JAKARTA – Banyak pasangan mengira mengeluarkan sperma di luar vagina bisa mencegah kehamilan. Namun, ternyata metode ini tidak sepenuhnya aman.
Dokter spesialis andrologi, Dr. Seso Sulijaya Suyono, Sp.And, menjelaskan bahwa proses ejakulasi pada pria terjadi dalam beberapa tahap atau fraksi.
“Ejakulasi pada pria terbagi menjadi beberapa bagian, bisa sampai enam bagian. Sebelum ejakulasi utama terjadi, cairan dari kelenjar cowper (kelenjar bulbouretral) akan keluar lebih dulu untuk melapisi saluran kencing,” jelas Dr. Seso, dikutip dari kanal YouTube Kelas Andrologi.
Menurut Dr. Seso, cairan awal ini berfungsi menetralkan keasaman sisa urine di saluran kencing agar sperma tidak mati. Namun, pada cairan awal tersebut sudah terdapat sperma.
“Cairan awal itu ternyata mengandung cukup banyak sperma, ditambah cairan dari kelenjar prostat,” ungkapnya.
Meskipun volume cairan dari kelenjar prostat sangat sedikit, jumlah sperma yang terkandung di dalamnya cukup banyak. Sementara itu, pada tahap akhir ejakulasi, volume cairan memang lebih banyak karena berasal dari vesikula seminalis, tetapi jumlah spermanya justru lebih sedikit.
Dr. Seso menegaskan, metode ‘keluar di luar’ tidak menjamin aman dari kehamilan.
“Kalau masih yakin mengeluarkan di luar belum tentu ada sperma yang masuk dan tidak hamil, itu keliru.” tegasnya.
Artinya, meskipun pria menarik penis sebelum ejakulasi penuh, peluang hamil tetap ada, karena sperma bisa masuk ke dalam vagina melalui cairan pra-ejakulasi.
