Jakarta –
Sekitar 29 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan artileri di kamp pengungsi wilayah Kachin, Myanmar. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut.
Dilansir dari BBC, Selasa (10/10/2023), kamp tersebut berada di wilayah yang dikuasai Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO). Mereka adalah salah satu dari beberapa kelompok etnis yang telah berjuang untuk mendapatkan pemerintahan sendiri selama beberapa dekade.
Serangan pada Senin (9/20) malam waktu setempat terjadi di kamp pengungsi Mong Lai Khet yang terletak di pinggiran Laiza, kota di perbatasan Tiongkok-Myanmar tempat KIO bermarkas. Beberapa bagian kamp hancur akibat ledakan dahsyat sekitar tengah malam.
Rekaman setelah kejadian menunjukkan banyak rumah hancur dan banyak korban jiwa. Juru bicara KIO menyebut semua korban adalah warga sipil.
Serangan itu disebut menjadi salah satu serangan paling mematikan dalam konflik yang telah berlangsung selama 63 tahun di Negara Bagian Kachin. Para pejabat Kachin mengatakan angkatan bersenjata Myanmar telah meningkatkan serangan terhadap daerah-daerah yang dikelola KIO selama setahun terakhir.
Hal itu dilakukan karena semakin besarnya dukungan Kachin terhadap kelompok pemberontak lain yang memerangi pemerintah militer. Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) di pengasingan menyalahkan junta atas serangan terhadap kamp tersebut dan menggambarkannya sebagai ‘kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan’.
Juru bicara Junta Mayjen Zaw Min Tun membantah militer berada di balik serangan tersebut. Dia mengklaim tentara tidak melakukan operasi apa pun di daerah tersebut dan mengatakan kehancuran ‘mungkin’ disebabkan oleh penimbunan bahan peledak.
Pejabat Kachin yakin setidaknya 11 anak termasuk di antara mereka yang tewas. Lima puluh enam orang lainnya juga terluka dalam serangan terakhir, 44 di antaranya telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkanperawatan.
(aik/haf)