Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Soroti soal Polusi, Pimpinan MPR: Jakarta Hampir Selalu Masuk 5 Kota dengan Udara Terburuk Megapolitan 3 November 2024

Soroti soal Polusi, Pimpinan MPR: Jakarta Hampir Selalu Masuk 5 Kota dengan Udara Terburuk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 November 2024

Soroti soal Polusi, Pimpinan MPR: Jakarta Hampir Selalu Masuk 5 Kota dengan Udara Terburuk
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Eddy Soeparno menyoroti polusi udara di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya yang tak kunjung teratasi. 
“Sampai saat ini Jakarta hampir selalu masuk dalam lima besar kota dengan kualitas udara terburuk,” ungkap Eddy saat menjadi pembicara di Sekolah Vokasi IPB, Kota Bogor, Sabtu (2/11/2024).
Ia juga menyinggung ihwal peningkatan suhu di berbagai daerah. Misalnya, Kota Bogor yang biasanya sejuk, belakangan tercatat mengalami kenaikan suhu. 
“Bahkan Kota Bogor ini yang biasanya sejuk dan dingin juga mengalami kenaikan suhu dan tercatat pada 21-22 Oktober suhu di Kota Bogor mencapai 35,3–35,5 derajat celcius,” katanya.
Berangkat dari situasi tersebut, Eddy mengajak sivitas akademika IPB bekerja sama dengan MPR untuk mengupayakan energi bersih dan lingkungan yang sehat bagi masyarakat.
Misalnya, dengan memberikan masukan kebijakan (
policy brief
) dan strategi implementasi yang tepat untuk menangani polusi.
“Saya siap menjembatani agar pemerintah memperkuat kolaborasi dengan kampus agar kebijakan pemerintah sepenuhnya merupakan
research-based
. Apalagi kampus seperti IPB merupakan pusat inovasi dan riset dalam isu lingkungan dan energi terbarukan,” jelasnya.
Eddy mengatakan, butuh energi yang besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Presiden RI Prabowo Subianto sebesar 8 persen.
Di sisi lain, penggunaan energi besar berpotensi berdampak terhadap lingkungan dan lebih jauh bisa meningkatkan polusi udara.
Eddy menilai, potensi dampak tersebut dapat dikurangi melalui Rancangan Undang-undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBET) yang prosesnya kini telah masuk tahap final.
“Saya terus memperjuangkan percepatan transisi energi menuju energi terbarukan, remisi emisi karbon dan mendukung kebijakan Presiden Prabowo untuk mewujudkan ketahanan energi,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.