Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Starlink Bawa Petaka Baru, Operator Seluler Jadi Korban

Starlink Bawa Petaka Baru, Operator Seluler Jadi Korban

Jakarta, CNBC Indonesia – Starlink yang diluncurkan pada 2019 oleh SpaceX milik Elon Musk, kini telah tersedia di lebih dari 100 negara di dunia. Namun, ternyata layanan internet satelit orbit ini membawa ‘petaka’ bagi perusahaan lain.

Di Kenya misalnya, sejak diluncurkan pada Juli 2023, Starlink telah mendisrupsi industri penyedia layanan internet yang sudah ada.

Starlink menawarkan kecepatan konektivitas yang tinggi dan ketersediaan yang luas di daerah-daerah terpencil, serta harga yang jauh lebih murah.

Menurut angka terbaru yang diterbitkan oleh Otoritas Komunikasi Kenya, pada Juni 2024, lebih dari 8.000 orang Kenya berlangganan Starlink, menjadikannya penyedia layanan terpopuler kesepuluh di negara ini.

Sementara penyedia telekomunikasi lokal seperti Safaricom dan Jamii, harus berjuang dengan menurunkan harga mereka sembari meningkatkan kecepatan internet.

Di daerah pedesaan Kenya, layanan Safaricom dinilai terlalu mahal, sehingga Starlink menjadi penyedia internet pilihan untuk rumah tangga.

Abel Boreto, seorang investor yang tinggal di Nairobi, mengatakan tak bisa mengandalkan jaringan internet dari Safaricom saat ia mengunjungi kampung halamannya, dan beralih ke Starlink pada Agustus lalu. Dia mengatakan bahwa layanan Starlink lebih murah dan mudah.

“Safaricom cukup mahal dan internetnya pun tidak dapat diandalkan, jadi saya memutuskan untuk mencoba Starlink, yang lebih terjangkau ($10 per bulan untuk 50GB) untuk berlangganan dan digunakan dalam jangka panjang,” kata Boreto, dikutip dari Rest of World, Selasa (14/1/2025).

“Ini sangat cepat dan memungkinkan saya untuk berbagi internet dengan orang tua dan kerabat ketika saya tidak berada di rumah,” imbuhnya.

Saking populernya Starlink di Kenya, perusahaan sampai harus menghentikan sementara langganan baru di kota-kota besar pada awal November karena kapasitas jaringan tak mampu membendung kebutuhan yang membludak.

Starlink berencana untuk menyebarkan lebih banyak infrastruktur di Nairobi dan Johannesburg untuk membawa lebih banyak orang menggunakannya.

Mohan, profesor ilmu komputer di Delft University, menilai ledakan Starlink secara global menimbulkan kekhawatiran monopoli.

Satu pemain dominan tidak hanya membuat pelanggan rentan terhadap kenaikan harga dan penurunan kualitas layanan, tetapi juga memberikan satu perusahaan kekuatan untuk mengontrol akses internet untuk seluruh negara.

Perusahaan telekomunikasi Kenya juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Starlink akan mengambil pangsa pasar dari perusahaan lokal yang mempekerjakan ribuan orang di benua Afrika.

(fab/fab)