Liputan6.com, Jakarta Harapan untuk melanjutkan pendidikan kembali hadir dalam hidup Zahwati Nuridayana (16), siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang. Gadis yang akrab disapa Zahwa ini kini bisa melanjutkan sekolah berkat adanya program Sekolah Rakyat.
Zahwa berasal dari Desa Sewukan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Ayah dan ibunya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ekonomi yang serba terbatas sempat membuatnya pesimis terhadap masa depan pendidikannya.
Meski begitu, semangat berprestasi tidak pernah padam. Saat masih SMP, Zahwa aktif di cabang olahraga basket dan bahkan berhasil mengoleksi sembilan penghargaan.
“Saat itu saya bermimpi ingin sekolah di Taruna Nusantara dengan jalur beasiswa. Namun sayangnya sinar bintang saya tertutup oleh teman-teman yang lain karena teman-teman yang lain punya sinar yang lebih terang,” ujarnya usai makan siang di SRMA 43 Magelang, Jawa Tengah, Jumat (29/08/2025).
Zahwa sempat kehilangan harapan untuk melanjutkan pendidikan, Ia menyampaikan banyak kendala untuk melanjutkan pendidikan dengan kondisi ekonominya saat ini.
“Saat itulah saya mulai merasakan bagaimana ya kalau saya tidak dapat beasiswa, kalau saya sekolah, saya berpikir bahwa nantinya bagaimana biaya transportasi, biaya uang saku,” jelasnya.
Perbesar
Zahwati Nuridayana, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang. Foto: Kemensos… Selengkapnya
Sekolah Rakyat membuka kembali harapan Zahwa untuk melanjutkan pendidikan, sekolah gratis dengan sistem asrama bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem ini membuatnya tidak perlu lagi berpikir soal biaya transpotasi dan uang saku.
“Saya bisa masuk di SRMA ini atas bantuan teman-teman saya, guru-guru saya, pendamping saya, dan banyak teman-teman saya,” katanya.
SRMA 43 Magelang saat ini mengampu 100 siswa yang terbagi kedalam 4 Rombongan Belajar (Rombel). Proses belajar didukung oleh 17 orang guru, sedangkan untuk pendampingan siswa dilakukan oleh 10 Wali Asuh dan 2 Wali Asrama.
Zahwa menuturkan bahwa Sekolah Rakyat lebih unggul dari sekolah lain. “Karena di sini tempat tinggalnya nyaman, makanannya enak, teman-temannya seru, suasananya menyenangkan, banyak guru-guru yang sayang, tidak pilih kasih,” pungkasnya.
Perbesar
Suasana sekolah Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang. Foto: Kemensos… Selengkapnya
Dalam pengembangan diri, Sekolah Rakyat juga hadir dengan berbagai pilihan ekstrakurikuler yang bisa diikuti siswa. Zahwa bisa kembali melanjutkan hobinya bermain basket. “Ekstrakurikuler basket akan dimulai hari Rabu minggu depan,” ujarnya.
Saat ini 100 Sekolah Rakyat telah beroperasi di berbagai titik di seluruh Indonesia. Jumlah ini akan bertambah menjadi 165 titik pada September 2025. Kemensos menargetkan 165 Sekolah Rakyat beroperasi pada tahun ini dengan kapasitas 15.895 siswa, 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik.
“Terima kasih Bapak Presiden. Sekolah rakyat telah membantu kami kembali bisa bermimpi,” ujar Zahwa.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332522/original/006326000_1756513034-9261f007-41de-4d94-98f2-69242b3517c2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)