JABAR EKSPRES – Sampah sisa makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Cimahi masih menjadi pertanyaan, terutama terkait dengan lokasi pembuangan dan pengelolaannya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, produksi sampah di kota ini mencapai 231 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 97 hingga 100 ton sampah masih dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, sementara sisanya sudah dikelola secara mandiri.
Terkait sampah yang berasal dari produksi MBG, Pj Wali Kota Cimahi, Benny Bachtiar menegaskan bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) adalah pihak yang mengelola sampah tersebut.
BACA JUGA:Tak Lagi Pusing Uang Jajan Anak, Program MBG Ringankan Beban Orang Tua
Nantinya, sampah yang dihasilkan akan dipungut dan sebagian digunakan untuk pembuatan magot dan pakan ternak.
“Jadi, sampah itu kita pungut, dan ada beberapa yang memang dimanfaatkan untuk dijadikan magot dan makanan ternak,” kata Benny kepada awak media usai meninjau program MBG di SDN Pasirkaliki Mandiri 2, Kamis (6/2/2025).
Benny mengatakan bahwa sampah sering kali dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai. Namun, jika dikelola dengan baik, sampah bisa memiliki nilai ekonomi yang positif.
BACA JUGA:Kunjungi SDN Pasirkaliki, Panglima TNI Jendral Agus Subiyanto Tinjau Langsung Program MBG
“Sirkular nilai ekonomi di sektor persampahan ini bisa berdampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Benny mengungkapkan, Cimahi memiliki ambisi untuk menjadi kota yang swasembada pangan. Ia berpendapat bahwa dengan memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lahan produktif, kebutuhan pangan masyarakat, khususnya warga miskin, bisa lebih terpenuhi.
“Terutama masyarakat miskin yang penghasilannya terbatas, dan jika ini dilaksanakan, bisa menekan laju inflasi,” tuturnya.
“Ini bisa dimulai dengan mengelola sampah,” tutupnya. (Mong)