fokus utama pembahasan adalah peran regulasi dalam menjaga ekosistem keuangan yang sehat dan transparan, termasuk di industri bullion.

    Selain itu, acara ini juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda dalam mengelola keuangan. Tasya Kamila, sebagai public figure sekaligus milenial yang aktif berinvestasi, turut berbagi pengalaman tentang pentingnya literasi finansial bagi anak muda.

    “Kita sejak kuliah sudah harus mulai memikirkan tentang finansial, ke depannya mau melanjutkan apa, apakah mau melanjutkan kuliah S2, dan jika sudah ada tabungan akan lebih aman untuk menentukan pilihan,” tuturnya.

    Senior Vice President Bisnis Bullion PT Pegadaian, Kadek Eva Suputra, menyampaikan tentang inovasi layanan Bank Emas Pegadaian yang diresmikan oleh Presiden RI pada 26 Februari 2025 lalu sebagai pelopor layanan emas terintegrasi pertama di Indonesia.

    “Melalui Bullion Services atau Bank Emas Pegadaian, masyarakat kini memiliki akses lebih luas terhadap berbagai layanan keuangan berbasis emas, mulai dari simpanan emas, pembiayaan, perdagangan, hingga penitipan emas. Ini menjadi langkah besar dalam mengembangkan ekosistem emas nasional,” ujarnya.

    Kadek juga menekankan bahwa emas adalah instrumen investasi yang stabil dan tahan terhadap inflasi. Ia mengajak mahasiswa untuk mulai mempertimbangkan investasi emas sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang mereka.

    Keberhasilan acara ini semakin mengukuhkan komitmen Pegadaian dalam menyediakan solusi keuangan yang inklusif serta mendukung pemberdayaan masyarakat. Diharapkan, para mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan mulai membentuk kebiasaan finansial yang sehat sejak dini. (*)

  • Nasib Apes Mantan Menteri Ini, Dulu Digusur Sekarang Kebanjiran – Page 3

    Nasib Apes Mantan Menteri Ini, Dulu Digusur Sekarang Kebanjiran – Page 3

    Mochamad Basuki Hadimuljono, atau akrab dikenal sebagai Basuki Hadimuljono, kini menempati posisi sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, menggantikan perannya sebelumnya sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Penunjukan ini dilakukan pada 5 November 2024, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-70, menandai awal tugasnya untuk mengembangkan dan memimpin ibu kota baru Indonesia.

    Basuki dikenal sebagai figur yang berdedikasi dalam dunia infrastruktur nasional, mengawal berbagai proyek besar seperti pembangunan jalan tol, jembatan, serta bendungan dalam upaya mendukung visi pembangunan Indonesia. Karier panjangnya tidak terlepas dari pengalaman masa kecil hingga pendidikan tinggi yang mendorongnya menjadi salah satu insinyur dan birokrat terkemuka di Indonesia.

    Basuki lahir pada 5 November 1954 di Surakarta dari keluarga militer. Sebagai anak seorang anggota TNI Angkatan Darat, ia terbiasa berpindah-pindah lokasi, mengikuti tugas ayahnya. Perpindahan ini membuatnya menempuh pendidikan di beberapa daerah, mulai dari SD di Palembang, SMP di Papua, hingga SMA di Surabaya.

    Meski sering berpindah, Basuki mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Ia menunjukkan ketertarikan pada musik saat SMA, di mana ia aktif bermain drum dalam kelompok musik sekolahnya. Setelah menyelesaikan SMA di Surabaya, ia berhasil masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempelajari geologi rekayasa dan lulus pada 1979.

  • Patriotisme Perempuan Harus Mampu Mendorong Kemajuan Bangsa

    Patriotisme Perempuan Harus Mampu Mendorong Kemajuan Bangsa

    Medcom • 05 Maret 2025 19:47

    Jakarta: Patriotisme perempuan harus mampu dibangkitkan agar mampu mendorong semangat bersama untuk memperjuangkan hak-haknya dalam mengisi kemerdekaan. 

    “Berbagai kisah perjuangan perempuan mengisi lembar sejarah perjuangan bangsa kita sejak dulu. Karena perjuangan perempuan adalah perjuangan yang berkelanjutan,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi bertema “Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 – Patriotisme Perempuan: Dulu, Kini, dan Nanti” yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia bersama Forum Diskusi Denpasar 12 dan Keluarga Besar Wirawati Catur Panca, di ruang Delegasi, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025. 

    Diskusi yang dimoderatori Eva Kusuma Sundari  (Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Pia Feriasti Megananda, BA (Ketua Umum Wirawati Catur Panca), Dr. Ninik Rahayu, S.H., M.M. (Ketua Dewan Pers), dan Nicky Clara (Social Entrepreneur) sebagai narasumber. 

    Selain itu hadir pula Irine Hiraswari Gayatri, Ph.D (Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) sebagai penanggap. 

    Lestari menegaskan, perempuan di Nusantara sejak dahulu adalah perempuan yang tangguh. 

    Baca juga: Lestari Moerdijat: Butuh Afirmasi dan Edukasi untuk Dorong Perempuan Aktif di Dunia Politik

    Di Aceh, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, pada masa lalu bahkan dipimpin para sultana dengan pemikiran yang jauh melampaui zamannya. 

    Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mengungkapkan, pada abad ke-16 juga ada pejuang perempuan bernama Ratu Kalinyamat dari Jepara yang menerapkan konsep poros maritim di Nusantara untuk menggalang aliansi dalam melawan Portugis. 

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap momentum diskusi tentang patriotisme perempuan ini dapat membangkitkan semangat para perempuan untuk sama-sama bergandeng tangan menyelesaikan ‘pekerjaan rumah’ yang belum selesai dalam proses pembangunan. 

    Pada sambutan tertulisnya, Ketua Umum Wirawati Catur Panca, Pia Feriasti Megananda mengungkapkan, acara diskusi tentang patriotisme perempuan yang diselenggarakan di gedung MPR RI ini merupakan simbol perjuangan bangsa, yang juga melibatkan perempuan. 

    Menurut Pia, peran perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa berkelanjutan sejak masa lalu, masa kini, hingga masa datang. 

    Di masa lalu, ujar Pia, pejuang perempuan memiliki patriotisme yang tinggi. Selain memperjuangkan kemerdekaan bangsa, pejuang perempuan juga memperjuangkan hak-hak mereka. 

    Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu mengungkapkan keterlibatan aktif perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan di sejumlah bidang memang sudah terjadi sejak dahulu. 

    Namun, tambah dia, di era saat ini, pada sejumlah kasus, perempuan tidak dipandang sama dengan laki-laki. 

    Diakui Ninik, dalam konteks penerapan kesetaraan gender saat ini ada kemajuan. Namun, tambah dia, di beberapa sektor terjadi stagnasi, bahkan kemunduran dalam pelaksanaan kesetaraan gender. 

    (Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berharap momentum diskusi tentang patriotisme perempuan ini dapat membangkitkan semangat para perempuan untuk sama-sama bergandeng tangan menyelesaikan ‘pekerjaan rumah’ yang belum selesai dalam proses pembangunan. Foto: Dok. Istimewa)

    Penerapan aturan yang berbeda berdasarkan suku, ras, dan agama, ujar Ninik, menyebabkan stagnasi penerapan kesetaraan gender di sejumlah sektor. 

    Sejumlah regulasi, ungkap Ninik, mendorong terjadinya diskriminasi yang memicu terjadinya tindak kekerasan dan sejumlah hal yang merugikan perempuan. 

    Sehingga, ujar dia, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dalam hal penerapan kesetaraan gender di tanah air. 

    Social Entrepreneur Nicky Clara mengungkapkan terlahir sebagai perempuan disabilitas menghadapi tantangan yang berlapis-lapis. 

    Stigma terkait perempuan dan disabilitas sangat kuat. Bahkan di sejumlah daerah, perempuan dengan disabilitas sampai dikurung. 

    Menurut Nicky, bila tidak mengikutsertakan perempuan dalam pengembangan ekonomi, negara akan kehilangan. Tetapi, tambah dia, faktanya hanya kurang dari 30 persen perempuan yang melek keuangan. 

    Karena itu, ujar Nicky, upaya pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi merupakan langkah yang penting. 

    Peneliti BRIN, Irine Hiraswari Gayatri berpendapat, gerakan perempuan itu berkembang sesuai zamannya, tetapi ada yang konsisten dalam setiap perjuangan itu yaitu militansi. 

    Diakui Irine, keberhasilan gerakan perempuan sering kali bergantung pada faktor lokal dan global.  Selain itu, tambah dia, juga menghadapi tantangan dalam konteks kondisi sosial dan ekonomi. 

    Menurut dia, sejumlah langkah afirmasi di bidang politik itu sejatinya upaya untuk mengakselerasi keterwakilan perempuan di parlemen. 

    Namun, disayangkan upaya itu tidak dibarengi dengan pendidikan politik yang memadai bagi perempuan. 

    Pada kesempatan itu, wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat, saat ini di Kabinet Merah Putih terdapat 5 menteri perempuan dan 9 wakil menteri perempuan. 

    Kondisi itu, sesuatu yang belum pernah terjadi. Bila itu berhasil, di masa depan kita akan punya 9 menteri perempuan. 

    Tetapi, ujar Saur, ada juga bidang-bidang yang tidak pernah dijabat oleh perempuan, sekarang dijabat perempuan, seperti Wakil Menteri  Pekerjaan Umum, Wakil Menteri Dalam Negeri, dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi. “Bila angle itu yang dipakai saya tidak melihat ada regresi,” ujar Saur. 

    Saur khawatir, label yang dibuat terhadap perempuan dan laki-laki itu memperkuat diskriminasi. 

    Sebagai contoh, tambah Saur, kata bangsawan tidak ada bangsawati, negarawan tidak ada negarawati, rupawan tidak ada rupawati. 

    “Mengapa sampai ke kita ada kata taruna dan taruni? Taruna itu berasal bahasa Pali rumpun Indo Arya yang artinya muda,” ujarnya. 

    Jadi, tegas Saur, justru penciptaan bahasa itulah yang menyebabkan penguatan diskriminasi. Menurut Saur, kondisi tersebut harus dikoreksi melalui alam pikiran dalam berbahasa. 

    Jakarta: Patriotisme perempuan harus mampu dibangkitkan agar mampu mendorong semangat bersama untuk memperjuangkan hak-haknya dalam mengisi kemerdekaan. 
     
    “Berbagai kisah perjuangan perempuan mengisi lembar sejarah perjuangan bangsa kita sejak dulu. Karena perjuangan perempuan adalah perjuangan yang berkelanjutan,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi bertema “Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 – Patriotisme Perempuan: Dulu, Kini, dan Nanti” yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia bersama Forum Diskusi Denpasar 12 dan Keluarga Besar Wirawati Catur Panca, di ruang Delegasi, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025. 
     
    Diskusi yang dimoderatori Eva Kusuma Sundari  (Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Pia Feriasti Megananda, BA (Ketua Umum Wirawati Catur Panca), Dr. Ninik Rahayu, S.H., M.M. (Ketua Dewan Pers), dan Nicky Clara (Social Entrepreneur) sebagai narasumber. 

    Selain itu hadir pula Irine Hiraswari Gayatri, Ph.D (Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) sebagai penanggap. 
     
    Lestari menegaskan, perempuan di Nusantara sejak dahulu adalah perempuan yang tangguh. 
     
    Baca juga: Lestari Moerdijat: Butuh Afirmasi dan Edukasi untuk Dorong Perempuan Aktif di Dunia Politik
     
    Di Aceh, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, pada masa lalu bahkan dipimpin para sultana dengan pemikiran yang jauh melampaui zamannya. 
     
    Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mengungkapkan, pada abad ke-16 juga ada pejuang perempuan bernama Ratu Kalinyamat dari Jepara yang menerapkan konsep poros maritim di Nusantara untuk menggalang aliansi dalam melawan Portugis. 
     
    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap momentum diskusi tentang patriotisme perempuan ini dapat membangkitkan semangat para perempuan untuk sama-sama bergandeng tangan menyelesaikan ‘pekerjaan rumah’ yang belum selesai dalam proses pembangunan. 
     
    Pada sambutan tertulisnya, Ketua Umum Wirawati Catur Panca, Pia Feriasti Megananda mengungkapkan, acara diskusi tentang patriotisme perempuan yang diselenggarakan di gedung MPR RI ini merupakan simbol perjuangan bangsa, yang juga melibatkan perempuan. 
     
    Menurut Pia, peran perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa berkelanjutan sejak masa lalu, masa kini, hingga masa datang. 
     
    Di masa lalu, ujar Pia, pejuang perempuan memiliki patriotisme yang tinggi. Selain memperjuangkan kemerdekaan bangsa, pejuang perempuan juga memperjuangkan hak-hak mereka. 
     
    Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu mengungkapkan keterlibatan aktif perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan di sejumlah bidang memang sudah terjadi sejak dahulu. 
     
    Namun, tambah dia, di era saat ini, pada sejumlah kasus, perempuan tidak dipandang sama dengan laki-laki. 
     
    Diakui Ninik, dalam konteks penerapan kesetaraan gender saat ini ada kemajuan. Namun, tambah dia, di beberapa sektor terjadi stagnasi, bahkan kemunduran dalam pelaksanaan kesetaraan gender. 
     

    (Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berharap momentum diskusi tentang patriotisme perempuan ini dapat membangkitkan semangat para perempuan untuk sama-sama bergandeng tangan menyelesaikan ‘pekerjaan rumah’ yang belum selesai dalam proses pembangunan. Foto: Dok. Istimewa)
     
    Penerapan aturan yang berbeda berdasarkan suku, ras, dan agama, ujar Ninik, menyebabkan stagnasi penerapan kesetaraan gender di sejumlah sektor. 
     
    Sejumlah regulasi, ungkap Ninik, mendorong terjadinya diskriminasi yang memicu terjadinya tindak kekerasan dan sejumlah hal yang merugikan perempuan. 
     
    Sehingga, ujar dia, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dalam hal penerapan kesetaraan gender di tanah air. 
     
    Social Entrepreneur Nicky Clara mengungkapkan terlahir sebagai perempuan disabilitas menghadapi tantangan yang berlapis-lapis. 
     
    Stigma terkait perempuan dan disabilitas sangat kuat. Bahkan di sejumlah daerah, perempuan dengan disabilitas sampai dikurung. 
     
    Menurut Nicky, bila tidak mengikutsertakan perempuan dalam pengembangan ekonomi, negara akan kehilangan. Tetapi, tambah dia, faktanya hanya kurang dari 30 persen perempuan yang melek keuangan. 
     
    Karena itu, ujar Nicky, upaya pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi merupakan langkah yang penting. 
     
    Peneliti BRIN, Irine Hiraswari Gayatri berpendapat, gerakan perempuan itu berkembang sesuai zamannya, tetapi ada yang konsisten dalam setiap perjuangan itu yaitu militansi. 
     
    Diakui Irine, keberhasilan gerakan perempuan sering kali bergantung pada faktor lokal dan global.  Selain itu, tambah dia, juga menghadapi tantangan dalam konteks kondisi sosial dan ekonomi. 
     
    Menurut dia, sejumlah langkah afirmasi di bidang politik itu sejatinya upaya untuk mengakselerasi keterwakilan perempuan di parlemen. 
     
    Namun, disayangkan upaya itu tidak dibarengi dengan pendidikan politik yang memadai bagi perempuan. 
     
    Pada kesempatan itu, wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat, saat ini di Kabinet Merah Putih terdapat 5 menteri perempuan dan 9 wakil menteri perempuan. 
     
    Kondisi itu, sesuatu yang belum pernah terjadi. Bila itu berhasil, di masa depan kita akan punya 9 menteri perempuan. 
     
    Tetapi, ujar Saur, ada juga bidang-bidang yang tidak pernah dijabat oleh perempuan, sekarang dijabat perempuan, seperti Wakil Menteri  Pekerjaan Umum, Wakil Menteri Dalam Negeri, dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi. “Bila angle itu yang dipakai saya tidak melihat ada regresi,” ujar Saur. 
     
    Saur khawatir, label yang dibuat terhadap perempuan dan laki-laki itu memperkuat diskriminasi. 
     
    Sebagai contoh, tambah Saur, kata bangsawan tidak ada bangsawati, negarawan tidak ada negarawati, rupawan tidak ada rupawati. 
     
    “Mengapa sampai ke kita ada kata taruna dan taruni? Taruna itu berasal bahasa Pali rumpun Indo Arya yang artinya muda,” ujarnya. 
     
    Jadi, tegas Saur, justru penciptaan bahasa itulah yang menyebabkan penguatan diskriminasi. Menurut Saur, kondisi tersebut harus dikoreksi melalui alam pikiran dalam berbahasa. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (TIN)

  • Momen Kocak Mantan Menteri PUPR Pak Bas Mengayuh Motor di Tengah Banjir – Page 3

    Momen Kocak Mantan Menteri PUPR Pak Bas Mengayuh Motor di Tengah Banjir – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Basuki Hadimuljono, Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang sekarang menjabat sebagai Kepala Otorita IKN tidak pernah berhenti menjadi sorotan, meski dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri dalam kabinet pemerintah. Kali ini Basuki yang akrab disapa Pak Bas viral lantaran mengayuh motor di tengah banjir.

    Video viral Pak Bas mengayuh motor di tengah banjir tersebut salah satunnya dibagikan akun Instagram @infohitssetubekasi. 

    “@basuki_hadimuljono KEBANJIRAN DI BEKASI. Pak Bas sapaan akrabnya tampak santai mengendarai motor di perumahan Kemang Pratama Bekasi. Warga Bekasi sejak tahun 2019 ini berbaur bersama warga lainnya,” tulis @infohitssetubekasi, dikutip Rabu (5/3/2025).

    Tampak dalam video tersebut,  dengan topi andalannya yang sering dia pakai, Pak Bas mengayuh motor trail berwarna hijau-hitam di jalan yang banjir sambil didorong oleh seseorang di belakangnya. Pak Bas pun tampak tersenyum ketika melewati banjir tersebut.

    Warga Korban Banjir Bekasi Terjebak di Lantai 2 Rumah Butuh Bantuan Makanan

    Warga terdampak banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai terdesak kebutuhan makanan. Seperti warga yang masih terjebak di lantai dua rumah di belakang Stadion Patriot Candrabaga, Kayuringin, lantaran sudah terkepung banjir setinggi nyaris 2 meter.

    Ivan Faizal, salah satu warga yang bertahan di lantai dua rumahnya, mengatakan ia dan beberapa warga lainnya saat ini sangat membutuhkan bantuan makanan dan pakaian bersih.

    Mereka sama sekali tidak bisa menggunakan peralatan memasak lantaran tidak ada listrik.

    “Untuk sementara saat ini kami bertahan di rumah masing-masing di lantai dua, semoga saja air tidak naik. Kalau naik sampai ke lantai dua selesai kita,” kata Faisal kepada Liputan6.com, Selasa (4/3/2025).

    Setidaknya ada sekitar 20 orang yang masih bertahan di rumah salah seorang warga.

     

  • Rumahnya Kebanjiran, Kepala Otorita Basuki Hadimuljono Terobos Banjir Pakai Motor Trail

    Rumahnya Kebanjiran, Kepala Otorita Basuki Hadimuljono Terobos Banjir Pakai Motor Trail

    JAKARTA – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono kembali menunjukkan gelagat lucunya di lapangan.

    Kali ini kejadian kocak yang ditunjukkan bukan terkait dengan tugasnya sebagai pejabat di Otorita, melainkan aksinya saat menerjang banjir.

    Dalam sebuah video yang beredar sebagaimana dilihat VOI, dia terlihat menerjang banjir dengan motor trail hijau, didorong oleh seorang pria di belakangnya.

    Banjir yang merendam kawasan tersebut tampak cukup tinggi, mencapai setengah roda motor yang dinaiki mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu.

    Berdasarkan konfirmasi dari ajudannya, Reza Eqya, kejadian dalam video tersebut berada di sekitar kediamannya, kawasan perumahan elit di Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 4 Maret.

    “Betul (ada kejadian itu). Saat ini (Pak Basuki) masih di kediaman,” ujar Reza kepada VOI, Selasa, 4 Maret.

    Daerah Jabodetabek sendiri tengah dilanda hujan deras yang mengakibatkan banjir di sejumlah titik.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, cuaca ekstrem di Jabodetabek masih akan berlangsung hingga pekan depan.

    Hal ini diungkapkan Dwikorita dalam rapat koordinasi (Rakor) pengendalian banjir Jabodetabek yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

    “Untuk potensi sepekan ke depan, karena fenomenanya masih akan berlanjut meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian nampaknya puncaknya (hujan) di tanggal 11 (Maret),” kata Dwikorita, Selasa, 4 Maret.

    Melihat potensi hujan lebat yang masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pemerintah akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) hingga Sabtu, 8 Maret mendatang.

    “BNPB akan melaksanakan operasi modifikasi cuaca ini sampai 8 (Maret). Mudah-mudahan dengan adanya OMC ini, paling tidak hujan akan bisa kami kurangi untuk hari-hari ke depan,” tuturnya.

    Suharyanto menambahkan, pihaknya telah meminta Pemprov DKI Jakarta untuk melanjutkan OMC di wilayahnya, seperti yang pernah dilakukan sejak tahun baru 2025 hingga Februari lalu.

    Kemudian, BNPB berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bogor, untuk mengirimkan tim guna menangani bencana longsor dan memperbaiki jembatan putus.

    “Kemudian infrastruktur yang rusak, contoh kemarin Kabupaten Bogor itu ada 7 jembatan. Nah, untuk jangka pendek yang bisa dilaksanakan segera adalah menggunakan jembatan bailey,” jelasnya.

    Sementara di Kota Bekasi, tercatat 7 kecamatan terdampak banjir hingga ketinggian 3 meter dan banjir di Kabupaten Bekasi melanda enam kecamatan hingga 1,5 meter.

    “Kota Bekasi ini yang agak parah. Mungkin dalam waktu dekat kami sendiri akan ke sana. Hari ini juga akan dikirim tim ke Kota Bekasi untuk melihat dan berkoordinasi secara langsung dengan Bapak Wali Kota Bekasi terkait langkah-langkah yang harus dilakukan,” pungkasnya.

  • Ikut Terdampak, Eks Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Terpaksa Dorong Motor Terjang Banjir Bekasi – Halaman all

    Ikut Terdampak, Eks Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Terpaksa Dorong Motor Terjang Banjir Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono turut menjadi korban banjir yang melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).

    Eks menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) itu terekam kamera warga tengah mendorong motor trail koleksinya.

    Pak Bas, sapaan akrabnya, memindahkan motor trail koleksinya itu karena banjir yang melanda Kota Bekasi sudah mencapai sekitar 30 cm.

    Dalam video tersebut, Basuki menaiki motor trail yang mesinnya tidak menyala. 

    Sehingga, membuatnya terpaksa “mengayuh” motornya itu untuk menerjang banjir.

    Tampak, dia juga dibantu oleh orang lain mendorong motornya dari belakang.

    Ajudan Basuki, Reza Eqya mengatakan bahwa video tersebut diambil pada Selasa sekitar pukul 07.00-08.00 WIB oleh warga Kemang Pratama, Bekasi, atau di sekitar rumah pribadi Pak Bas.

    “Video mungkin diambil oleh warga sekitar, mungkin sekitar pukul 07.00-08.00 WIB,” ujar Reza saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

    Ia juga membenarkan bahwa saat ini Basuki sedang berada di kediamannya di Bekasi. 

    Di mana akses kawasan rumahnya turut terdampak banjir.

    “Akses jalannya lumpuh karena banjir,” ungkap Reza menjelaskan kondisi lingkungan dalam video tersebut.

    Sementara itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan bahwa Kota Bekasi lumpuh akibat banjir yang terjadi sejak dini hari.

    Dari 12 kecamatan di Kota Bekasi, delapan di antaranya terendam banjir. 

    “Sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air, keluar, karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa,” ujar Tri dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Menko PMK Pratikno yang digelar daring, Selasa.

    Tri mengungkapkan, banjir disebabkan meluapnya air dari tanggul yang telah dibangun Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

    Daerah yang terdampak banjir parah berada di sepanjang aliran Sungai Bekasi, terutama di antara Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. 

    Ketinggian air banjir bervariasi, bahkan ada yang mencapai 8 meter. 

    Gubernur Jawa Barat Bakal Evaluasi Tata Ruang Buntut Banjir Melanda

    Sejumlah wilayah di Jawa Barat dilanda banjir parah pada Selasa, dari wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, hingga Bogor. 

    Penyebab banjir adalah curah hujan deras hingga banjir kiriman akibat sungai meluap pada Selasa.

    Atas hal itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengaku telah menyusun program untuk menanggulangi banjir di sejumlah wilayah di Jawa Barat.

    Dedi mengatakan pihaknya bakal mengerahkan sumber daya untuk mengatasi banjir di Jawa Barat.

    “Selasa depan kita rapat koordinasi bupati/walikota se-Jabar bersama menteri ATR/BPN untuk evaluasi tata ruang di Jabar,” kata Dedi di Kantor Bupati Karawang, Selasa, dikutip dari TribunBekasi.com.

    Menurut Dedi, banjir parah yang terjadi ini karena curah hujan tinggi hingga kiriman dari wilayah Bogor.

    Penyebabnya adalah karena di wilayah Bogor daerah resapan air atau daerah hijau hilang.

    “Ruang terbuka hijau, hutan, sawah, ya intinya daerah resapan air itu hilang yang menyebabkan banjir di Jawa Barat,” katanya.

    Dedi mengaku tidak ingin setiap bencana longsor dan banjir hanya berhenti pada pemberian bantuan.

    Dia menegaskan harus ada langkah konkret agar masalah banjir itu dapat diselesaikan.

    “Mulai dari sumber atas hulunya hingga ke sini hilirnya harus benar-benar,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul Viral, Nekat Terobos Arus Banjir, Mobil Terseret Sejauh 20 Meter di Kecamatan Setu Bekasi

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam) (Kompas.com)