Shell Cs Enggan Beli BBM, Pertamina Tetap Impor Lagi 1 Kargo

Shell Cs Enggan Beli BBM, Pertamina Tetap Impor Lagi 1 Kargo

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan PT Pertamina Patra Niaga bakal mendatangkan satu kargo BBM murni atau base fuel tambahan berkapasitas 100.000 barel untuk SPBU swasta.

Pengadaan ini tetap dilakukan meski belum ada kesepakatan jual beli dari pihak SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pengadaan base fuel dari Pertamina itu memang tindak lanjut dari arahan Kementerian ESDM. Arahan itu khususnya mengimbau SPBU swasta yang kehabisan stok BBM membeli base fuel dari Pertamina.

Sebelumnya, Pertamina telah mendatangkan satu kargo base fuel sebanyak 100.000 barel. Laode menyebut, dari kargo tersebut, Vivo sepakat membeli 40.000 barel.

Oleh karena itu, Pertamina kembali mendatangkan satu kargo tambahan. Dia menuturkan, kargo tambahan itu bakal tiba di pelabuhan pada Kamis (2/9/2025) besok.

“Kargo kedua itu insyaallah besok sudah tiba di pelabuhan, jadi besok sudah ada dua kargo dan ini kami terus mengupayakan agar SPBU swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lebih lanjut,” ucap Laode dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

Namun, pernyataan Laode itu cukup berbanding terbalik dan berisiko. Sebab, sejumlah SPBU swasta, seperti Vivo, Shell, dan BP belum berminat membeli base fuel Pertamina. Bahkan, Vivo memilih membatalkan transaksi dengan Pertamina.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menyebut, Vivo, Shell, dan BP mulanya berminat untuk membeli base fuel. Dia mengatakan, Vivo bahkan mulanya sepakat membeli 40.000 barel pada 26 September 2025 lalu. Namun, di tengah jalan Vivo membatalkan dan tak melanjutkan transaksi.

“Vivo membatalkan untuk melanjutkan. Setelah setuju [membeli] 40.000 barel, akhirnya tidak disepakati,” kata Achmad.

Dia menjelaskan, SPBU swasta itu membatalkan untuk melanjutkan pembelian base fuel lantaran masalah kandungan etanol. Menurutnya, terdapat kandungan 3,5% etanol dalam base fuel Pertamina.

Dia menilai kandungan etanol itu sebenarnya masih dalam batas wajar. Sebab, toleransi kandungan etanol dalam base fuel adalah di bawah 20%. Namun, Achmad mengatakan SPBU swasta tidak berkenan meski kandungan etanol itu minim.

“Ini yang membuat kondisi SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” tutur Achmad.

Menurutnya, alasan ini juga yang membuat BP melalui PT Aneka Petroindo Raya (APR) membatalkan minat membeli base fuel. APR adalah perusahaan joint venture atau patungan antara BP dan AKR Corporindo Tbk.

Achmad menyebut, BP tak mau membeli base fuel karena ada kandungan etanol, meski sedikit.

“APR akhirnya tidak juga, jadi tidak ada semua, isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol,” jelasnya.

Sementara itu, Shell membatalkan minat membeli base fuel dari Pertamina lantaran ada urusan birokrasi internal.

“Tidak bisa meneruskan negosiasi ini karena mengatakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh,” ucap Achmad.

Kendati demikian, Achmad menyebut, para pihak pengusaha SPBU swasta itu akan kembali berminat membeli base fuel dari Pertamina. Dengan catatan, Pertamina bisa menyediakan base fuel secara murni tanpa kandungan etanol.

“Tapi teman-teman SPBU swasta jika nanti di kargo selanjutnya siap berkoordinasi jika kontennya aman,” katanya.