Liputan6.com, Batam Presiden Prabowo berkomitmen mewujudkan swasembada energi melalui strategi intensif, salah satunya dengan meningkatkan kinerja industri migas, termasuk optimalisasi lifting minyak.
Menurut laporan SKK Migas, realisasi lifting minyak sepanjang semester I 2024 mencapai 576 ribu barel per hari (BOPD).
Angka ini masih di bawah target APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD (91%) dan sedikit lebih rendah dari target Work Program and Budget (WP&B) sebesar 589,5 ribu BOPD (98%).
Untuk mencapai swasembada energi, Presiden Prabowo menetapkan target lifting minyak di atas 1 juta BOPD. Salah satu strategi utama adalah memperbanyak pengeboran sumur migas guna meningkatkan produksi.
Fokus pada Eksplorasi
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, mengungkapkan bahwa target pengeboran tahun ini adalah 925 sumur.
“Untuk mencapai target 1 juta barel lifting minyak, kita harus mengejar pengeboran di atas 1.000 sumur per tahun,” jelasnya dalam kunjungan media ke PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), Batam, Kepulauan Riau, Kamis (21/11/2024).
Pengeboran masif ini membuka peluang besar bagi industri pendukung migas, khususnya pemasok pipa seamless (OCTG).
“Dengan tingginya aktivitas drilling, kebutuhan OCTG akan meningkat. Jika suplai berasal dari dalam negeri, ini menjadi solusi win-win,” tambah Hudi.
RTM Tingkatkan Produksi
Sebagai satu-satunya produsen pipa seamless di Indonesia, PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) menyambut baik peluang ini. Direktur Komersial dan Bisnis RTM, Barkeilona, menyatakan perusahaan siap meningkatkan kapasitas produksi.
Saat ini, RTM memiliki kapasitas produksi sebesar 30.000 ton per tahun, namun ditargetkan meningkat menjadi 40.000 ton pada kuartal ketiga 2025.
“Kami juga sedang membangun pabrik baru di Batam, yang akan menambah kapasitas total menjadi 70.000 ton per tahun,” ungkapnya.
Pabrik baru ini memerlukan investasi lebih dari Rp 300 miliar. “RTM sangat terbuka terhadap kolaborasi dengan perusahaan dalam negeri lain untuk bersama-sama memajukan industri migas nasional,” tambah Barkeilona.
Dorong TKDN dan Kemandirian Industri
Dengan semakin banyaknya perusahaan pendukung migas dalam negeri, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di sektor eksplorasi migasSKK dapat meningkat signifikan. Hal ini tidak hanya mendukung kemandirian energi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di industri migas global.