Penurunan laju perekrutan menjadi perhatian utama, memicu kekhawatiran potensi resesi.
Laporan ketenagakerjaan bulan lalu menunjukkan penurunan signifikan dalam perekrutan pada Agustus, memperpanjang periode melemahnya pasar tenaga kerja. Sementara itu, revisi terhadap data sebelumnya mengungkap bahwa ekonomi AS menambah lapangan kerja jauh lebih sedikit sepanjang 2024 dan awal 2025 dibanding perkiraan awal, memperdalam kekhawatiran.
“Pasar tenaga kerja adalah area utama yang menjadi kekhawatiran bagi ekonomi AS,” kata Hamrick, menambahkan bahwa perlambatan perekrutan mengindikasikan risiko resesi sebesar 40 persen dalam 12 bulan ke depan. “Itu adalah risiko yang cukup tinggi.”
Tanpa data pemerintah yang mutakhir, dunia usaha bisa menjadi ragu untuk mengambil langkah ekspansi besar atau membuka banyak lowongan kerja baru. Di sisi lain, konsumen mungkin menunda pembelian barang-barang besar, kata sejumlah pakar.
“Secara umum, ketiadaan data ekonomi membuat arah ekonomi menjadi lebih tidak pasti karena memaksa investor dan eksekutif bisnis bersikap lebih berhati-hati,” ujar kepala ekonom di EY (Ernst & Young), Gregory Daco, kepada ABC News.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4266425/original/035543800_1671506043-20221220-Libur-Natal-Tahun-Baru-AS-AP-5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)