BANGKOK, suaramerdeka.com – FA Thailand, sebagai Federasi Sepak Bola negeri Gajah Putih memohon maaf atas insiden yang terjadi pada pertandingan final SEA Games 2023 menghadapi Indonesia. Insiden keributan antara Indonesia dan Thailand terjadi di final SEA Games 2023, sebanyak 2 kali dan melibatkan juga beberapa official dan manajer Tim Garuda. Manajer Timnas Indonesia, Sumardji sempat terpukul dan terjatuh akibat pukulan dari oknum official Timnas Thailand di final SEA Games 2023. Pertandingan final tersebut menjadi sorotan publik, tak hanya Asia Tenggara melainkan dunia. Karena aksi yang dipertontonkan tak seperti halnya sepak bola profesional.
Baca Juga: Isyaratkan Pensiun Tahun Depan, Leonardo Bonucci: Itu Akan Jadi Akhir dari Era Bertahan FA Thailand juga tidak membenarkan para pemain dan officialnya yang melakukan selebrasi di depan bench Indonesia.
Karena hal tersebut dianggap tidak menghargai nilai di sepak bola yang selalu dikumandangkan FIFA yakni respect. Dilansir Suaramerdeka.com dari Instagram FA Thailand yakni @changsuek, Asosiasi Sepak Bola negeri Gajah Putih tersebut meminta maaf, dan akan mengambil sikap tegas kepada para pelaku yang terlibat dalam insiden menghadapi Indonesia. Adapun 5 poin pokok sikap dari FA Thailand atas insiden kekerasan saat melawan Indonesia di final SEA Games 2023, sebagai berikut: Baca Juga: Diduga Jadi Penyebab Pisah, Ari Wibowo Tegaskan Adanya Perjanjian Pra Nikah Bukan Untuk Cerai 1. FA Thailand kecewa dan meminta maaf atas kekacauan yang terjadi di pertandingan menghadapi Indonesia. Telah merusak citra sepak bola Thailand. 2. FA Thailand menegaskan bahwa staf pelatih dan pemain seharusnya menjaga sikap dan tindakan dengan baik karena sedang bertugas mewakili tim nasional. 3. FA Thailand akan membentuk tim komite yang bakal menyelidiki apa yang terjadi selama pertandingan. Dimulai saat rombongan timnas kembali ke Thailand, dan akan memberi hukuman untuk pelaku. 4. FA Thailand tidak akan melindungi untuk mereka yang terbukti melakukan kesalahan, serta akan mengirimkan surat permintaan maaf resmi ke organisasi lain (Indonesia) yang terkena dampak.
