Jombang (beritajatim.com) – Ribuan jemaah menghadiri puncak haul ke-15 KH Dhucha Tolhah yang digelar di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Falahul Muhibbin, Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Sabtu (15/2/2025) malam. Acara ini berlangsung khidmat dengan berbagai rangkaian kegiatan keagamaan dan sosial yang meneladani perjuangan sang ulama.
Puncak peringatan haul diawali dengan tahlil akbar sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum. Kemudian, panitia juga menyelenggarakan santunan kepada 49 anak yatim. Suasana semakin semarak dengan sesi shalawatan yang dipimpin oleh tim Seribu Rebana (Serban), menambah nuansa religius pada acara tersebut.
KH Abdul Jalil Umar dari Lamongan turut hadir untuk memberikan pengajian umum. Dalam ceramahnya, ia mengingatkan pentingnya meneladani sosok KH Dhucha Tolhah, terutama dalam hal kesabaran dan keistiqamahan dalam mendidik para santri.
Sebelum puncak haul, pada sore hari juga digelar khitan massal yang bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Diwek. Ketua LKNU Diwek, Muhammad Afifi, menjelaskan bahwa peserta khitan massal berasal dari desa-desa sekitar.
“Setiap anak yang dikhitan mendapatkan fasilitas lengkap, mulai dari songkok, baju, sarung, hingga uang saku sebesar Rp300 ribu. Semua ini tetap berada di bawah koordinasi LKNU Diwek,” ujar Afifi.
Menariknya, metode khitan yang digunakan adalah smart klamp, sebuah teknik modern yang tidak menggunakan jahitan, tanpa perban, serta memungkinkan anak-anak untuk langsung beraktivitas normal setelahnya.
Pengasuh Ponpes Falahul Muhibbin, KH Nur Hadi, mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam acara haul ini. “Sejak tahlil akbar yang digelar hari Selasa malam kemarin, partisipasi masyarakat sangat luar biasa,” ujar kiai yang akrab disapa Mbah Bolong ini.
Sebagai Mustasyar PCNU Jombang sekaligus Rais Syuriah MWCNU Diwek, KH Nur Hadi menegaskan bahwa KH Dhucha Tolhah adalah sosok yang patut menjadi teladan, terutama dalam dedikasinya membimbing para santri.
“Spirit itu yang harus terus dijaga dan dilestarikan dengan digelarnya acara haul ini. Beliau sosok yang istiqamah dalam mendidik santri,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Serban Jombang, Abdurrahman Afifi, mengungkapkan kebanggaannya karena Serban bisa ikut serta dalam acara haul ini. “Giliran rutinan Serban malam Ahad Wage ini diminta di Pesantren Falahul Muhibbin,” ungkap alumni Universitas Diponegoro Semarang tersebut.
Ia menambahkan bahwa peringatan kali ini menjadi edisi penutup sementara karena selama bulan suci Ramadhan, kegiatan rutin Serban akan diliburkan.
Sebagai informasi, KH Dhucha Tolhah merupakan pendiri Pesantren Watugaluh pada 2003. Pada tahun 2008, nama pesantren ini berubah menjadi Pesantren Falahul Muhibbin. Saat ini, kepengasuhan pesantren dilanjutkan oleh KH Nur Hadi, yang merupakan menantu pertama dari KH Dhucha Tolhah.
Haul ini menjadi momentum bagi masyarakat dan santri untuk mengenang perjuangan serta meneladani nilai-nilai yang telah diajarkan oleh KH Dhucha Tolhah. Tradisi ini pun diharapkan terus lestari sebagai bagian dari dakwah Islam dan syiar keagamaan di Jombang. [suf]
