Sisi Gelap di Balik Kemudahan Layanan Food Delivery, Ancaman Lingkungan oleh Kemasan Sekali Pakai

Sisi Gelap di Balik Kemudahan Layanan Food Delivery, Ancaman Lingkungan oleh Kemasan Sekali Pakai

Setelah makanan sampai dan Anda selesai menyantapnya, peran Anda belum berakhir. Pengelolaan sampah yang benar adalah kunci untuk mengurangi dampak lingkungan dari potensi sampah layanan food delivery. Data di Kota Semarang menunjukkan bahwa lebih dari 50% masyarakat belum melakukan pemilahan sampah dengan benar, padahal pemilahan adalah langkah awal yang krusial agar sampah bisa didaur ulang atau diolah lebih lanjut.

Pilah sampah berdasarkan jenisnya: kemasan kertas/kardus, plastik, dan sisa makanan organik. Untuk kemasan plastik atau botol yang masih bersih dan layak, cuci bersih dan gunakan kembali untuk keperluan lain di rumah. Misalnya, sebagai pot tanaman mini, wadah penyimpanan barang kecil, atau tempat pensil.

Kumpulkan kemasan plastik atau kertas yang sudah bersih dan kering, lalu setorkan ke bank sampah terdekat atau berikan kepada pemulung. Ini akan membantu mereka mendapatkan nilai ekonomi dari sampah tersebut dan mencegahnya berakhir di TPA. Setiap langkah kecil ini berkontribusi besar dalam mengurangi dampak lingkungan.

Masalah sampah dari online food delivery ini adalah isu nyata yang terus bertumbuh, didukung oleh data peningkatan timbulan sampah dan food waste yang signifikan. Namun, solusinya ada di tangan kita semua, baik sebagai konsumen maupun produsen.

Kita tidak perlu langsung menjadi aktivis lingkungan yang sempurna. Mulailah dari hal kecil saja, dari sekali pesan tanpa sedotan plastik, dari sekali pilah sampah kemasan. Jika dilakukan bersama, dampak positifnya akan sangat besar bagi lingkungan kita. Mari bersama-sama menciptakan kebiasaan pesan makanan online yang lebih bertanggung jawab.