Jakarta: Nilai tukar rupiah membuka perdagangan hari ini dengan posisi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa, 8 April 2025, rupiah dibuka melemah 34 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp16.856 per USD, dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sementara menurut Yahoo Finance, pelemahan rupiah terlihat lebih dalam, yakni turun 295 poin atau 1,68 persen. Angka ini menunjukkan tekanan eksternal cukup kuat terhadap rupiah sejak awal pekan pasca libur Lebaran.
Aksi “Buy on Dip” bisa jadi angin segar?
Meski dibuka tertekan, melansir Antara, ada peluang rupiah untuk pulih dalam perdagangan hari ini.
Pengamat pasar uang dan Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa pasar bisa mendapatkan sentimen positif dari aksi “buy on dip” yang mulai terlihat di sejumlah bursa saham Asia.
“Aksi buy on dip pasar hari ini bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko, (kendati) pasar masih rentan tertekan pekan ini karena isu perang tarif masih bergulir dan pasar menunggu hasil negosiasi tarif beberapa negara,” ungkap Ariston.
Waspada sentimen perang tarif masih Menghantui
Namun, Ariston juga mengingatkan bahwa sentimen global belum sepenuhnya bersahabat. Isu perang tarif antara AS dan sejumlah negara, termasuk Tiongkok dan Kanada, masih menjadi momok yang membayangi pasar keuangan dunia.
Menurut Ariston, pasar keuangan Indonesia yang baru buka pasca-Lebaran mungkin masih dalam fase menyesuaikan diri dengan perkembangan global. Hal itu bisa memicu tekanan sementara di awal perdagangan.
“Jadi, mungkin saja rupiah akan bergerak di Rp16.800 di awal perdagangan dan bisa ditutup lebih kuat di akhir perdagangan hari ini di sekitar Rp16.700,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)