Jakarta, Beritasatu.com – Dalam Islam, salat tahajud termasuk salat sunah muakad atau sunah yang sangat dianjurkan. Kata tahajud berarti bangun atau meninggalkan tidur. Menurut fikih, salat tahajud adalah salat sunah malam yang dikerjakan setelah tidur dan menjadi salah satu amalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Sebelum melakukan salat tahajud, ketahui niat, tata cara, dan waktu pelaksanaannya agar ibadah ini memberikan ganjaran yang berlipat ganda di sisi Allah Swt.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai waktu pelaksanaan beserta tata cara melakukan salat tahajud.
Waktu Pelaksanaan Salat Tahajud
Salat tahajud dilaksanakan pada malam hari setelah bangun tidur. Jumlah rakaatnya tidak dibatasi, tetapi setiap dua rakaat ditutup dengan salam. Mengutip “Buku Kajian Fikih dalam Bingkai Aswaja” oleh Ahmad Hawassy, terdapat tiga pembagian waktu salat tahajud menurut para ulama, yaitu:
Sangat utama: sepertiga malam pertama (bada Isya hingga pukul 22.00).Lebih utama: sepertiga malam kedua (pukul 22.00 hingga 01.00).Paling utama: sepertiga malam terakhir (pukul 01.00 hingga sebelum Subuh).
Tata Cara, Niat, dan Doa Salat Tahajud
Salat tahajud dilaksanakan sebagaimana salat sunah lainnya, yaitu dua rakaat diakhiri dengan salam. Berikut ini lafal niat salat tahajud.
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. Artinya: “Aku sengaja salat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Niat ini diucapkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Selanjutnya salat dilaksanakan seperti biasa hingga salam setelah dua rakaat.
Setelah selesai seluruh rangkaian salat tahajud, disunahkan membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim berikut ini.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيُّومُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Allāhumma lakal-ḥamdu, anta nūrus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, walakal-ḥamdu, anta qayyūmus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, walakal-ḥamdu, anta rabbus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, walakal-ḥamdu, laka mulkus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna.
Antal-ḥaqq, wa wa‘dukal-ḥaqq, wa liqā’uka ḥaqq, wa qawluka ḥaqq, wal-jannatu ḥaqq, wan-nāru ḥaqq, wan-nabiyyūna ḥaqq, wa Muḥammadun ḥaqq, was-sā‘atu ḥaqq. Allāhumma laka aslamtu, wabika āmantu, wa ‘alayka tawakkaltu, wa ilayka anabtu, wabika khāṣamtu, wa ilayka ḥākamtu. Faghfir lī mā qaddamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu wa mā a‘lantu. Anta ilāhī, lā ilāha illā anta”.
Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkau adalah cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Pemelihara langit dan bumi beserta siapa pun yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau memiliki kerajaan langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya.
Engkau adalah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad itu benar, dan hari kiamat itu benar. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali. Dengan-Mu aku berdebat, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah aku atas dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan maupun yang aku tampakkan. Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau”.
Surah yang Dibaca Saat Salat Tahajud
Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), tidak ada ketentuan khusus mengenai surah yang dibaca saat salat tahajud. Namun, menurut Al-Habib Abdullah Al-Haddad, dianjurkan membaca Al-Qur’an secara berurutan dari awal hingga khatam dalam salat tahajud, agar dapat menyelesaikan seluruh bacaan Al-Qur’an melalui ibadah malam ini.
Meskipun demikian, seseorang tetap boleh membaca surah Al-Qur’an sesuai kemampuannya. Hal ini sesuai firman Allah Swt dalam QS Al-Muzammil ayat 20: “…Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an”.
Selain itu, sebagaimana dikutip dalam “Buku Rahasia Terlengkap Dahsyatnya Mukjizat Salat Tahajud” karya Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani, disunahkan membaca surah yang lebih panjang pada rakaat pertama dibandingkan rakaat kedua.
Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim yang menyebutkan Nabi Muhammad SAW pernah membaca surah Al-Baqarah, Ali ‘Imran, dan An-Nisaa’ dalam satu rakaat sekaligus.
“Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW (ketika qiyamul lail) membaca Al-Baqarah, Ali ‘Imran, dan An-Nisaa’ dalam satu rakaat. Beliau tidak melewati ayat rahmat kecuali memohon (rahmat kepada Allah Swt), dan tidak melewati ayat azab kecuali beliau memohon perlindungan”. (HR Muslim Nomor 772 dan Nasa’i Nomor 1006, dengan lafaz versi Nasa’i).
Dengan memahami niat, tata cara, doa, serta waktu pelaksanaan salat tahajud, Anda dapat lebih mudah melaksanakannya secara rutin sebagai bentuk ketaatan dan rasa cinta kepada Allah Swt.
