JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyediakan Makan Bergizi Gratis (MBG) akan ditutup sementara.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli bilang penutupan ini dalam rangka evaluasi dan investigasi usai maraknya anak keracunan usai menyantap makanan dari program MBG.
“SPPG yang bermasalah ditutup sementara dilakukan evaluasi dan investigasi. Jadi yang bermasalah tutup sementara evaluasi dan investigasi,” ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Minggu, 28 September.
Menurut Zulhas, evaluasi yang dilakukan terkait dengan kedisiplinan, kualitas, kemampuan juru masak serta aspek sanitasi. Selain itu, sterilisasi alat makan, perbaikan alur limbah, dan sanitasi juga akan menjadi bahan evaluasi.
Ke depan, sambung Zulhas, evaluasi juga dilakukan di semua SPPG bukan hanya yang bermasalah.
“Semua dievaluasi dan diinvestigasi, tapi ada tadi beberapa yang saya sampaikan mendapatkan perhatian kualitas air dan alur limbah,” jelasnya.
Selain itu, kata Zulhas, seluruh SPPG yang menyediakan MBG juga diwajibkan untuk memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SHLS).
Adapun berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), saat ini terdapat 9.533 SPPG yang tersebar di sejumlah daerah Indonesia. Meski begitu, belum diketahui berapa SPPG yang sudah memiliki SHLS tersebut.
“Memang Sertifikat Laik Higiene Sanitasi itu syarat, tapi setelah pasca-kejadian sekarang dapat perhatian khusus. Harus atau wajib hukumnya setiap SPPG harus punya SLHS,” kata Zulhas
Zulhas menekankan bahwa keselamatan anak-anak yang mengonsumsi MBG menjadi prioritas utama pemerintah. Karena itu, sambung Zulhas, seluruh SPPG wajib memiliki SLHS.
“Akan dicek. Kalau enggak ada ini, akan kejadian lagi, kejadian lagi. Keselamatan anak kita adalah prioritas utama, SLHS wajib untuk seluruh SPPG,”ucapnya.
