Jakarta –
Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Financial Times Longitude menyelenggarakan survei global terkait kepercayaan investor di Indonesia. Survei tersebut mengungkap pentingnya peran strategis departemen keuangan dalam bisnis global.
Mengutip laporan ‘Pivotal: How treasury and finance enable a new era of globalization’ yang menyurvei 570 eksekutif dari 15 pasar di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika Utara mengungkap prioritas strategi utama di bisnis Indonesia dalam dua tahun ke depan. Sebanyak 83 perusahaan mengaku untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional, dan sebanyak 77 persen meningkatkan kepuasan dan retensi pelanggan.
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie menjelaskan kepercayaan investor yang meningkat tersebut diakibatkan oleh fundamental ekonomi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Ia melanjutkan bahwa Bank DBS Indonesia turut berkomitmen untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya regional Indonesia.
“Seiring dengan semakin pentingnya upaya-upaya keberlanjutan, seperti mengamankan pembiayaan untuk inisiatif dekarbonisasi yang meluas, kami percaya bahwa peningkatan kepercayaan investor yang signifikan terhadap Indonesia menggarisbawahi fundamental ekonomi yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan,” ucap Kunardy Lie, dalam keterangan tertulis, Senin (12/8/2024)
“Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya regional kami untuk mendukung pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan mendorong integrasi ekonomi yang lebih besar di kawasan ini,” lanjutnya.
Sebanyak 73 persen para eksekutif di Indonesia menyebutkan bahwa diversifikasi bisnis sebagai tujuan utama. Hal tersebut lantaran banyak dari mereka yang berfokus untuk membangun pertumbuhan bisnis di Asia. Selain itu. juga mendapatkan keahlian dan talenta baru.
Namun adapun tantangan bisnis di Indonesia kedepannya meliputi ketidakpastian geopolitik, akses terhadap modal dan pembiayaan, serta penurunan dan volatilitas ekonomi. Namun bisnis di Indonesia juga memiliki cadangan dana yang cukup besar untuk mendanai digitalisasi mereka.
Lebih lanjut, menanggapi mengenai kebutuhan prioritas tadi, para eksekutif mengindikasikan bahwa strategis korporasi menjadi upaya strategis. Upaya tersebut dilakukan oleh tim treasury dan keuangan Indonesia (87 persen), diikuti oleh pengadaan dan rantai pasokan (83 persen).
Tingkat kepercayaan perusahaan di Indonesia terhadap tim treasury dan keuangan mencapai 57 persen. Sebanyak 70 persen perusahaan mengaku tim treasury dan keuangan cukup unggul dalam penyelerasan strategi dan sebanyak 67 persen perusahaan mengaku mendapatkan pembiayaan yang menguntungkan untuk proyek diversifikasi.
Menanggapi hal tersebut, Bank DBS Indonesia telah menyesuaikan era digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi dan proses perbankan. Nantinya, teknologi tersebut akan terintegrasi dan terhubung ke dalam operasional nasabah.
Lebih lanjut, Bank DBS Indonesia mengimplementasikan produk dan layanan tersebut melalui DBS RAPID atau Real Time Application Programming Interface (API) by DBS. Hal tersebut memungkinkan nasabah untuk terhubung melalui teknologi API terbaru untuk transaksi yang real-time.
Kemampuan tersebut dibuktikan dengan proses pembayaran dalam jumlah besar melalui API (DBS RAPID) dan host-to-host (IDEAL Connect) yang memungkinkan bisnis untuk memproses berbagai jenis pembayaran. Solusi likuiditas Bank DBS Indonesia tersebut memungkinkan nasabah korporasi untuk memaksimalkan imbal hasil sekaligus memberikan transparansi dan fleksibilitas dalam mengakses dan memonitor dana nasabah.
Head of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia, Dandy Indra Wardhana Pandi, mengatakan bahwa solusi teknologi ini tidak hanya bertujuan untuk menekan operasional keuangan semata. Namun juga memungkinkan bisnis untuk mencapai tujuan agar lebih efektiv.
“Solusi-solusi teknologi ini tidak hanya merampingkan operasional keuangan, namun juga merupakan kunci kesuksesan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional serta meningkatkan kepuasan dan retensi nasabah,” jelas Dandy.
“Selain itu, sinergi antara seluruh unit bisnis memastikan operasional bank berjalan dengan efisien, sehingga memungkinkan bisnis untuk mencapai tujuan dengan lebih efektif,” pungksnya.
(akn/ega)