Sistem Kafilah, Solusi Baru Atasi Jemaah Haji 2025 yang Terpisah

Sistem Kafilah, Solusi Baru Atasi Jemaah Haji 2025 yang Terpisah

Surabaya, Beritasatu.com – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menerapkan perubahan sistem dari kloter menjadi kafilah. Sistem tersebut sebagai solusi mengatasi banyaknya jemaah haji 2025 Indonesia yang terpisah dari pemimpin rombongan mereka.

Hal ini disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Sugiyo pada Sabtu (31/5/2025). Menurutnya, perubahan ini menyesuaikan dengan sistem pelayanan terbaru yang menggunakan delapan syarikah di Arab Saudi.

“Perubahan sistem kloter ke kafilah ini untuk menyesuaikan sistem syarikah yang saat ini berlaku,” ujar Sugiyo.

Sebelumnya, jemaah haji dari Indonesia dibagi dalam kelompok kloter (kelompok terbang) yang masing-masing memiliki ketua regu, ketua rombongan, ketua kloter, pembimbing ibadah, dan petugas kesehatan.

Namun, sejak diberlakukannya sistem delapan syarikah oleh otoritas Arab Saudi, jemaah Indonesia dari satu kloter bisa saja terpisah penginapan dan lokasi tinggalnya, meskipun masih dalam syarikah yang sama.

Hal ini menyebabkan banyak jemaah kehilangan akses terhadap bimbingan dan bantuan dari pemimpinnya karena mereka tersebar di lokasi berbeda. Akibatnya, muncul kelompok-kelompok kecil tanpa struktur kepemimpinan yang jelas.

Untuk mengatasi situasi ini, PPIH memutuskan membentuk kelompok baru bernama “kafilah”. Jemaah yang terpisah dari kloter aslinya akan dikumpulkan kembali dalam kelompok baru ini.

Setiap kafilah akan memiliki, ketua kafilah, ketua regu, ketua rombongan, pembimbing ibadah haji, petugas kesehatan. “Jemaah yang terpisah dari kloternya akan dikumpulkan menjadi satu kelompok baru yang disebut kafilah,” jelas Sugiyo.

Dengan sistem kafilah ini, jemaah tetap mendapatkan bimbingan ibadah, layanan kesehatan, dan pendampingan intensif selama menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji. PPIH juga mengimbau seluruh jemaah untuk saling membantu dan bekerja sama di tanah suci.

“Kami berharap seluruh jemaah saling membantu, begitu juga para petugas dan pembimbing haji untuk memberikan layanan maksimal selama prosesi haji berlangsung,” tambah Sugiyo.

Sistem kafilah diharapkan bisa menjadi solusi efektif agar seluruh jemaah haji Indonesia tetap nyaman, terlayani, dan mendapatkan bimbingan maksimal selama menunaikan rukun Islam kelima.