Suara Kediri untuk Palestina: Ganyang Zionis dan Boikot Produk Israel

Suara Kediri untuk Palestina: Ganyang Zionis dan Boikot Produk Israel

Kediri (beritajatim.com) – Di bawah terik mentari Sabtu pagi (17/5/2025), kawasan depan Masjid Agung Kota Kediri berubah menjadi lautan hitam putih. Ribuan warga dari berbagai penjuru Kediri Raya memadati alun-alun kota dalam Aksi Damai bertajuk Aksi Bela Palestina yang digelar oleh Pergerakan Umat Islam (PUI) Kediri Raya.

Aksi ini bukan sekadar kerumunan. Ia adalah gema nurani, wujud empati terhadap krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza dan Rafah. Ketua PUI Kediri Raya, Rahmad Mahmudi, menegaskan bahwa aksi ini merupakan komitmen moral umat Islam dalam membela nilai-nilai kemanusiaan universal.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dari Kediri, suara kemanusiaan tetap hidup. Donasi yang kami kumpulkan bukan sekadar simbol, melainkan harapan yang dikirim untuk mereka yang tengah terjajah di Gaza dan Rafah,” ujar Rahmad Mahmudi penuh haru.

Peserta aksi mengenakan busana serba putih, simbol perdamaian dan solidaritas. Mereka mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina, bersatu dalam misi kemanusiaan lintas batas. Di tengah orasi dan doa, teriakan “Ganyang Zionis” dan “Boikot Produk Penjajah Israel” menggema, menjadi ekspresi perlawanan damai terhadap penjajahan dan ketidakadilan.

Sebelum terkonsentrasi di alun-alun, aksi damai ini telah lebih dulu menyasar sejumlah titik strategis Kota Kediri seperti Simpang Empat Semampir, Kediri Mall, Mojoroto, dan Simpang Empat Bence.

“Aksi ini penting untuk terus kita lakukan. Aksi penggalangan dana, boikot produk zionis adalah bentuk nyata bela Palestina,” ungkap Dani Setiawan, warga Muhammadiyah Kota Kediri yang turut hadir sebagai peserta.

Selain penggalangan dana tunai langsung, panitia juga membuka donasi digital untuk menjangkau lebih banyak simpatisan. PUI Kediri Raya menegaskan bahwa seluruh bantuan akan disalurkan melalui lembaga resmi yang telah berpengalaman di jalur distribusi bantuan kemanusiaan internasional.

Untuk menjaga kemurnian aksi sebagai gerakan kemanusiaan, panitia secara tegas melarang penggunaan atribut partai politik maupun simbol organisasi terlarang. Aksi berlangsung tertib, dengan pengamanan dari personel TNI dan Polri yang siaga memastikan ketertiban dan kenyamanan peserta.

Dari Kediri, empati disuarakan. Di tengah hiruk pikuk dunia, langkah kecil ini adalah pengingat bahwa batas geografis tak mampu membatasi hati yang peduli. [nm/ian]