Sempat jadi Polemik, Beras 30 Ton dari Uni Emirat Arab Akhirnya Didistribusikan ke Korban Banjir Sumatera

Sempat jadi Polemik, Beras 30 Ton dari Uni Emirat Arab Akhirnya Didistribusikan ke Korban Banjir Sumatera

Liputan6.com, Jakarta – Beras 30 ton bantuan beras dari NGO Bulan Sabit Merah Uni Emirat Arab (UEA) yang sempat menimbulkan polemik akhirnya didistribusikan ke masyarakat terdampak banjir Sumatera Utara dan Aceh. Beras ini sempat dikembalikan oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas, atas instruksi pemerintah pusat.

Kali ini, bantuan 30 ton beras dari UEA itu didistribusikan oleh Muhammadiyah Sumatera Utara sebanyak 25 ton dan melalui Muhammadiyah Aceh sebanyak 5 ton. Penyerahan bantuan 30 ton beras dan pemberangkatan bantuan tersebut berlangsung, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl SM Raja 136 Medan, Senin.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Prof Hasyimsyah Nasution menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan donasinya melalui Muhammadiyah.

Muhammadiyah di Sumatera Utara melakukan upaya tanggap bencana melalui tiga pase, pertama tanggap darurat yang berlangsung sejak 27 Nopember 2025 hingga 5 Januari 2026 mendatang.

Kemudian diikuti dengan program transisi darurat ke pemulihan yang akan berlangsung sejak 6 Januari hingga 31 Januari 2026 dan ketiga program rehabilitasi dan rekonstruksi pada Februari sampai  2026 mendatang.

Hasyimsyah menjelaskan pelaksanaan tanggap darurat bencana dilakukan Muhammadiyah melalui One More One Respon. Artinya semua aktifitas tanggap darurat dilakukan melalui satu pintu kebijakan dan itu dilakukan lewat MDMC ( Muhammadiyah Disaster Manager Center) LRB ( Lembaga Relisiliansi Bencana).

Hal yang sama disampaikan Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Indrayanto, bahwa sejak tanggap bencana dilakukan, MDMC bersama semua komponen Muhammadiyah di tiga provinsi (Aceh, Sumut dan Sumbar) telah hadir di 20 Kabupaten dan Kota dengan membuka 24 pos pelayanan.

Kata Hendrayanto, ada sebanyak 14.318 jiwa korban yang ditangani. Untuk itu MDMC menurunkan 655 relawan yang berasal dari relawan lokal ditambah relawan yang didatangkan dari beberapa regional di Jawa.

Indrayanto mengatakan, MDMC dalam pengelolaan tanggap bencana memberikan layanan berupa layanan kesehatan, penyediaan air bersih, logistik makanan, psikososial, pendidikan darurat sampai huniar darurat.

“Dalam pelayanan kesehatan, Muhammadiyah menghadirkan tenaga medis dari 14 rumah sakit Muhammadiyah dari seluruh Indonesia melalui 42 tim Emergency Medical Team (EMT) yang beroperasi diberbagai terdampak. Bersamaan penyerahan bantuan beras juga diberangkatkan bantuan LazisMU berupa paket Family Kids yang diperuntukkan bagi pelajar-pelajar yang terdampak di beberapa kawasan,” katanya.

Ketua PW Muhammadiyah Aceh Abdul Malik Musa hadir saat penerimaan secara simbolis bantuan beras sebanyak 5 ton dari NGO UEA itu. Dia mengatakan, bencana yang terjadi adalah tsunami darat, tsunami yang datang dari gunung. Berbeda dengan tsunami laut, tsunami darat daya hancurnya lebih dahsyat dan luas.

Dia menyampaikan apresiasi kepada PP Muhammadiyah yang telah membagi 5 ton beras untuk Aceh dan terima kasih kepada Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberi bantuan tanggap darurat untuk Aceh Tamiang.

“Sesungguhnya kondisi Aceh masih sangat parah. Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah masih sangat terisolasi. Aceh masih membutuhkan banyak bantuan, khususnya membuka isolasi Aceh Tengah dan Bener Meriah,” katanya.