JAKARTA – Investigasi mendalam tengah dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti jatuhnya helikopter secara tragis di Sungai Hudson, New York City, pada Kamis (10/4/2025) sore waktu setempat.
Insiden mengerikan ini merenggut nyawa seorang pilot dan lima wisatawan asal Spanyol, termasuk tiga anak-anak.
Kini, perhatian para penyelidik tertuju pada laporan sejumlah saksi mata yang melihat kawanan besar burung di dekat lokasi kejadian sesaat sebelum helikopter nahas itu jatuh.
Menurut keterangan seorang saksi mata, baling-baling helikopter terlihat “terlepas” sebelum “jatuh lurus ke bawah”. Saksi lain menggambarkan pemandangan mengerikan berupa asap dan helikopter yang “berputar sangat cepat” sebelum menghantam permukaan air.
Melansir Sky News, Sabtu, 12 April, Ketua Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Jennifer Homendy, dalam konferensi pers terbarunya menyatakan bahwa penyebab awal kecelakaan belum dapat ditentukan. Namun, pihaknya tidak mengabaikan laporan mengenai keberadaan kawanan burung tersebut.
“Kami menyadari laporan-laporan tersebut, kami telah membahasnya pagi ini,” ujar Homendy. “Ini adalah sesuatu yang sedang kami selidiki. Saya ingin menyampaikan kepada publik, jika ada sesuatu yang tampak berbeda atau membuat Anda tertegun, atau terlintas dalam pikiran Anda bahwa Anda ingin berbagi informasi tersebut dengan para penyelidik kami, jangan ragu untuk melakukannya.”
Helikopter yang terbalik di air berhasil dievakuasi pada Kamis malam. Para penyelam masih terus mencari dan mengangkat bagian-bagian penting dari bangkai helikopter dari dasar Sungai Hudson. Homendy mengungkapkan bahwa pilot yang diidentifikasi bernama Seankese Johnson (36 tahun) memiliki lebih dari 780 jam terbang tercatat.
Komisaris Polisi New York, Jessica Tisch, sebelumnya mengkonfirmasi bahwa seluruh korban telah berhasil dievakuasi dari helikopter yang terbalik di dalam air. “Empat korban dinyatakan meninggal di lokasi kejadian dan dua lainnya dilarikan ke rumah sakit setempat, di mana sayangnya keduanya meninggal karena luka-luka mereka,” kata Tisch.
Identitas Para Korban:
Pilot helikopter nahas itu adalah Seankese Johnson, yang dikenal dengan nama Sean. Di media sosialnya, ia kerap membagikan foto dan video penerbangannya dengan latar belakang cakrawala Manhattan yang ikonik. Pada musim panas 2023, ia sempat mengumumkan bahwa dirinya menerbangkan helikopter Blackhawk untuk memadamkan kebakaran hutan untuk sebuah perusahaan di Montana.
Lima wisatawan asal Spanyol yang menjadi korban adalah Agustin Escobar (49 tahun), seorang eksekutif Siemens, dan istrinya, Merce Camprubi Montal (39 tahun). Mereka membawa ketiga buah hati mereka: Victor (4 tahun), Mercedes (8 tahun), dan Agustin (10 tahun). Keluarga ini dikabarkan berada di New York untuk merayakan ulang tahun Mercedes yang akan datang.
Walikota Jersey City, New Jersey, Steven Fulop, melalui unggahan di X mengungkapkan bahwa Mr. Escobar sedang berada di wilayah New York untuk urusan bisnis dan keluarganya datang untuk menemuinya selama beberapa hari.
Merce Camprubi Montal sendiri bekerja untuk Siemens Energy, divisi terpisah dari Siemens. Kakeknya diketahui pernah menjabat sebagai presiden klub sepak bola Barcelona FC.
Sekolah Jesuit Sant Ignasi di Barcelona, tempat anak-anak korban bersekolah, mengeluarkan pernyataan di Instagram yang mengungkapkan kesedihan mendalam dari staf dan siswa atas kehilangan tragis keluarga tersebut. Pihak sekolah berjanji akan mengumumkan acara untuk mengenang dan menghormati keluarga Escobar-Camprubi Montal dalam waktu dekat.
Penyelidikan mendalam terus berlanjut untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini, dengan fokus pada laporan saksi mata mengenai keberadaan kawanan burung sesaat sebelum tragedi terjadi. Apakah tabrakan dengan burung menjadi faktor penyebab hilangnya nyawa enam orang ini? Jawabannya masih menjadi misteri yang terus diurai oleh para ahli.