JAKARTA – Pertanian hidroponik kini semakin dilirik sebagai solusi inovatif untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di wilayah perkotaan. Sistem budidaya tanpa tanah ini menawarkan banyak keunggulan, mulai dari efisiensi lahan, penghematan air, hingga hasil panen yang lebih cepat dan higienis.
Di berbagai daerah di Indonesia, hidroponik mulai dikembangkan tidak hanya sebagai hobi, tetapi juga sebagai sektor ekonomi produktif yang mampu mendukung kesejahteraan masyarakat.
Salah satu daerah yang serius menggarap potensi ini adalah Kota Sorong, Papua Barat Daya. Dinas Pertanian Kota Sorong memaksimalkan pengembangan sistem pertanian hidroponik sebagai langkah strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat di wilayah perkotaan.
Kepala Dinas Pertanian Kota Sorong, Nelwan Hara di Sorong, Minggu, menjelaskan pengembangan pola pertanian hidroponik ini menggandeng Papua Muda Inspirasi yang bergerak di bidang hidroponik dengan melibatkan 16 kelompok tani hidroponik yang tersebar di lima distrik di Kota Sorong.
“Kami menggandeng generasi muda Papua sebagai mitra dalam pengembangan hidroponik. Mereka tidak hanya semangat, tapi juga punya kemampuan teknis yang bisa membantu memperluas penerapan teknologi pertanian perkotaan,” jelasnya.
Menurut dia, hidroponik menjadi solusi efektif untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian di wilayah kota. Melalui sistem ini, kata dia, masyarakat dapat menanam berbagai jenis sayuran, seperti brokoli dan sayur daun, dengan hasil yang lebih cepat dan berkualitas tinggi.
“Kota Sorong memiliki keterbatasan lahan pertanian. Karena itu, kami mendorong pengembangan hidroponik agar masyarakat tetap bisa menghasilkan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi,” ujar Nelwan.
Ia menambahkan, harga sayuran di Kota Sorong masih tergolong tinggi karena sebagian besar pasokan masih bergantung pada daerah lain. Dengan memperluas penerapan sistem hidroponik, pemerintah berharap dapat memperkuat produksi lokal sekaligus menekan harga di pasaran.
“Dengan meningkatnya produksi lokal, harga sayur bisa lebih terjangkau dan masyarakat juga mendapatkan bahan pangan yang lebih sehat,” ujarnya.
Nelwan berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda dapat menjadikan Kota Sorong sebagai contoh penerapan pertanian modern yang berkelanjutan di wilayah perkotaan Papua Barat Daya.
