Setelah Insiden Ledakan, Pemprov DKI Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di SMAN 72 Jakarta

Setelah Insiden Ledakan, Pemprov DKI Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di SMAN 72 Jakarta

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan pemulihan psikologis bagi siswa SMAN 72 Jakarta pascainsiden ledakan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Nahdiana menjelaskan, di area SMAN 72 masih dalam pengamanan dan sterilisasi pihak kepolisian. Untuk itu, PJJ diberlakukan mulai Senin (10/11/2025).

“Pembelajaran difokuskan pada proses pemulihan dan persiapan mental siswa sebelum kembali ke sekolah. Pembelajaran di kelas nantinya akan diisi wali kelas dan psikolog dengan pembelajaran yang dikemas dengan memberikan ruang interaksi lebih dekat, seperti olahraga dan seni, agar siswa – siswi SMAN 72 pulih dan kembali merasa aman,” ujar Nahdiana dalam keterangannya, dikutip Senin (10/11/2025).

Ia menyampaikan, kegiatan belajar mengajar di SMAN 72 Jakarta akan disampaikan kemudian jika gedung sekolah nantinya telah dinyatakan dapat digunakan kembali.

Sementara itu, pendampingan psikologis akan diberikan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta Iin Mutmainnah mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan psikologis selama masa pemulihan, termasuk saat PJJ berlangsung.

Selain itu, kata dia, PPAPP juga menyiapkan armada mobil Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di sekitar lingkungan sekolah untuk memberikan dukungan psikis kepada siswa, guru, serta keluarga yang terdampak termasuk kepada warga sekitar yang memerlukan konseling secara gratis.

“Kami akan menyiapkan dukungan psikolog untuk mendampingi anak-anak selama PJJ dan proses pemulihan di sekolah,” ucap Lin.

 

Imbas ledakan di SMAN 72 , Kelapa Gading, Jakarta Utara, melukai sedikitnya 54 korban dan yang mayoritas adalah siswa. Sejumlah korban harus dioperasi dan sebagian besar mengalami masalah pendengaran.