Sungai Oya Gerus Tebing, Bantul Bergerak Pasang Bronjong dan Rekayasa Aliran

Sungai Oya Gerus Tebing, Bantul Bergerak Pasang Bronjong dan Rekayasa Aliran

BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera memasang bronjong atau anyaman kawat besi berisi batu sebagai penahan tebing Sungai Oya di wilayah Srikeminut, Kelurahan Sriharjo, Kecamatan Imogiri, yang longsor beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Bantul Jimmy Alran Manumpak Simbolon mengatakan, tim yang diterjunkan telah melakukan rekayasa aliran Sungai Oya agar arus mengalir ke tengah dan tidak langsung menghantam tebing yang longsor.

“Kemarin kami melakukan pengamanan sungai dan pembentukan rekayasa sungai, kemudian disusun rapi dulu. Setelah itu baru dipasang bronjong di tebing,” ujar Jimmy di Bantul, Antara, Minggu, 14 Desember. 

Menurut dia, pemasangan bronjong tersebut merupakan langkah awal penanganan jalan putus akibat longsornya tebing Sungai Oya di Sriharjo yang dipicu banjir karena cuaca ekstrem pada 21 November lalu. Hingga kini, progres pengerjaan penanganan di lokasi itu telah mencapai sekitar 30 hingga 40 persen.

Jimmy mengakui dalam proses pengerjaan terdapat sejumlah hambatan. Karena itu, pihaknya berkoordinasi dan meminta masukan serta saran dari tim Universitas Gadjah Mada (UGM) serta sejumlah pihak terkait lainnya.

Ia menyebutkan, pemasangan bronjong di tebing Sungai Oya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Namun, pemerintah daerah menargetkan seluruh pekerjaan tersebut dapat rampung sebelum akhir tahun 2025.

“Kalau untuk penanganan jalan putus dengan cara ditimbun itu tidak menjadi utama, karena penanganannya tidak permanen. Jadi, kami berkoordinasi dengan UGM untuk penanganan permanennya seperti apa,” katanya.

Jimmy juga mengatakan, pihaknya masih mengkaji bentuk penanganan permanen di lokasi tersebut, mengingat bencana serupa pernah terjadi pada tahun sebelumnya. Saat ini, terdapat dua opsi penanganan permanen yang masih dalam tahap pembahasan.

“Apakah jalan utama tetap di situ atau ada jembatan yang dialihkan ke sisi kaki bukit. Keputusannya tidak bisa cepat, apalagi musim hujan ini belum mencapai puncaknya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Mujahid Amrudin mengatakan, proses pengerukan sedimentasi pada bekas longsoran serta pemasangan bronjong sebagai penahan tebing Sungai Oya masih terus berlangsung.

“Bersamaan dengan pembuatan jembatan darurat, tebing sungai sudah dibronjong. Nanti tanah yang longsor akan diurug. Targetnya sebelum Natal sudah selesai, sehingga warga paling tidak merasa lebih aman dengan kondisi di Srikeminut,” kata Mujahid.