Tag: Basuki Hadimuljono

  • BRI Boyong 3 UMKM Binaan Ikut Pameran Produk Natural di Amerika Serikat

    BRI Boyong 3 UMKM Binaan Ikut Pameran Produk Natural di Amerika Serikat

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melanjutkan inisiatifnya membawa produk-produk unggulan UMKM alumni BRI UMKM EXPO(RT) ke ajang pameran dagang berskala global. BRI pun memboyong UMKM binaannya mejeng di Natural Product Expo West (NPEW) 2025, yang berlangsung di Anaheim, California, Amerika Serikat.

    Mengusung tema ‘Trade with Remarkable Indonesia’, pameran yang digelar 5-7 Maret yang lalu ini merupakan salah satu ajang terbesar di dunia untuk produk natural, yang menghadirkan lebih dari 3.000 produsen dari berbagai negara dan menarik sekitar 65.000 pengusaha bisnis global.

    Sebagai platform business-to-business (B2B), NPEW 2025 menjadi peluang strategis bagi UMKM Indonesia untuk menembus pasar internasional dan menjangkau buyer serta importir potensial di Amerika Serikat.

    BRI mempromosikan tiga UMKM binaan alumni BRI UMKM EXPO(RT), yaitu Drink Palmas (minuman fungsional berkarbonasi), Timtim Natural Estusae (makanan sehat dan rempah-rempah asli Indonesia), serta CV Agradaya Indonesia (produk rempah dan obat herbal).

    Bekerja sama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles, BRI membuka jalan bagi UMKM Indonesia agar semakin dikenal dan diminati oleh pasar Amerika Serikat.

    Selama tiga hari pameran, ketiga UMKM binaan BRI berhasil mencatatkan potensi transaksi (potential deals) dengan nilai yang menjanjikan, yaitu Total potensi deal yang berhasil dicatatkan mencapai USD 754.800 atau sekitar Rp 28 miliar.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menuturkan partisipasi UMKM binaan BRI dalam NPEW 2025 merupakan bagian dari perjalanan berkelanjutan pasca BRI UMKM EXPO(RT).

    “Langkah ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan kami dalam mendorong UMKM Indonesia menjadi pemain global. Keikutsertaan dalam pameran internasional ini juga merupakan bentuk dukungan nyata BRI untuk mendorong pengusaha UMKM go global yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor produk lokal” ujar dalam keterangan tertulis, Selasa (25/3/2025).

    BRI Representative untuk koridor Amerika Serikat Budi Pratama menegaskan pentingnya peran BRI dalam memfasilitasi UMKM agar dapat menemukan mitra bisnis internasional.

    “BRI secara aktif mendukung UMKM Indonesia untuk memperluas jangkauan pasarnya hingga ke luar negeri, terutama Amerika Serikat. Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami dalam membantu UMKM menembus pasar global,” imbuhnya.

    Sementara itu, Marketing Specialist untuk produk-produk Indonesia Elizabeth Souw menyoroti pentingnya diferensiasi dalam persaingan pasar Amerika Serikat.

    “Produk-produk Indonesia harus memiliki nilai tambah agar dapat bersaing di pasar global. Selain itu, produk natural Indonesia juga memiliki keunggulan dalam masa simpan yang panjang, yang menjadi faktor penting bagi buyer di Amerika Serikat,” jelasnya.

    Senada dengan hal tersebut, Direktur ITPC Los Angeles Kumara Jati, Ph.D menyampaikan kualitas dan keberlanjutan merupakan aspek kunci untuk memasuki pasar Amerika Serikat.

    “Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Produk natural Indonesia telah dikenal secara global, namun untuk dapat bersaing di pasar Amerika Serikat, kualitas dan keberlanjutan adalah faktor utama. UMKM yang berpartisipasi dalam pameran ini telah melewati proses seleksi ketat dan siap berkompetisi di pasar internasional,” ungkapnya.

    (anl/ega)

  • Profil Rozik Boedioro Soetjipto, Mantan Menteri PU Tutup Usia

    Profil Rozik Boedioro Soetjipto, Mantan Menteri PU Tutup Usia

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar duka datang dari dunia pertambangan dan infrastruktur Indonesia, mantan Menteri Pekerjaan Umum, Rozik Boedioro Soetjipto di era Kabinet Persatuan Nasional, meninggal dunia pada Senin (24/3/2025).

    Informasi tersebut disampaikan melalui unggahan di Instagram Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, M Basuki Hadimuljono.

    “Keluarga Besar Otorita Ibu Kota Nusantara turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya Bapak Dr Ir Rozik Boedioro Soetjipto,” tulis unggahan tersebut, dikutip pada Senin (24/3/2025).

    Profil dan Perjalanan Karier Rozik Boedioro Soetjipto

    Rozik Boedioro Soetjipto lahir pada 20 Agustus 1943 dan merupakan lulusan teknik pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1961. Ia dikenal sebagai dosen senior di fakultas teknik pertambangan dan perminyakan (FTTM) ITB.

    Selama kariernya, ia pernah menjabat sebagai direktur jenderal di Kementerian Pertambangan dan Energi sebelum akhirnya ditunjuk sebagai menteri pekerjaan umum periode 1999-2001.

    Selain aktif di pemerintahan, Rozik juga memiliki pengalaman akademik yang kuat. Ia meraih gelar doktor dari Universitas Katolik Leuven, Belgia, dengan disertasi yang membahas pemulihan logam transisi menggunakan resin penukar ion. Kemampuannya dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris, Prancis, dan Belanda, turut mendukung kiprahnya di tingkat internasional.

    Jabatan Strategis di Dunia Pertambangan

    Setelah meninggalkan jabatan sebagai menteri, Rozik melanjutkan perannya di industri pertambangan. Ia menjadi salah satu Komisaris PT Freeport Indonesia sejak tahun 2000 dan kemudian diangkat sebagai presiden direktur perusahaan tersebut pada 27 Januari 2012, menggantikan Armando Mahler. Masa kepemimpinannya di Freeport berakhir pada 2015, dan posisinya digantikan oleh Maroef Sjamsuddin.

    Di luar Freeport, Rozik juga menjabat sebagai komisaris independen PT Bayan Resources dan aktif dalam Natural Resource Centre, sebuah lembaga yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam. Salah satu peninggalan pentingnya adalah hibah Gedung Freeport SBM ITB yang kini dikenal sebagai Gedung Labtek XIV ITB, yang diresmikan pada 2017.

    Dedikasi di Dunia Pendidikan dan Pertambangan

    Semasa hidupnya, Rozik berkontribusi besar di berbagai bidang, termasuk akademik dan pengelolaan sumber daya alam. Berikut adalah beberapa posisi yang pernah diembannya:

    Dosen Teknik Pertambangan dan Manajemen Geologi FTTM ITB.Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana ITB.Direktur Pembinaan di Ditjen Pertambangan Umum.Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral.Direktur Jenderal Pertambangan Umum.Menteri Pekerjaan Umum (1999-2001).Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (2012-2015).Komisaris Independen PT Bayan Resources.Pendiri dan pegiat di Natural Resource Centre.

    Kepergian Rozik Boedioro Soetjipto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar ITB dan dunia pertambangan Indonesia. Jasa dan dedikasi yang telah ia torehkan akan selalu dikenang sebagai inspirasi bagi generasi penerus. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan

  • Lulus Kuliah Lebih Cepat Melalui Program Kuliah Hepi Bebas Skripsi UKSW

    Lulus Kuliah Lebih Cepat Melalui Program Kuliah Hepi Bebas Skripsi UKSW

    TRIBUNJATENG.COM – Program Kuliah Hepi Bebas Skripsi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dapat mempercepat kelulusan mahasiswa.

    Program ini menawarkan alternatif tugas akhir yang lebih aplikatif bagi mahasiswa melalui Diseminasi Tugas Talenta Unggul (TTU).

    Tampak 52 karya hasil penelitian mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dipamerkan dalam bentuk poster pada kegiatan Diseminasi Ekspo TTU FEB Periode Maret 2025 di Balairung Universitas (BU), Rabu (19/03/2025). 

    Sejak tahun 2024, FEB telah rutin melakukan pameran puluhan karya ilmiah mahasiswa dalam presentasi terbuka Diseminasi Ekspo TTU. 

    Puluhan karya hasil penelitian tersebut merupakan gagasan inovatif 52 mahasiswa yang terdiri dari 27 mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen, 10 mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi, dan 15 mahasiswa Prodi Akuntansi, di mana satu di antaranya berhasil dipublikasikan pada jurnal terakreditasi nasional.

    Turut hadir sebagai dosen penguji Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan (WR KIP) Priyo Hari Adi, Ph.D.

    Menariknya, sebagian besar peserta Diseminasi Ekspo TTU FEB kali ini merupakan mahasiswa angkatan 2021 yang berhasil menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 3,5 tahun.

    Meskipun fokus pada studi, mereka tetap aktif berorganisasi, baik di dalam maupun di luar kampus.

    Banyak dari mereka juga meraih beasiswa selama proses studi, membuktikan bahwa program ini tidak hanya mempercepat kelulusan, tetapi juga memberikan banyak peluang bagi pengembangan diri.

    Mempercepat Kelulusan 

    Salah satu mahasiswa yang merasakan manfaat langsung dari program ini yaitu Muhammad Sulistyo Jati mahasiswa dari Prodi Ilmu Ekonomi yang mempresentasikan karya hasil penelitian berjudul “Peran Sektor PDRB, Tenaga Kerja, dan Inflasi Terhadap PAD di Jawa Tengah: Pendekatan Analisis Spasial” mengaku bangga bisa mengikuti Diseminasi Ekspo TTU kali ini. 

    “Selama masa kuliah, aktif berorganisasi bukan halangan untuk meraih beasiswa dan lulus lebih cepat. Saya berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif-red) 3,92. Diseminasi TTU ini sangat membantu mahasiswa,” katanya. 

    Tak hanya Muhammad Sulistyo Jati, Hosea Adrian Haryanto mahasiswa Prodi Manajemen juga merasakan hal yang sama.

    Menurutnya, program ini tidak hanya memudahkan mahasiswa untuk lulus lebih cepat, melainkan juga mengasah kemampuan komunikasi dan public speaking.

    “Di tengah kesibukan berorganisasi, bisa meraih IPK 3,87 dan lulus lebih cepat adalah pencapaian yang luar biasa bagi saya. Melalui Diseminasi TTU yang memberikan berbagai alternatif tugas akhir ini, saya tidak perlu menyusun skripsi atau mengikuti sidang tertutup,” ujarnya. 

    Program diseminasi TTU ini merupakan bentuk transformasi kurikulum yang menggantikan skripsi dan sidang sebagai syarat kelulusan yang diselenggarakan oleh UKSW.

    Skripsi ditransformasi menjadi karya inovatif seperti expo hasil karya penelitian, artikel karya ilmiah dalam jurnal terakreditasi nasional hingga internasional bereputasi dan laporan penelitian lainnya.

    Program ini menjadi bukti nyata UKSW terus berkontribusi mewujudkan Sustainable Development Goals (SGDs) ke-4 pendidikan berkualitas.

    UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3.

    Terletak di Salatiga, kampus ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia.

    Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat.

    Mau merasakan serunya Kuliah Hepi Bebas Skripsi?

    Yuk, bergabung di UKSW. 

    Informasi lebih lanjut bisa menghubungi narahubung 08112700049.

    Salam Satu Hati UKSW! (*)

  • Potensi zakat fitrah nasional 2025 capai Rp8 triliun

    Potensi zakat fitrah nasional 2025 capai Rp8 triliun

    Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengungkapkan potensi zakat fitrah secara nasional di tahun 2025 mencapai 604.813.992 ton beras atau setara dengan Rp8 triliun.

    BAZNAS RI: Potensi zakat fitrah nasional 2025 capai Rp8 triliun
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 22 Maret 2025 – 16:44 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengungkapkan potensi zakat fitrah secara nasional di tahun 2025 mencapai 604.813.992 ton beras atau setara dengan Rp8 triliun. Estimasi ini dihitung berdasarkan harga rata-rata beras medium pada setiap provinsi di Indonesia, yaitu Rp14.337 per kilogram.

    Potensi zakat fitrah dihitung berdasarkan total populasi Muslim di Indonesia yang mencapai 244,41 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 91,43 persen diperkirakan berada di luar garis kemiskinan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan jumlah tersebut dengan harga rata-rata beras sebesar Rp14.337 per kilogram.  Hasilnya, estimasi potensi zakat fitrah tahun 2025 mencapai Rp8 triliun.

    Hal tersebut mengemuka dalam Konferensi Pers Zakat Fitrah BAZNAS 2025, di Gedung BAZNAS RI, Jakarta, Jumat (21/3/2025). Hadir Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mokhamad Mahdum, MIDEC, AK, CA, CPA, CWM, CGRCOP, GRCE, CHRP., Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec., beserta jajaran.

    Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec, mengungkapkan, potensi zakat fitrah di Indonesia sangat besar jika seluruh umat Islam menunaikan kewajiban zakatnya.

    Dengan jumlah penduduk Muslim sekitar 244 juta jiwa, ia mengatakan, jika 1,34 persen dari populasi tersebut membayar zakat fitrah, maka jumlah beras yang terkumpul bisa mencapai ratusan ribu ton. “Jika dikelola dengan baik, zakat fitrah tidak hanya menjadi ibadah wajib, tetapi juga instrumen strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Zainulbahar.

    Zainulbahar menjelaskan, berdasarkan tren pertumbuhan pengumpulan zakat fitrah dalam neraca tahunan 2021 hingga 2024, yang rata-rata meningkat 21,28 persen, proyeksi pengumpulan zakat fitrah 2025 diperkirakan mencapai Rp631,77 miliar.

    “Dengan optimalisasi pengelolaan, pemanfaatan teknologi digital, serta koordinasi dengan lembaga zakat lainnya, angka ini diperkirakan bisa meningkat hingga Rp758,13 miliar,” ungkap Zainulbahar.

    “Kami melihat adanya peluang besar untuk meningkatkan penghimpunan zakat fitrah melalui pendekatan digital dan sistem pembayaran yang lebih mudah diakses masyarakat,” tambahnya.

    Ke depan, kata Zainulbahar, BAZNAS juga akan memperketat pengawasan terhadap pengelolaan zakat agar dana benar-benar disalurkan sesuai dengan ketentuan syariah. 

    “Kami ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang terhimpun memberikan manfaat nyata bagi mustahik,” kata Zainulbahar.

    Ia juga mengajak masyarakat untuk menyalurkan zakat fitrah melalui lembaga resmi agar distribusinya lebih efektif. Dengan demikian, zakat fitrah tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga solusi dalam meningkatkan kesejahteraan umat dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

    “Harapan kami, zakat fitrah bukan hanya sekadar ibadah di bulan Ramadhan saja, tetapi juga bagian dari solusi sosial yang lebih luas,” ucapnya.

    Pada kesempatan tersebut, Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL BAZNAS RI Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D., menambahkan, Pulau Jawa masih menjadi wilayah dengan potensi zakat fitrah terbesar. Lima provinsi dengan kontribusi terbesar adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Banten, dengan total potensi lebih dari Rp5 triliun. 

    Sementara itu, lanjut Hasbi, wilayah Indonesia Timur dan Papua memiliki potensi lebih kecil karena jumlah penduduk Muslim yang lebih sedikit serta faktor sosial-ekonomi yang berbeda.

    “BAZNAS terus berupaya mengoptimalisasi pengelolaan zakat, mulai dari penguatan regulasi, penerapan PSAK 409 untuk transparansi dan akuntabilitas, kewajiban UPZ untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi, serta kolaborasi dengan DKM dan tokoh setempat dalam distribusi zakat,” ujar Hasbi.

    “Kami juga akan memperluas pemanfaatan teknologi digital dalam pembayaran zakat, sehingga masyarakat semakin mudah dalam menunaikan kewajibannya,” jelasnya.

    “Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat merupakan kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat,” ucapnya.

    Hasbi juga mengajak masyarakat untuk menunaikan zakat, berinfak, dan bersedekah melalui lembaga resmi seperti BAZNAS. Menurutnya, menyalurkan dana ke lembaga terpercaya tidak hanya memastikan distribusi yang tepat sasaran, tetapi juga mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat.

    Turut hadir dalam acara tersebut Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan MA., Deputi 1 BAZNAS RI Bidang Pengumpulan Mohamad Arifin Purwakananta, serta Deputi 2 BAZNAS RI Bidang Pendistriusian dan Pendayagunaan Dr. H.M. Imdadun Rahmat, M.Si.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Progres Pendirian Politeknik Agro Industri Blora, Bupati Targetkan Tahun Depan Bisa Terima Mahasiswa

    Progres Pendirian Politeknik Agro Industri Blora, Bupati Targetkan Tahun Depan Bisa Terima Mahasiswa

    TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Bupati Blora, Arief Rohman, menyebut tahapan pendirian Politeknik Agro Industri Blora terus bergulir dan semakin dimatangkan.

    Apalagi, dengan sudah adanya tim perumus yang dipimpin langsung Prof. Ali Agus, seorang Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, asli Blora, yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Pertanian Republik Indonesia, bidang Hilirisasi Produk Peternakan.

    “Rabu malam (19/3/2025) lalu, kami berkumpul dengan tim perumus dalam sebuah pertemuan terbatas di Yogyakarta. Hadir para guru besar, profesor diaspora Blora yang ada di UGM. Mulai Prof. Ali Agus, kemudian Prof. Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, M.P., bersama dengan suaminya Prof. drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D, keduanya Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan,” kata Arief, Jumat (21/3/2025).

    Selain itu ada Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, dan Dr. Ratih Ida Adharini, dari Fakultas Perikanan UGM dan lainnya.

    Di pertemuan itu, selain membahas penyiapan dokumen naskah akademik, tim perumus juga mulai memetakan kebutuhan SDM dosen yang akan diajak untuk mengajar di Politeknik Agro Industri Blora, nantinya.

    Dalam hal ini sesuai jurusan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan di Kabupaten Blora.

    “Komandannya Prof. Ali Agus. Kami berharap tahun depan bisa mulai menerima mahasiswa baru di Blora. Untuk lokasinya nanti sementara akan menggunakan gedung sekolah yang ada di Blora terlebih dahulu. Sambil kedepan menunggu pembangunan gedung kampus baru,” terang Arief.

    Sementara itu, Prof. Ali Agus, menyampaikan, saat ini tim yang ia pimpin sedang menyiapkan proposalnya dan berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk pendirian Politeknik Agro Industri.

    “Termasuk mulai menyiapkan kandidat kandidat dosen yang akan terlibat di dalamnya. Itupun juga sudah kita inventarisir. Termasuk calon calon mitra pendukung penyelenggaraan prodi prodi yang ada di lingkup Politeknik Agro Industri. Mohon doa restunya, perlahan tapi pasti kita melangkah untuk menyiapkan SDM unggul Blora, memanfaatkan potensi agroekosistem yang ada di Kawasan Blora,” terangnya.

    Termasuk, lanjutnya,  di dalamnya ada lahan lahan marginal. Karena kedepan seluruh negara akan dihadapkan pada permasalahan pangan, efek global warming , dan banyak lahan kering dari Sabang sampai Merauke.

    “Tentunya ke depan akan banyak dibutuhkan skill, memerlukan SDM, memerlukan teknologi dan itu harus kita siapkan dari sekarang. Termasuk mengurus akreditasinya agar saat menerima mahasiswa nanti bisa aman dari segi administrasinya. Mohon doanya semoga lancar,” jelasnya.

    Pendirian politeknik ini, menurutnya juga selaras dengan program Presiden yang sedang memprioritaskan ketahanan pangan dan swasembada pangan nasional.

    Tidak hanya mempersiapkan lahan namun juga SDM nya. Blora mengambil peran disini. (Iqs)

  • Oreo Berbagi Kebaikan dengan Dukungan Pendidikan untuk anak Yatim

    Oreo Berbagi Kebaikan dengan Dukungan Pendidikan untuk anak Yatim

    JABAR EKSPRES – Melalui program “Oreo Berbagi Serunya Berilmu”, PT Mondelez Indonesia Manufacturing memberikan donasi sebesar 2,5 persen keuntungan penjualan untuk mendukung pendidikan.

    Donasi diberikan dengan target total penerima manfaat 1500 anak yatim piatu dan membantu mereka mewujudkan mimpi masa depan melalui penyerahan alat bantu belajar.

    BACA JUGA: Abadikan Momen Ramadhan, Produk Xiaomi Diskon Gede-gedean, Ini Dia Daftarnya!

    Zaenal Abidin selaku Direktur PT Mondelez Indonesia Manufacturing menjelaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Mondelez Indonesia, melalui brand Oreo untuk menyebarkan semangat kebaikan dengan menciptakan lebih banyak momen kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia.

    “Sebagai produk yang diproduksi di Indonesia, tepatnya di Cikarang, dan menjadi pusat produksi yang memenuhi kebutuhan 40 negara di Asia Pasifik, Timur Tengah, termasuk Jepang, Australia dan Selandia Baru,’’ujar Zaenal dalam keterangan rilisnya.

    BACA JUGA: PPPK dan CASN tidak Terima Gaji Selama 3 Bulan, Gara-Gara Pengangkatan Tertunda!

    Menurutnya, Oreo senantiasa tumbuh berkembang bersama keluarga Indonesia selama 30 tahun. Pihaknya berkomitmen memberikan berbagai keseruan yang dihadirkan dalam cemilan untuk menciptakan momen kebersamaan keluarga Indonesia.

    Dengan bekal pendidikan, peluang untuk meraih kehidupan yang layak di masa depan akan menjadi lebih besar dan menjadi kekuatan untuk memajukan bangsa di masa depan.

    BACA JUGA: Mobil Listrik Murah Asal Vietnam VinFast Dibandrol Rp 200 Jutaan!

    Dengan rasa bangga dan terharu bahwa kami juga mengantarkan program Oreo Berbagi Serunya Berilmu kepada anak-anak panti asuhan. Oreo ingin mengambil peran dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak yatim piatu.

    ‘’Hal ini sesuai dengan tujuan brand Oreo yaitu Menciptakan Momen Seru Kebersamaan, khususnya di momen belajar layaknya seorang anak yang tumbuh di keluarga utuh,” jelas Zaenal.

    BACA JUGA: Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Pemalsuan Minyakita!

    Sementara itu, Apresiasi dan dukungan pun diberikan oleh Vivi Andriani, S.T., M.Sc. selaku Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia atas dibukanya rangkaian program “Oreo Berbagi Serunya Berilmu” yang ditujukan untuk mendukung pendidikan anak yatim piatu di berbagai wilayah Indonesia.

  • Mengapa sekadar swasembada pangan tak cukup bagi Indonesia?

    Mengapa sekadar swasembada pangan tak cukup bagi Indonesia?

    Jakarta (ANTARA) – Jika untuk sekadar swasembada pangan, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., pernah menyampaikan bahwa secara keseimbangan antara suplai dan permintaan, sebenarnya Indonesia telah mampu mencapainya.

    Namun, ia menegaskan bahwa swasembada tidak ada artinya jika masyarakat tetap tidak mampu mengakses pangan.

    Sebab swasembada bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah alat untuk mencapai kemandirian, ujar Prof. Bustanul.

    Ia kemudian membandingkan kondisi Indonesia dengan Singapura, yang meskipun tidak swasembada, tapi mampu mencapai kemandirian pangan.

    Singapura mampu mencapai kemandirian melalui strategi diversifikasi sumber pangan dan efisiensi distribusi.

    Indonesia harus belajar dari pendekatan ini. Swasembada pangan tidak hanya berarti produksi yang cukup, tetapi juga memastikan bahwa rakyat bisa mengakses pangan dengan harga terjangkau.

    Jika produksi melimpah tetapi distribusi tidak efisien, maka harga pangan tetap tinggi dan rakyat tetap kesulitan mendapatkan kebutuhan pokoknya.

    Swasembada pangan juga seharusnya tidak dilihat sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai alat untuk mencapai kemandirian.

    Prof. Bustanul juga sempat berpendapat bahwa kondisi sektor pertanian Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus.

    Ia mengungkapkan bahwa pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ketika pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7 persen, sektor pertanian tumbuh sebesar 5 persen.

    Namun saat ini, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen, pertumbuhan sektor pertanian justru tidak mencapai 1 persen.

    Ini jelas mengindikasikan bahwa sektor ini mengalami stagnasi yang berpotensi menghambat pencapaian kemandirian pangan.

    Penyebabnya beragam, mulai dari alih fungsi lahan, kurangnya regenerasi petani, hingga perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

    Di sisi lain, peran penyuluhan pertanian yang semakin berkurang juga berkontribusi terhadap melemahnya sektor ini.

    Faktanya, memang jalan menuju kemandirian pangan tidaklah mudah. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, kebijakan yang berpihak pada petani, serta penerapan teknologi yang lebih masif agar Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga mencapai kemandirian.

    Regenerasi petani

    Ketua Kelompok Substansi Perencanaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Siti Haryati, SP., M.Sc., mengakui beratnya mewujudkan swasembada pangan, apalagi kemandirian pangan. Namun ia menegaskan pemerintah ingin mencapai kemandirian pangan secepat-cepatnya.

    Upaya tersebut menghadapi berbagai tantangan, terutama regenerasi dan semakin minimnya SDM.

    “Petani banyak yang senior, yang muda-muda susah terjun ke sawah, ditambah dengan masalah sarana dan prasarana yang terbatas, ” kata Siti Haryati.

    Regenerasi petani pada dasarnya memang menjadi salah satu kunci utama dalam upaya mencapai kemandirian pangan.

    Saat ini, mayoritas petani sudah berusia lanjut, sementara generasi muda cenderung enggan untuk terjun ke sektor pertanian.

    Profesi ini masih dianggap kurang menarik karena dianggap tidak menjanjikan secara ekonomi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan pihak terkait harus mampu menciptakan insentif yang menarik bagi generasi muda agar mau berpartisipasi dalam pertanian.

    Pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi pertanian modern harus diperbanyak agar sektor ini bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

    Selain regenerasi, inovasi teknologi juga harus diperkuat. Pertanian modern tidak bisa lagi hanya mengandalkan cara-cara konvensional.

    Teknologi pertanian presisi, penggunaan drone untuk pemetaan lahan, serta otomatisasi dalam irigasi dan pemupukan harus lebih banyak diterapkan.

    Pemerintah perlu memberikan akses lebih luas terhadap teknologi ini, terutama bagi petani kecil yang sering kali kesulitan mengakses alat-alat pertanian canggih.

    Jika inovasi ini diterapkan dengan baik, produktivitas pertanian bisa meningkat secara signifikan, sekaligus menekan biaya produksi.

    Pupuk terjangkau

    Ketersediaan pupuk yang cukup dan terjangkau juga merupakan faktor penting dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan.

    Dirut PT. Pupuk Indonesia Gusrizal memastikan adanya pabrik pupuk di sentra-sentra pangan tanah air. Sehingga tidak ada lagi alasan pupuk sulit didapat dan harganya mahal. “Secara produksi ada 14 juta ton, yang disubsidi 9,5 juta ton,” ungkap Gusrizal.

    Perusahaan pelat merah itu mencatat, produksi pupuk nasional mencapai 14 juta ton, dengan 9,5 juta ton di antaranya disubsidi pemerintah. Dan sebagai BUMN, perusahaan itu berupaya untuk menyediakan pupuk di setiap sentra pertanian untuk memudahkan petani mengaksesnya.

    “Pupuk berkontribusi 62 persen produktivitas tetapi harganya hanya 23 persen, dan jika pupuk subsidi bisa mengurangi biaya produksi sampai 9 persen,” katanya.

    Faktanya memang, distribusi yang merata masih kerap menjadi tantangan. Pemerintah dan perusahaan pupuk juga harus selalu memastikan bahwa petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga yang sesuai.

    Jika pupuk berkontribusi 62 persen terhadap produktivitas pertanian, maka distribusi yang buruk hanya akan membuat potensi ini tidak maksimal.

    Keterlibatan semua

    Upaya mencapai swasembada pangan juga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak di luar sektor pertanian.

    Polri, misalnya, telah menunjukkan inisiatif dengan memanfaatkan lahan kosong milik institusi untuk ditanami tanaman pangan.

    Wakil Satgas Pangan Polri Kombes Moh. Samsul Arifin, S.I.K., MH., mengatakan, Polri telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung program pemerintah swasembada pangan, di antaranya memanfaatkan lahan-lahan kosong milik Polri untuk tanaman pangan, perekrutan tenaga-tenaga pertanian, dan pemanfaatan pekarangan anggota untuk tanaman pangan.

    Langkah ini perlu diperluas dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk perusahaan swasta dan masyarakat luas.

    Konsep urban farming, pemanfaatan lahan pekarangan, serta sistem pertanian hidroponik dan aquaponik di perkotaan juga bisa menjadi solusi tambahan dalam meningkatkan produksi pangan domestik.

    Selain meningkatkan produksi, distribusi dan tata niaga pangan juga perlu mendapat perhatian serius.

    Sistem rantai pasok yang panjang sering kali menyebabkan harga pangan melonjak tajam di tingkat konsumen, meskipun di tingkat petani harga justru rendah.

    Reformasi sistem distribusi yang lebih efisien harus menjadi prioritas agar keuntungan bisa dirasakan baik oleh petani maupun konsumen.

    Pemerintah perlu memastikan bahwa rantai distribusi pangan tidak dikuasai oleh segelintir pihak yang mencari keuntungan besar dengan mengorbankan petani dan masyarakat luas.

    Dalam jangka panjang, pemerintah juga harus mengadopsi strategi ketahanan pangan yang lebih adaptif terhadap perubahan global.

    Perubahan iklim yang semakin ekstrem menuntut kebijakan yang lebih fleksibel dalam menghadapi ancaman gagal panen dan kelangkaan sumber daya.

    Diversifikasi pangan lokal, seperti pengembangan sorgum, sagu, dan umbi-umbian sebagai alternatif beras, harus lebih serius didorong agar ketergantungan terhadap satu komoditas tidak menjadi titik lemah dalam sistem pangan nasional.

    Upaya mewujudkan swasembada pangan bukanlah tugas satu pihak saja. Semua elemen, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat luas, harus berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan.

    Kebijakan yang berpihak pada petani, inovasi teknologi yang lebih masif, serta sistem distribusi yang lebih efisien akan menjadi kunci utama dalam mencapai ketahanan pangan yang sesungguhnya.

    Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia tidak hanya bisa mencapai swasembada pangan, tetapi juga kemandirian yang lebih kokoh di masa depan.

    Copyright © ANTARA 2025

  • Thailand Lirik Potensi Investasi di IKN, Incar Sektor Ini

    Thailand Lirik Potensi Investasi di IKN, Incar Sektor Ini

    Jakarta

    Duta Besar Thailand untuk Indonesia, H.E. Prapan Disyatat, melakukan kunjungan kehormatan ke Kantor Otorita IKN, Nusantara, Kamis (20/03/2025). Kunjungan ini dilakukan salah satunya untuk membahas potensi kerja sama Indonesia-Thailand, khususnya di bidang pengembangan kota hijau.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono, memperkenalkan secara langsung konsep dan kondisi perkembangan terkini IKN. Ia menekankan, pembangunan IKN memiliki nilai strategis bagi Indonesia sekaligus membuka ruang bagi kolaborasi internasional.

    “Kami menyambut baik ketertarikan Thailand dalam pengembangan IKN, terutama dalam aspek investasi dan pembangunan berkelanjutan,” kata Basuki dalam keterangan tertulis, Jumat (21/3/2025).

    Duta Besar Thailand untuk Indonesia hadir bersama sejumlah staf serta perwakilan dari sektor swasta Thailand. Kunjungannya dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai peluang investasi dan pengembangan kota hijau di Nusantara.

    Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral serta mengeksplorasi kemungkinan keterlibatan Thailand dalam pembangunan Nusantara.

    Kedua pihak pun sepakat untuk terus menjajaki potensi kolaborasi lebih lanjut guna mempererat hubungan kerjasama antara Indonesia dan Thailand dalam mendukung pembangunan IKN.

    Juru Bicara Otorita IKN, Troy Pantouw, menjelaskan kunjungan Duta Besar Thailand untuk Indonesai juga dilakukan Untuk mengetahui lokasi diplomatic compound sebagai area potensi kedutaan di IKN nantinya.

    Selain itu, Thailand juga menjajali potensi kerja sama di sektor energi terbarukan atau renewable energy, yang mana sebelum sudah dituangkannya dalam Letter of Intent (LoI).

    “Minat kerjasama investasi terutama di sektor renewable energy yang sudah ada LoI dan perlu diproses kemungkinan teknis maupun bisnisnya,” ujar Troy, dalam keterangan terpisah.

    (shc/rrd)

  • Senator Irman Gusman ingin wujudkan Koperasi Merah Putih di Sumbar

    Senator Irman Gusman ingin wujudkan Koperasi Merah Putih di Sumbar

    Sumber foto: Musthofa/elshinta.com.

    Senator Irman Gusman ingin wujudkan Koperasi Merah Putih di Sumbar
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 19 Maret 2025 – 16:35 WIB

    Elshinta.com – Anggota DPD RI Irman Gusman menyambut baik keputusan Presiden RI Prabowo Subianto untuk menjadikan koperasi sebagai kebijakan strategis untuk memperkuat dan memberdayakan ekonomi desa. 

    Staf Ahli Irman Gusman, Marhadi Efendi mengatakan, Senator Sumatera Barat (Sumbar) Irman Gusman ingin kembali melahirkan koperasi untuk mengembangkan ekonomi masyarakat. Terlebih di Sumbar, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota, gagasan dan implementasi ekonomi kerakyatan, termasuk koperasi, bukanlah sesuatu yang baru. 

    Sebelum adanya program Koperasi Unit Desa (KUD) di masa Orde Baru, di Sumbar pernah dikembangkan program Lumbung Pitih (uang) Nagari (LPN) sebagai bentuk implementasi ekonomi kekeluargaan sebagaimana dimaksud Pasal 33 UUD 1945. 

    Setelah Reformasi, di Sumbar juga pernah dilaksanakan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa (nagari) melalui program Kredit Mikro Nagari (KMN), Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA), dan pendirian BMT (Baitul Mal Wattamwil) hingga ke nagari-nagari seperti di Kabupaten Agam. 

    “Namun sejauh ini, berbagai program ekonomi kerakyatan tersebut masih belum berhasil mencapai maksud dan tujuannya sebagai pusat kegiatan ekonomi pedesaan atau nagari,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Kamis (19/3). 

    Maka, untuk mendorong latar belakang dan pengalaman masa lalu tersebut perlu dijadikan titik tolak untuk merumuskan dalam menyusun dan merumuskan Langkah-langkah ke depan untuk mengimplementasikan gagasan Koperasi Merah Putih yang sudah ditetapkan sebagai kebijakan strategis nasional.

    Upaya tersebut salah satunya melalui seminar yang digelar Rabu besok di Bukittinggi. Seminar dengan  tema Menyambut Gagasan Koperasi Desa Merah Putih ini diharapkan bisa dilakukan kajian dan evaluasi yang komprehensif mengenai pengalaman, dan mungkin juga berupa kegagalan di masa lalu, serta mencari formula yang tepat guna merumuskan bentuk atau bangun usaha koperasi yang tepat untuk mengimplementasikan gagasan pendirian “Koperasi Desa Merah Putih” yang telah digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Lebih lanjut Marhadi Efendi menjelaskan, seminar yang diadakan di Istana Bung Hatta Bukittinggi tersebut Senator Sumatera Barat Irman Gusman langsung menjadi Keynote speaker. 

    Adapun narasumber kegiatan tersebut yaitu Prof. Dr. H. Syarifuddin Karimi, SE dengan topik pembahasan: Menyambut Gagasan Koperasi Desa Merah Putih. 

    Ketua Forum Persatuan Wali Nagari (Forwana) Sumbar, Zul Arifin Dt. Parpatih dengan Topik Pembahasan: Kesiapan Wali Nagari Membentuk Koperasi Desa Merah Putih. 

    Narasumber berikutnya, Zukri Saad dengan Topik Pembahasan Prospek Koperasi Desa Merah Putih Sebagai Pendorong Kemajuan Sektor Pertanian.

    Kemudian, Prof. Dr. Elfindri, SE., MA dengan Topik Pembahasan: Koperasi Desa Merah Putih: Catatan Pengalaman. Rektor Univ. Metamedia Padang, Yossyafra, ST., M. Eng.Sc, Ph.D dengan Topik Pembahasan: Pendampingan Sistem Pemerintahan Nagari dan Koperasi Merah Putih berbasis Tekhnologi Informasi. 

    Adapun peserta seminar sekitar 115 orang terdiri dari, 70 orang Anggota Forum Persatuan Wali Nagari (Forwana) Sumbar. 24 orang Lurah se-Kota Bukittinggi. 3 orang Institut Teknologi dan Bisnis Haji Agus Salim (ITB HAS) dan 15 orang Sekretariat Forwana Sumbar.  

    Sumber : Radio Elshinta

  • Kembali, investor asing investasi 2,42 triliun ke IKN

    Kembali, investor asing investasi 2,42 triliun ke IKN

    Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Pengalokasian Lahan Aset Dalam Penguasaan (ADP) Otorita IKN serta Akta Notarial di City Hall Kantor Otorita IKN, Selasa (18/03/2025). Sumber foto: Rizkia/elshinta.com.

    Kembali, investor asing investasi 2,42 triliun ke IKN
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 19 Maret 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono, bersama lima investor, menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Pengalokasian Lahan Aset Dalam Penguasaan (ADP) Otorita IKN serta Akta Notarial di City Hall Kantor Otorita IKN, Selasa (18/03/2025).

    Kelima investor yaitu PT Citadel Group Indonesia salah satu penanaman modal asing berfokus pembangunan pusat gaya hidup, PT Berkat Kalimantan Abadi membangun pusat makanan dan minuman, PT Perintis Pondasi Teknotama akan membangun perkantoran, showroom serta infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, PT Perintis Power Investment mendirikan kawasan campuran,  dan PT Sentra Unggul Nusantara akan membangun kawasan perniagaan. Total jumlah nilai investasi dari kelima investor mencapai Rp2,42 triliun.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyampaikan, “Perjanjian ini punya kekuatan hukum tentang hak atas tanah, kalau bapak ibu investor sudah tanda tangan, Otorita IKN akan bantu mengurus setifikatnya, sehingga bapak ibu bisa langsung bangun. Jadi dengan sertifikat ini sudah cukup bagi bapak ibu untuk memulai pembangunan agar segera bisa berfungsi melengkapi ekosistem di Nusantara ini,”. 

    Agenda ini merupakan Penandatanganan Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Pengalokasian Lahan ADP yang pertama kali dilakukan di Kantor Otorita IKN, Nusantara. Penandatanganan perjanjian ini menjadi tonggak penting dalam memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha serta menetapkan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

    “Sejak Maret ini ASN sudah mulai pindah ke IKN dan melayani dari City Hall Kantor Otorita IKN ini. Jadi, ini pertama kalinya para investor menandatangani perjanjian ini di Nusantara.” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Rizkia, Rabu (19/3). 

    Di tempat yang sama Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono menambahkan, penandatanganan ini merupakan yang pertama di laksanakan di City Hall IKN langsung dengan investor dari luar negeri. 

    “Dengan tandatangan PKS pertama kali di City Hall IKN, investor bisa melihat dan merasakan langsung suasana IKN. Latar belakangnya adalah Plaza Bhinneka Tunggal Ika, yang dulu Titik Nol Nusantara, sangat indah seperti postcard kalau difoto. Dan bisa tinggal menginap di Swissotel Nusantara, yang merupakan hasil karya Investor Pelopor juga, merasakan tinggal di IKN yang udaranya segar dan bersih. Semoga semakin banyak investor datang ke IKN menandatangani PKS, dan segera ikut membangun Ibu Kota Nusantara,” tutur Agung. 

    Di samping itu, langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur, khususnya di IKN, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PPN No. 6/2022.

    Dengan adanya perjanjian ini, Otorita IKN  membuktikan komitmen dalam mempercepat pembangunan infrastruktur serta fasilitas pendukung di ibu kota baru. Ini merupakan bagian dari visi besar untuk menjadikan Nusantara sebagai pusat pemerintahan dan kota modern yang berkelanjutan. 

    Sumber : Radio Elshinta