JAKARTA – Asisten utama kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya telah memberi tahu Washington gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat untuk menghentikan perang di Ukraina, hanya akan memberi pasukan Kyiv waktu istirahat yang sangat dibutuhkan di medan perang.
Kemajuan Rusia di sepanjang garis depan sejak pertengahan 2024 dan upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik di Ukraina menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv, yang didukung oleh Barat, dapat kalah dalam perang.
Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, tiba di Moskow pada Kamis, 13 Maret untuk melakukan pembicaraan.
Dilansir Reuters, pejabat Rusia mengatakan penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz memberikan perincian tentang gagasan gencatan senjata pada Rabu dan Rusia siap untuk membahasnya.
Trump mengatakan di Gedung Putih dirinya berharap Kremlin akan menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari yang menurut Ukraina akan didukungnya.
Yuri Ushakov, mantan duta besar untuk Washington yang berbicara atas nama Putin mengenai isu-isu kebijakan luar negeri utama, mengatakan kepada media Rusia bahwa ia telah berbicara dengan Waltz pada hari Rabu untuk menguraikan posisi Rusia mengenai gencatan senjata.
“Saya nyatakan posisi kami bahwa ini tidak lain hanyalah penangguhan sementara bagi militer Ukraina, tidak lebih,” kata Ushakov.
“Itu tidak memberi kami apa pun. Itu hanya memberi Ukraina kesempatan untuk berkumpul kembali, mendapatkan kekuatan, dan melanjutkan hal yang sama,” imbuhnya.
Ushakov mengatakan tujuan Moskow adalah penyelesaian damai jangka panjang “yang mempertimbangkan kepentingan sah negara kami dan kekhawatiran kami yang sudah diketahui.”
“Menurut saya, tidak seorang pun membutuhkan langkah apa pun yang (hanya) meniru tindakan damai dalam situasi ini,” katanya.
Ketika ditanya apakah Rusia menolak usulan AS, Ushakov, yang telah bertugas bersama Putin di Kremlin sejak 2012, mengatakan presiden kemungkinan akan berbicara kepada media pada Kamis dan menguraikan posisi Rusia secara lebih rinci.
Pernyataan dari pejabat senior Kremlin tersebut menunjukkan Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999, berpikir kemajuan Rusia di medan perang di Ukraina dan di Rusia bagian barat memberi Moskow andil besar dalam negosiasi perdamaian.
Tidak jelas bagaimana Trump akan bereaksi, setelah mengatakan harapan agar Moskow menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri “pertumpahan darah” dan bahwa dalam masa jabatan pertamanya ia bersikap lebih keras terhadap Rusia daripada presiden lainnya.
“Saya dapat melakukan hal-hal yang secara finansial akan sangat buruk bagi Rusia,” kata Trump.
“Saya tidak ingin melakukan itu karena saya ingin mendapatkan perdamaian. Saya ingin melihat perdamaian dan kita lihat saja nanti. Namun dalam hal finansial, ya, kita dapat melakukan hal-hal yang sangat buruk bagi Rusia. Itu akan sangat menghancurkan bagi Rusia,” ujar Trump.