Rumah Duka Marsma TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto Dipenuhi Pelayat

Rumah Duka Marsma TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto Dipenuhi Pelayat

JAKARTA – Suasana haru menyelimuti rumah duka almarhum Marsekal Pertama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto di Jalan Trikora XI Nomor K-14, Kompleks TNI AU Trikora, Pancoran, Jakarta Selatan. Sejak siang hingga menjelang malam, para pelayat datang silih berganti untuk memberikan penghormatan terakhir.

Salah satu pelayat, Lena Satriyati, mantan anggota Dinas Penerangan TNI AU, mengenang almarhum sebagai sosok atasan yang sangat dekat dan penuh perhatian terhadap bawahannya.

“Beliau menganggap kami seperti anak sendiri. Saat pandemi COVID-19, satu per satu dari kami ditelepon langsung untuk ditanya kabar dan kondisi keluarga,” ujarnya penuh haru, Minggu, 3 Agustus, petang.

Menurut Lena, perhatian almarhum tidak memandang pangkat atau jabatan. Semua diperlakukan setara dengan empati yang besar.

Deretan tokoh militer turut hadir melayat, termasuk mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim. Juga tampak Asisten Intelijen KSAU Marsda TNI Untung Surapati, serta para perwira tinggi aktif dan purnawirawan dari ketiga matra TNI.

Rekan satu angkatan almarhum di AAU 1992, Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan, mengenang Fajar sebagai pribadi yang berpikiran progresif dan inovatif.

“Ia selalu punya cara pandang segar dalam memecahkan masalah. Sosok visioner yang langka,” ungkap Aldrin.

Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Probolinggo, Jawa Timur, dan dimakamkan pada Senin siang. Almarhum meninggalkan seorang istri, Dewi Kurnia, serta dua anak laki-laki: Naufal F Sandy Kusuma dan Akmal F Randy Kusuma.

Fajar Adriyanto dikenal luas di kalangan TNI AU sebagai penerbang tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign “Red Wolf”. Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 ini pernah menjabat sejumlah posisi strategis, seperti Komandan Skuadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispen TNI AU, Kepala Puspotdirga, Asisten Potdirga Kaskoopsudnas, hingga jabatan terakhirnya sebagai Kepala Poksahli Kodiklatau.

Ia juga tercatat dalam sejarah TNI AU atas keterlibatannya dalam insiden udara dengan pesawat tempur F/A-18 Hornet Angkatan Laut AS di wilayah udara Pulau Bawean.

Puluhan karangan bunga turut membanjiri jalan menuju rumah duka. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai pihak, seperti Kepala Biro Informasi Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, Dirjen Potensi Pertahanan Laksda TNI Sri Yanto, serta komunitas pertahanan seperti Jakarta Defence Society.

Kepergian Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggalkan duka mendalam bagi dunia militer dan penerbangan nasional—sosok pemimpin yang tak hanya disegani, tapi juga dicintai.