Sinau Pancasila, Program Andalan DPRD Yogyakarta yang Dikenalkan ke Banyak Daerah

Sinau Pancasila, Program Andalan DPRD Yogyakarta yang Dikenalkan ke Banyak Daerah

Liputan6.com, Yogyakarta – DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengenalkan dan menggelorakan program ‘Sinau Pancasila’ yang telah digagas sejak lima tahun terakhir saat kunjungan ke banyak daerah. Sinau Pancasila adalah implementasi Perda nomor 1 tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.

Digagas pertama kalinya pada 2020 lewat kunjungan ke museum Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, Surabaya. Program Sinau Pancasila terus digulirkan lewat berbagai kunjungan ke kota-kota yang memiliki simpul penting perjuangan Presiden Soekarno. 

Tahun ini, gagasan Sinau Pancasila ditularkan ke Bali dengan mendalami berbagai fragmen yang tergambar dalam diorama monumen perjuangan ‘Bajra Sandhi’ lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar pada 23-25 Juni 2025. “Kunjungan kali ini merupakan lanjutan dari kunjungan sebelumnya ke Buleleng. Disana kita mendalami keterkaitan sejarah Bung Karno dari rumah ibu Ida Ayu Rai Srimben, ibunda Bung Karno dan melihat SD tempat mengajar Sukemi ayah Soekarno, ke istana Tampak Siring pada tahun lalu,” kata Ketua Komisi A DPRD Yogyakarta, Eko Suwanto, Jumat (27/6/2025).

Sebagai inisiator, Eko menyebut Sinau Pancasila terus digelorakan untuk mendorong nilai-nilai diimplementasikan dalam kehidupan kebangsaan, yang dimulai dari belajar sejarah. Di internal Pemda DIY, program terus diperkuat dengan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila serta wawasan kebangsaan di kalangan aparatur sipil negara.

Bagi Eko, program ini adalah upaya merefleksikan kembali nilai-nilai Pancasila. Khususnya di bulan Juli, bulan Bung Karno dengan mengajak masyarakat mengembangkan kesadaran untuk mempelajari Pancasila dimulai dari sejarah. Ia mengajak semua orang untuk belajar, sinau bareng, dan ngangsu kawruh (menimba ilmu) tentang Pancasila yang dulu menyatukan sebagai bangsa dan negara bernama Indonesia.

“Kenapa tahun ini kita pilih Bali, karena provinsi ini adalah contoh tepat bagaimana seharusnya Pemda DIY mengambil kebijakan. Tak hanya menjaga sejarah untuk keberlangsungan masa depan bangsa, namun juga berhasil memberi makna kemerdekaan,” paparnya.

Salah satunya adalah lahirnya regulasi pelarangan penggunaan plastik, menurutnya menjadi langkah penting untuk menyelamatkan kelestarian lingkungan demi masa depan anak bangsa.

Wakil Ketua DPRD Yogyakarta Imam Taufik mengungkapkan, melalui Sinau Pancasila. Pihaknya ingin mengajak semua pihak untuk memahami bahwa sejarah dan kebudayaan merupakan satu hal yang menarik dan sangat menginspirasi. Terutama bagaimana perjuangan para pendahulu yang luar biasa dan telah menjadi spirit bagi warga Indonesia.

“Ketika saya kira hal-hal yang kayak gini memang terus dilakukan dengan spektrum yang lebih luas ya. Mungkin kesempatan yang lain bisa ke tempat atau lokasi yang memang di situ memiliki nilai sejarah yang yang tinggi,” ucap Imam.

Imam menegaskan, Pemda DIY harus lebih serius dalam mengelola situs-situs atau peninggalan sejarah perjuangan sehingga dapat semakin menarik masyarakat terutama dapat menginspirasi generasi muda, agar tidak kehilangan ruh perjuangan dalam meraih kemerdekaan Indonesia.