Sementara dari sektor eksternal, kinerja ekspor terus memberikan dukungan positif terhadap perekonomian. Neraca Perdagangan Indonesia tetap solid dengan mencatatkan surplus sebesar USD 4,10 miliar pada Juni 2025.
Kinerja positif ini didukung oleh ekspor yang tumbuh sebesar 11,29 persen (yoy), didorong sektor industri pengolahan dan pertanian. Sementara impor tumbuh moderat sebesar 4,28 persen (yoy), terutama pada barang modal seiring perbaikan kinerja manufaktur nasional.
Ke depan, peluang ekspor Indonesia ke pasar AS tetap terbuka. Terutama dengan penandatanganan Executive Order oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 31 Juli 2025, yang menurunkan tarif resiprokal untuk Indonesia menjadi 19 persen.
Sejumlah produk juga dikecualikan dan barang yang telah dalam pengiriman sebelum tanggal berlaku tidak terdampak. Kebijakan ini membuka ruang bagi penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok global melalui produk bernilai tambah dan perluasan akses pasar.
“Pemerintah terus mengantisipasi dengan langkah terukur untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. Seluruh kebijakan dirancang agar aktivitas dunia usaha nasional tetap tangguh menghadapi guncangan global, dengan daya saing ekspor yang terus meningkat, disertai daya beli masyarakat yang tetap terjaga,” tutur Febrio.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3906035/original/015426100_1642415540-20220117-2022-proyeksi-Ekonomi-indonesia-tumbuh-5_2-persen-ANGGA-6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)