Sukun, Pangan Lokal Kaya Manfaat yang Layak Kembali ke Meja Makan

Sukun, Pangan Lokal Kaya Manfaat yang Layak Kembali ke Meja Makan

Surabaya (beritajatim.com)- Sukun merupakan salah satu bahan pangan yang menyimpan banyak manfaat. Tidak cuma enak digoreng jadi camilan sore, sukun juga bisa jadi pengganti nasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Ditambah lagi, sukun mengandung vitamin, mineral, dan serat yang baik untuk tubuh, sehingga bisa jadi pilihan pangan lokal yang murah, lezat, sekaligus menyehatkan.

Selain itu, kandungan serat dan karbohidrat kompleks dalam sukun membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga baik untuk menjaga kestabilan gula darah. Vitamin dan antioksidan yang terkandung di dalamnya membantu meningkatkan imunitas dan melawan radikal bebas penyebab penuaan dan berbagai penyakit. Sementara, kandungan mineral seperti kalium berperan penting dalam menjaga tekanan darah agar tetap normal, sementara magnesium mendukung fungsi saraf dan otot.

Di Indonesia, sukun telah dikenal sejak lama, terutama di daerah kepulauan seperti Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua, di mana buah ini menjadi salah satu sumber karbohidrat utama selain padi dan umbi-umbian. Popularitasnya yang tahan lama dan mudah dibudidayakan membuat sukun menjadi pangan lokal yang berkelanjutan di berbagai wilayah tropis.

Sayangnya, sukun sebagai bahan pangan utama kini semakin terpinggirkan dan jarang dijadikan pilihan dalam konsumsi sehari-hari. Kehadirannya kalah populer dibandingkan beras, gandum, atau makanan instan yang lebih praktis. Padahal, di balik kesederhanaannya, sukun menyimpan potensi besar sebagai pangan lokal yang sehat, murah, dan mudah diperoleh.

Untuk mengembalikan perannya, sukun kini diolah menjadi berbagai produk inovatif yang cocok dengan gaya hidup modern. Keripik sukun hadir sebagai camilan sehat pengganti kentang atau singkong. Tepung sukun digunakan untuk membuat roti, pancake, hingga mie sehat, sekaligus menggantikan sebagian tepung terigu. Bahkan, sukun mulai dimanfaatkan sebagai pengganti nasi atau lauk praktis, memadukan cita rasa tradisional dengan kebutuhan konsumsi sehari-hari yang cepat dan praktis.

Dengan segala kandungan gizi dan fleksibilitas olahannya, sukun bukan hanya sekadar buah tradisional, tetapi juga solusi pangan lokal yang menyehatkan dan berkelanjutan. Mengangkat kembali sukun ke meja makan tidak hanya melestarikan budaya kuliner Indonesia, tetapi juga mendukung ketahanan pangan, memberikan alternatif sehat, dan mengajak masyarakat untuk kembali menghargai kekayaan alam tropis yang telah lama ada di sekitar kita.

[Erlina Damayanti]