Satu Frekuensi Sejak Awal, Ade Govinda dan Aisha Retno Ungkap Kesan Pertama Satu Sama Lain

Satu Frekuensi Sejak Awal, Ade Govinda dan Aisha Retno Ungkap Kesan Pertama Satu Sama Lain

JAKARTA – Kolaborasi lintas negara kembali mewarnai industri musik Tanah Air. Ade Govinda menggandeng penyanyi muda asal Malaysia, Aisha Retno, untuk single terbaru mereka yang bertajuk “Semoga Saja”.

Di balik kolaborasi yang juga lintas generasi ini, tersimpan cerita menarik mengenai pertemuan pertama mereka yang ternyata langsung menciptakan chemistry kuat.

Ade mengatakan, pemilihan Aisha untuk proyek kolaborasi ini bukan tanpa alasan. Baginya, Aisha bukan sekadar penyanyi dengan suara merdu, melainkan seorang musisi paket lengkap yang memiliki kemampuan sebagai komposer.

Ade mengaku langsung merasakan koneksi positif saat pertama kali berdiskusi mengenai karya dengan pelantun asal Negeri Jiran tersebut.

“Kalau dari Aisha, kita itu kalau ketemu pasti satu frekuensi. Tentang hal apapun gampang didiskusikan, dari konten, lirik, sampai ide bikin lagu,” kata Ade, saat ditemui di Cilandak, Jakarta Selatan baru-baru ini.

“Padahal kita baru kenal, tapi frekuensinya bisa sama. Itu enggak banyak orang yang bisa begitu,” tambahnya.

Senada dengan Ade, Aisha tidak bisa menyembunyikan kekagumannya kepada gitaris Govinda tersebut. Sebagai musisi yang belum cukup lama di industri, solois 25 tahun itu mengaku sudah lama mengidolakan karya-karya Ade.

Ia menilai Ade memiliki gayanya tersendiri penulisan lirik yang sangat kuat dan mampu menyentuh hati pendengar.

Kesan pertama yang didapat Aisha pun sangat positif. Ia terkesan dengan etika kerja Ade yang tetap profesional dan rendah hati di tengah kesibukan serta statusnya sebagai musisi senior.

“Aku sangat impressed sampai sekarang. Enggak ada yang berubah dari segi etika bekerja, etika berteman, semuanya seru. Walaupun Kak Ade sangat sibuk, tapi masih memikirkan lagu ini dengan sangat detail,” ujar Aisha.

Adapun, single “Semoga Saja” lahir dari sebuah pertemuan mereka di Malaysia. Lagu ini mengusung genre ballad dengan sentuhan aransemen folk di bagian akhir. Sementara liriknya merupakan hasil curahan hati Aisha yang tengah mengalami fase gagal move on.

“Lagu ini tentang pengharapan seseorang yang habis putus, tapi tetap mendoakan yang baik-baik tanpa dendam. Istilahnya, ini lagu tentang kegalauan yang positif,” pungas Ade.