Jakarta, CNBC Indonesia – China berhasil mengembangkan koneksi internet transmisi laser dari satelit di luar angkasa ke daratan di Bumi. Teknologi ini diyakini dapat didefinisikan sebagai jaringan generasi terbaru 6G.
Perusahaan satelit komersial Chang Guang Satellite Technology, menyatakan telah berhasil mengirimkan data pada kecepatan 100 Gbps dalam uji coba akhir pekan lalu.
Data tersebut dikirim dari salah satu satelit konstelasi Jilin-1 ke stasiun bumi yang dipasang di mobil truk. Kecepatan ini diyakini sepuluh kali lebih cepat dari rekor sebelumnya.
Menurut Wang Hanghang, kepala teknologi stasiun Bumi komunikasi laser, pengembangan ini menempatkan Satelit Chang Guang di depan Starlink milik Elon Musk.
“Starlink milik Musk telah mengungkapkan sistem komunikasi antar-satelit lasernya, tetapi belum menggunakan komunikasi satelit-ke-darat dengan laser.” kata Wang, dikutip dari South China Morning Post, Senin (6/1/2025).
“Kami pikir mereka mungkin memiliki teknologinya, tetapi kami telah memulai penyebaran skala besar,” imbuhnya.
Perusahaan berencana untuk mengerahkan unit komunikasi laser ini di seluruh satelit di konstelasi Jilin-1 untuk meningkatkan efisiensinya, dengan tujuan menghubungkan 300 satelit pada 2027 mendatang.
Wang menambahkan bahwa terobosan ini menjadi dasar untuk penyebaran dan pengoperasian yang efisien dari infrastruktur satelit China, termasuk navigasi, internet 6G, dan aplikasi penginderaan jauh.
Meskipun biaya untuk membangun stasiun bumi cukup tinggi, komunikasi satelit menawarkan biaya yang rendah dan cakupan yang luas, sehingga berperan penting untuk pengembangan 6G.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pencapaian penting di bidang komunikasi laser. Pada 2022, Massachusetts Institute of Technology (MIT) membuat terobosan dengan mencapai transmisi laser 100 Gbps.
Kemudian diikuti oleh sistem TeraByte InfraRed Delivery (TBIRD) milik NASA, yang juga dikembangkan oleh MIT, yang mencetak rekor baru sebesar 200Gbps pada tahun 2023.
(dem/dem)