Status Gunung Semeru Turun Jadi Siaga, PVMBG Pastikan Tak Ada Suplai Magma Baru

Status Gunung Semeru Turun Jadi Siaga, PVMBG Pastikan Tak Ada Suplai Magma Baru

Lumajang (beritajatim.com) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menurunkan status aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak 29 November 2025, pukul 09:00 WIB, setelah evaluasi terpadu menunjukkan aktivitas gunung tersebut kini didominasi oleh proses permukaan.

Penurunan status ini memberikan angin segar bagi masyarakat di sekitar lereng Semeru, Jawa Timur, meskipun potensi bahaya sekunder tetap harus diwaspadai.

Pelaksana Tugas (Plt) Badan Geologi, Lana Satria, menyampaikan bahwa keputusan penurunan status ini diambil berdasarkan hasil evaluasi terpadu terhadap seluruh data pemantauan yang tersedia.

Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Semeru pasca erupsi masih didominasi oleh proses permukaan, bukan aktivitas magmatik yang baru.

“Hal ini menunjukan tidak adanya indikasi peningkatan suplai magma baru dari kedalaman,” kata Lana Satria dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Senin (1/12/2025).

Secara visual, gunung api aktif ini masih teramati mengeluarkan semburan berulang berskala kecil sampai menengah dengan kolom asap putih hingga kelabu setinggi 300–1.000 meter. Guguran lava juga teramati dengan jarak luncur 800 hingga 1.000 meter ke arah Besuk Kobokan.

Lana Satria menambahkan, foto morfologi puncak dan sekitarnya menunjukkan adanya perubahan yang jelas. Tumpukan material erupsi dan akumulasi lava yang sebelumnya terlihat menonjol telah hilang atau tererosi.

“Yang menandakan bahwa awan panas 19 November 2025 telah mengikis dan mengangkut sebagian besar material tidak stabil di sekitar Kawah Jonggring Seloko,” tambahnya.

Ia menyebut, data pemantauan aktivitas Gunung Semeru tidak menemukan anomali yang signifikan. Data kegempaan dan deformasi juga menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti intrusi baru atau peningkatan tekanan magmatik.

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa aktivitas gunung api ini masih didominasi oleh proses permukaan berupa akumulasi material, ketidakstabilan lereng, dan pelepasan gas dangkal.

Penurunan status dari Awas menjadi Siaga diputuskan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di bawah Badan Geologi dan diumumkan oleh Plt Badan Geologi, Lana Satria.

“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka maka terhitung dari tanggal 29 November 2025 pukul 09:00 WIB, tingkat aktivitas G. Semeru diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga),” jelas Lana.

Meskipun status diturunkan, ancaman utama dalam waktu dekat masih berupa potensi awan panas guguran dan potensi lahar, terutama seiring intensitas hujan yang meningkat di wilayah lereng Semeru, Jawa Timur.

Terdapat rekomendasi utama yang wajib dipatuhi masyarakat di kawasan tersebut pasca penurunan status aktivitas, yaitu:

Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut (13 km), masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.

Lana Satria menegaskan batas radius larangan tersebut. “Ini untuk menghindari potensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari Kawah/Puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu panas (pijar),” ungkap Lana. [has/beq]