Jakarta, CNBC Indonesia – Starlink, layanan internet berbasis satelit, telah merilis layanan Direct-to-Cell kepada penggunanya. Layanan itu bisa menghubungkan ponsel langsung ke satelit.
Dalam pengumumannya di laman resminya, Starlink menuliskan daftar penyedia seluler yang menggunakan layanan tersebut untuk akses global. Namun dalam daftar tersebut belum ada opsel dari Indonesia.
Hanya ada delapan operator di delapan negara yang dituliskan dalam daftar tersebut. Berikut informasinya:
1. T-Mobile (Amerika Serikat)
2. Optus (Australia)
3. Rogers (Kanada)
4. One Nz (Selandia Baru)
5. KDDI (Jepang)
6. Salt (Swiss)
7. Entel (Chili)
8. Entel (Peru)
Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kementerian Komdigi, Aju Widya Sari menjelaskan pihak Starlink memang membutuhkan kerja sama dengan operator seluler untuk mengoperasikan layanan Direct-to-Cell. Yakni dalam rangka memanfaatkan spektrum frekuensi radio untuk keperluan jaringan akses.
“Satelit Starlink dengan kemampuan Direct to Cell memiliki onboard modem eNodeB canggih yang bertindak seperti menara ponsel di ruang angkasa, dan dalam pengoperasiannya bekerja sama dengan penyelenggara seluler dalam rangka pemanfaatan spektrum frekuensi radio untuk keperluan jaringan akses,” jelas dia kepada CNBC Indonesia, Senin (25/11/2024).
Ditanya terkait apakah sudah ada kerja sama dengan Starlink untuk layanan ini, Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata Reza Mirza hanya mengatakan pihaknya membuka diri menjajaki peluang kerja sama dengan semua pihak. Tujuannya agar bisa memberikan layanan lebih baik untuk pelanggan.
“XL Axiata selalu terbuka untuk menjajagi peluang kerjasama dengan semua pihak termasuk dengan Starlink untuk dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi pelanggan dan masyarakat,” kata Reza dalam keterangannya kepada CNBC Indonesia.
(fab/fab)