Daniel lantas menceritakan kebijakan yang dibuat beberapa pangkalan dalam menggilir penyaluran LPG 3 kg. Pernyataan itu didapat setelah mengantre berjam-jam untuk bisa membeli tabung gas subsidi.
“Itu udah nyari ke mana-mana ya. Saya udah ke pangkalan lain, enggak dapat. Terus ngantre sejam, enggak dapat juga,” ucap dia.
Status dirinya sebagai pengecer yang naik kelas jadi sub pangkalan pun belum banyak digubris oleh pangkalan resmi. Sehingga ia hanya bisa mendapat maksimal dua tabung LPG 3 kg untuk sekali pengambilan.
“Saya sudah daftar (jadi sub pangkalan). Daftar dulu kan, baru bisa dapat. (Dapatnya hanya 2 tabung?) Iya, dua,” kata Daniel.
Cerita yang sama pun disebutnya turut dialami beberapa kawannya yang jadi pedagang UMKM. Bahkan, masa antre yang diterapkan bisa lebih panjang, mengikuti pasokan gas yang masuk ke pangkalan.
“Ceritanya gini, orang jual siomay. Bareng sama saya ke pangkalan. Sekarang dia jualan siomay, gasnya udah abis pak. Sama pangkalannya itu tanggal 17 (februari) disuruh datang. Bagaimana bayangkan?” urainya.
“Ini enggak bohong. Pangkalan bilang gas ada di data, tapi tanggal 17. Suruh nunggu 12 hari. Itu di Bonang (Kabupaten Tangerang, pangkalannya),” demikian Daniel menegaskan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4051432/original/040553800_1655116427-gas-3-kg-dipastikan-tidak-akan-naik-ANGGA-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)