Merangkum Semua Peristiwa
Indeks
Voi.id  

Rupiah Diprediksi Menguat, Didorong Pelemahan Data Ekonomi AS

Rupiah Diprediksi Menguat, Didorong Pelemahan Data Ekonomi AS

JAKARTA – Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan pergerakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin, 17 Maret.

Ariston menyampaikan pergerakan dolar AS kemungkinan masih dibayangi sentiment negatif karena pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Trump bisa mendorong ekonomi AS mengalami resesi.

“Laporan survei tingkat keyakinan konsumen terbaru di Jumat malam, menunjukkan keyakinan yang menurun di kalangan konsumen AS terhadap kondisi perekonomian AS ke depan,” ujarnya kepada VOI, Senin, 17 Maret.

Adapun berdasarkan data Michigan Consumer Sentimen AS dirilis di level 57,9 pada Maret 2025 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 64,7.

Selain itu, Ariston menyampaikan data inflasi AS yang dirilis pekan lalu, menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

“Data inflasi konsumen AS dirilis 2,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya 3,0 persen. Inflasi yang lebih rendah ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan lanjutan oleh Bank Sentral AS,” jelasnya.

Ia menyampaikan pergerakan rupiah pada Senin, 17 Maret, berpotensi menguat terhadap dolar AS ke area support di Rp16.200 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp16.400 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, pada hari Jumat, 14 Maret, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,47 persen ke level Rp16.428 per dolar AS.

Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,24 persen ke level harga Rp16.428 per dolar AS.

Merangkum Semua Peristiwa