Bojonegoro (beritajatim.com) – Perbukitan banyak menjulang di Desa Jari Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Dari bawah hingga puncak bukit banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Bukit-bukit tersebut berada dalam sebuah kawasan Gunung Pandan yang puncaknya berada di Desa Klino Kecamatan Sekar.
Gunung Pandan merupakan puncak tertinggi kawasan kendeng selatan. Gunung yang pernah aktif dan kini berstatus istirahat. Di kawasan puncak tertinggi Kabupaten Bojonegoro itu juga banyak sumber mata air. Bahkan ada air hangat (geotermal) dan berwarna kuning. Sekarang dikembangkan sebagai kawasan wisata Banyu Kuning.
Belakangan, seorang warga melaporkan ada semburan air dari dalam tanah berbau belerang di kawasan Gunung Pandan tersebut. Lokasinya berada di Petak 171 RPH Sukun BKPH Gondang KPH Bojonegoro di Dusun Kramat Desa Jari Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Penemuan itu pada 11 Desember 2024 sekitar pukul 13.30 WIB.
“Temuan itu sudah ditindaklanjuti untuk dilakukan uji laboratorium,” ujar Camat Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Adi Winarno, Kamis (30/1/2025).
Kali pertama, semburan air berbau belerang itu dilaporkan Kepala Desa Jari, Priyo Winarno. Dia sebelumnya juga mendapat laporan dari seorang petani Nyamidi (33) asal RT 025 RW 005 Dusun Kaliasin Desa Sambongrejo Kecamatan Gondang. Semburan itu, bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya juga pernah terjadi hal yang sama.
“Munculnya semburan itu biasanya seperti sekarang, saat musim hujan. Sudah beberapa kali terjadi,” ujar ASN yang pernah menjabat Kabid Pemadaman dan Penyelamatan di Dinas Damkarmat Bojonegoro itu.
Dalam penelitian awal yang sudah pernah dilakukan. Semburan air berbau belerang tersebut muncul pertama kali pada 2007, selanjutnya pada April 2016, kemudian menghilang. Kemudian muncul kembali pada April 2023 dan mengering. Baru pada Desember 2024 diketahui semburan muncul kembali.
“Sumber air yang berbau belerang tersebut muncul pada saat musim penghujan dari hasil penelitian terdapat kandungan gas H2S (Hidrogen Sulfida),” terangnya.
Meski terdapat gas beracun yang membahayakan, semburan air yang berada di lereng Gunung Gawah itu dinilai tidak berdampak secara langsung terhadap warga. Jarak semburan dengan pemukiman kurang lebih masih 2 kilometer. Sementara semburan air berbau belerang itu berada dalam satu lokasi dengan radius kurang lebih 50 meter persegi.
“Ada empat lubang sumberan dan terdapat beberapa gelembung udara yang keluar dari tanah yang berada di sekitar lubang sumberan,” jelasnya.
Saat ini di sekitar semburan air berbau belerang itu berwarna merah kekuningan pada tanah. Agar tidak membahayakan, pihak kepolisian setempat telah memasang garis polisi serta memberikan imbauan kepada warga setempat agar tidak mendekat ke lokasi dengan durasi waktu yang lama.
Dalam peristiwa sebelumnya, pada April 2023, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro juga telah melakukan uji laboratorium terhadap air yang keluar dengan bau belerang tersebut. Hasilnya, air tersebut tidak berbahaya, sebab kandungan PH dalam air dari semburan dalam batas normal.
“Hasil uji PH air didapatkan nilai 6,17 sampai 6,18. Jadi hasilnya untuk PH air masih dalam batas normal. hasil tersebut dikategorikan normal dikarenakan PH air netral adalah 7,” ujar Kepala DLH Kabupaten Bojonegoro Dandy Suprayitno dalam kesempatannya. [lus/kun]
