Jakarta: SUN Energy melakukan berbagai strategi untuk mendorong penetrasi panel surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke masyarakat. Perusahaan telah berhasil menginstalasi lebih dari 180 MWp kapasitas energi surya di berbagai lokasi di Indonesia.
Tahun depan, SUN Energy menargetkan peningkatan kapasitas instalasi 2 kali lipat pertumbuhan dibanding 2024, persentase angka pertumbuhannya lebih dari dua digit. SUN Energy juga melihat peluang besar untuk memaksimalkan penetrasi panel surya di sektor komersial dan residensial.
CEO SUN Terra, unit bisnis Grup SUN yang berfokus pada pengembangan PLTS di sektor residensial dan komersial, Karina Darmawan memiliki berbagai strategi untuk memaksimalkan penetrasi PLTS di sektor komersial dan residensial.
“Berkaca pada negara-negara ASEAN, seperti Thailand, ketertarikan sektor komersial untuk memanfaatkan PLTS terus bertumbuh karena penghematan energi yang signifikan. Tahun ini kami mendapatkan hampir 1.000 pelanggan residensial, terutama yang berasal dari pengembang properti. Tahun depan, kami menargetkan pertumbuhan lebih dari 2 kali lipat,” jelas Karina dikutip Sabtu, 14 Desember 2024.
Dia mengatakan 78 persen pemasangan PLTS di SUN Terra berasal dari developer properti dan sisanya ritel. Dia menuturkan upaya mengandeng developer properti lebih mudah karena adanya persoalan atap yang seragam.
“Di indonesia kontur atapnya suka berbeda-beda karena itu jadi penghalang pembangunan PLTS, akan lebih seragam ketika dari developer properti,” tegas dia.
Dia juga mengatakan akan menyasar costumer residensial yang juga pelaku UMKM. Hal ini karena pelaku UMKM kerap membutuhkan pengelolaan energi yang efisien. Dia menuturkan sedang membuat pilot project untuk solusi renewable energy untuk menghemat pemakaian energi.
“Hal ini yang kita rasa bisa menjawab kebutuhan customer untuk terutama untuk segmen segmen yang menggunakan listrik cukup besar tapi memiliki kapasitas atap yang tidak terlalu besar sehingga solusi energi efisiensi ini yang akan ke depannya kita tawarkan menjadi 1 solusi. Jadi total solution untuk customer kita,” tegas dia.
Sistem penyimpanan energi
Hingga akhir 2024, SUN Energy telah mencapai lebih dari 180 MWp instalasi PLTS, termasuk proyek yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ESS), yang memungkinkan ketersediaan energi bersih secara berkelanjutan bahkan saat pasokan matahari terbatas.
Channel Marketing Manager Huawei Digital Power Indonesia Jimmy Carlos Simamora menambahkan solusi penyimpanan energi kini menjadi elemen kunci dalam mendorong implementasi energi terbarukan.
“Di salah satu proyek SUN Energy di Jambi yang mengimplementasikan teknologi ESS 1 MWp ini telah mengoptimalkan penggunaan energi surya dengan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan untuk digunakan pada malam hari di daerah pertambangan, sehingga memastikan stabilitas pasokan energi bagi sektor industri,” jelas Jimmy.
Fokus ke industri unggulan
Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan menuturkan fokus utama perusahaan adalah mendukung industri dengan konsumsi listrik tinggi, seperti manufaktur, makanan dan minuman, pengolahan besi, keramik, semen, serta beberapa sektor lainnya dan kawasan industri, dalam mengadopsi solusi energi hijau. Dia mengatakan perkembangan renewable energi masih menjadi hal yang baru untuk Indonesia.
“Market kita masih sangat besar untuk kita bisa berkembang. Makanya tahun ini di Februari dari pihak ESDM dan PLN mengeluarkan aturan baru yaitu peraturan Menteri no 2 tahun 2024. Dimana sistemnya sekarang sudah jauh lebih jelas untuk mendukung solar panel di atap. Jadi sekarang sistemnya menggunakan kuota yang sudah dimulai di bulan juli kemarin,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(SAW)