Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjelaskan pernyataannya terkait Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang sempat dikaitkan dengan istilah ‘in the middle of nowhere’.
Menko AHY menegaskan bahwa pernyataan tersebut bukanlah bentuk kritik, melainkan dorongan agar pembangunan infrastruktur di Indonesia benar-benar terintegrasi dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
“Semangatnya adalah bagaimana kita bisa menghadirkan integrasi wilayah. Jadi, pembangunan infrastruktur—termasuk bandara dan dermaga—harus dihubungkan dengan konektivitasnya, baik jalan menuju maupun keluar dari lokasi tersebut, sehingga benar-benar hidup,” ujar Menko AHY, Kamis (30/10/2025).
Menko AHY menegaskan, pemerintah tidak berhenti pada identifikasi masalah, tetapi terus mencari solusi agar Kertajati dapat berkembang menjadi pusat kegiatan industri dan ekonomi baru.
“Jangan sampai infrastrukturnya besar, bagus, memakan biaya tinggi, tetapi tidak optimal atau kurang dimanfaatkan. Kita harus berbesar hati untuk terus melakukan evaluasi,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa salah satu langkah strategis adalah menjadikan Kertajati sebagai hub industri dirgantara nasional, dimulai dari kerja sama antara BIJB Kertajati dengan Garuda Maintenance Facility (GMF).
“Kami tidak hanya berhenti di masalah. Setiap saat kami terus mensimulasikan apa saja yang bisa menjadi solusi, termasuk bagaimana Kertajati dapat dikembangkan menjadi hub industri dirgantara. Diawali dari kerja sama antara pihak Bandara Internasional Jawa Barat, BIJB Kertajati, dengan GMF (Garuda Maintenance Facility),” ungkapnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397379/original/039910900_1761807608-Menteri_Koordinator_Bidang_Infrastruktur_dan_Pembangunan_Kewilayahan__Agus_Harimurti_Yudhoyono__AHY_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)