Putin sebelumnya mengumumkan bahwa Rusia telah menyerang perusahaan rudal dan pertahanan di kota Dnipro, Ukraina, di mana perusahaan rudal dan roket luar angkasa Pivdenmash, atau yang dikenal sebagai Yuzhmash oleh Rusia, bermarkas.
Kementerian Pertahanan Moskow, dalam pernyataan pada Jumat (22/11), menyebut semua hulu ledak rudal yang diluncurkan berhasil mengenai target-targetnya dan memuji keberhasilan pertama untuk penggunaan rudal balistik hipersonik jarak menengah dengan hulu ledak konvensional dalam pertempuran.
Peskov mengatakan bahwa Rusia secara teknis tidak diwajibkan memperingatkan AS soal serangan semacam itu karena rudal yang digunakan adalah rudal jarak menengah dan bukan rudal antarbenua. Namun dia menyatakan Moskow telah memberitahu Washington sekitar 30 menit sebelum peluncuran dilakukan.
Lebih lanjut ditegaskan oleh Peskov bahwa Putin tetap terbuka untuk berdialog, namun pemerintahan Biden “lebih memilih untuk melanjutkan jalur eskalasi” dan menyerukan Washington untuk memperhatikan peringatan yang dilontarkan Putin pada September lalu.
Putin pada saat itu memperingatkan bahwa Barat sama saja berperang langsung melawan Rusia jika mengizinkan Ukraina menyerang Moskow dengan rudal jarak jauh buatan Barat. Langkah itu, menurut Putin, akan mendorong Rusia mengambil “keputusan yang tepat” berdasarkan ancaman-ancaman baru.
Peskov, dalam pernyataan terbarunya, mengatakan dirinya berharap AS menerima dan memahami peringatan terbaru Rusia.
“Pernyataan kemarin (dari Putin) sangat komprehensif, jelas dan logis. Kami tidak meragukan pemerintahan saat ini di Washington memiliki kesempatan untuk membiasakan diri dengan pernyataan ini dan memahaminya,” cetusnya.
(nvc/idh)