Jakarta, CNN Indonesia —
Survei Indikator memotret potensi kemenangan politikus Partai Gerindra Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar bila petahana Ridwan Kamil mencalonkan diri di Pilgub DKI Jakarta.
Dedi tak pernah menyalip elektabilitas Ridwan Kamil di berbagai simulasi cagub Jabar. Namun, saat nama Ridwan Kamil itu dihapus dari simulasi, Dedi menjadi tak tertandingi.
“Sama siapa pun, Kang Dedi unggul, sepanjang Ridwan kamil tidak maju. Saya ingin katakan asumsi yang dibangun Golkar mengapa mereka keberatan membawa Ridwan Kamil ke Jakarta itu empirik,” kata Pendiri Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam jumpa pers daring, Kamis (4/7).
Dalam simulasi tiga nama, Dedi Mulyadi selalu unggul dengan elektabilitas 67,5 persen hingga 74,4 persen. Hanya nama Dede Yusuf yang mampu menyaingi, itu pun elektabilitasnya hanya di angka 17,8 persen.
Nama-nama lain seperti mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, politikus PKS Haru Suandharu, politikus PDIP Ono Surono, dan calon gubernur Jabar dari Partai NasDem Ilham Habibie kalah telak jika berhadapan dengan Dedi.
Dalam simulasi dua nama, elektabilitas Dedi pun bisa mencapai 79,6 persen. Bima Arya menjadi calon penantang terkuat dengan elektabilitas 9,4 persen.
Burhan mengatakan absennya Ridwan Kamil tak serta-merta membuat penggantinya mendapatkan limpahan suara. Menurutnya, basis suara Ridwan Kamil terpecah, termasuk menjadi pendukung Dedi Mulyadi.
“Kang Bima ada kenaikan cukup lumayan dari 2 menjadi 8,9 persen, berapa ratus persen itu kenaikannya, tetapi base linenya terlalu kecil. Dedi Mulyadi juga ada kenaikan dari limpahan Ridwan Kamil,” ujar Burhan.
Indikator melakukan survei ini pada 20-27 Juni 2024 dengan melibatkan 1.214 orang responden. Peserta survei dipilih menggunakan metode double sampling dan diwawancarai melalui telepon. Margin of error survei +/-2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, Ridwan Kamil mendapat dua surat tugas dari Partai Golkar. Ia dipersiapkan di Pilgub Jawa Barat dan Pilgub DKI Jakarta.
Belakangan, Golkar bersikukuh mempertahankan RK di Jawa Barat. Sementara itu, partai-partai lain, seperti PAN dan Gerindra, justru menarik RK ke Jakarta.
Golkar beralasan RK sudah menjadi yang terkuat di Jawa Barat. Sementara itu, banyak calon kuat muncul di DKI, seperti Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Makanya kalau Golkar per hari ini kami merekomendasikan berpandangan sebaiknya Ridwan Kamil itu tetap di Jawa Barat,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia di Kompleks Parlemen, Kamis (27/6).
(dhf/wis)
[Gambas:Video CNN]