JAKARTA – Pembangunan Stasiun Tanah Abang Tahap I telah rampung. Kini, stasiun tersebut mampu menampung hingga 380.000 penumpang per hari, meningkat hampir tiga kali lipat dari kapasitas sebelumnya.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan stasiun tersebut sudah beroperasi sejak Juni 2025 dengan melayani lima rute utama yakni Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri–Tangerang, Manggarai–Bogor, dan Cikarang.
“Kapasitas penumpang Stasiun Tanah Abang Baru ini adalah semuanya total sekitar dari semula 141.000 menjadi 380.000 penumpang,” kata Dudy saat peresmian Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 4 November.
Menurut Dudy, Stasiun Tanah Abang berkontribusi sekitar 22 persen dari total penumpang KRL Jabodetabek.
Hingga Oktober 2025, tercatat 63 juta penumpang telah diangkut dari stasiun tersebut.
Secara keseluruhan, seluruh jaringan kereta api di Indonesia mencatat 486 juta penumpang sepanjang 2024, menandakan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal berbasis rel.
Nilai proyek pembangunan Stasiun Tanah Abang Tahap I mencapai Rp 380,93 miliar. Bangunan baru Stasiun Tanah Abang berdiri di atas lahan 31.174 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 19.000 meter persegi. Fasilitasnya mencakup empat peron dan enam jalur, yang dapat melayani rangkaian kereta dengan 12 gerbong.
“Jadi kalau Bapak bisa bayangkan 300 itu seperti dengan dua pesawat Boeing 737. Jadi dalam memberangkatkan satu rangkaian itu kurang lebih sekitar 20 pesawat Boeing 737,” ucapnya.
Dudy menekankan pembangunan stasiun baru ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mendukung konsep kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD).
Selain memperluas kapasitas, sambung Dudy, pembangunan ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang terus meningkat setiap tahun.
Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun dengan intensitas tertinggi di Jabodetabek. Stasiun ini menjadi pusat mobilitas masyarakat, sehingga perlu dikembangkan dengan konsep kawasan berorientasi transit,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAl Bobby Rasyidin mengatakan peningkatan kapasitas Stasiun Tanah Abang akan berdampak langsung terhadap mobilitas dan perekonomian masyarakat.
“Stasiun ini menjadi salah satu simpul utama konektivitas KRL Jabodetabek yang memperkuat pertumbuhan ekonomi perkotaan sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon melalui peningkatan penggunaan transportasi publik,“ ujar Bobby.
