JAKARTA – Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Provinsi Riau, Rudianto Manurung, berhasrat membawa sepak takraw Indonesia bersaing di panggung-panggung internasional.
Rudianto, yang terpilih kembali secara aklamasi untuk memimpin PSTI Riau periode 2025-2029, mendapat banyak dukungan dari pengurus daerah untuk naik ke level nasional dalam musyawarah nasional PB PSTI bulan depan.
Dia mengatakan bahwa visinya sederaha saja, saat dipercaya memimpin PSTI nasional, yakni berusaha memperkuat pemusatan latihan nasional (Pelatnas) dengan sistem meritokrasi, menggandeng sponsor jangka panjang, dan memastikan kesejahteraan atlet sebagai prioritas.
“Sepak takraw bukan olahraga kecil. Ini warisan budaya yang bisa jadi kebanggaan bangsa,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima VOI.
Dia menegaskan, olahraga Melayu itu bukan sekadar soal medali, tetapi soal harga diri. Ia melanjutkan, Indonesia sebagai negara yang menjadi salah satu asal tradisi takraw, sudah seharusnya tak hanya menjadi penonton di arena dunia.
Ia bertekad membawa sepak takraw Indonesia menjuarai Kejuaraan Dunia ISTAF yang digelar empat tahun sekali serta King’s Cup, turnamen tahunan paling bergengsi di bawah Federasi Sepaktakraw Internasional.
“Kalau anak-anak Riau bisa juara di Asia Tenggara maka anak-anak Indonesia bisa juara dunia,” ujar dia.
Ketika Rudianto pertama kali menjabat sebagai Ketua PSTI Riau pada 2021, organisasi itu dalam kondisi nyaris mati suri. Kepengurusan lama vakum, turnamen sepi, dan atlet kehilangan arah.
Ia lalu berkeliling ke berbagai kabupaten seperti Rokan Hulu, Bengkalis, dan Indragiri Hilir untuk membangkitkan kembali semangat pelatih dan pemain.
Dua tahun kemudian, Riau menjadi salah satu daerah penyumbang atlet terbanyak bagi tim nasional sepak takraw Indonesia.
Dari tanah Melayu ini lahir nama-nama seperti Muhammad Hafiz dan Wan Annisa, yang menyumbangkan medali emas, perak, dan perunggu di SEA Games 2023 di Kamboja.
“Anak-anak Riau bisa bersaing di level Asia Tenggara karena mereka hasil kerja keras pembinaan yang kami tanam sejak awal,” ujarnya.
Pada masa kepemimpinannya, ia memprioritaskan pembinaan berjenjang. Ia memperbanyak kompetisi lokal, membuka pelatihan usia dini, serta menggandeng KONI serta Dinas Pemuda dan Olahraga untuk memperkuat infrastruktur.
