RI Terus Nego Tarif Trump, Kelapa Sawit Cs Diupayakan Kena 0%

RI Terus Nego Tarif Trump, Kelapa Sawit Cs Diupayakan Kena 0%

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan terus melakukan negosiasi tarif kendati pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menurunkan tarif impor resiprokal terhadap Indonesia dari 32% menjadi 19%.

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menuturkan bahwa saat ini seluruh aspek legal drafting sedang berjalan secara cermat untuk memastikan bahwa seluruh klausul kesepakatan sesuai dengan regulasi nasional, komitmen internasional, dan dapat diimplementasikan dengan baik.

Sebagai langkah lanjutan terkait kebijakan tarif tersebut, pemerintah Indonesia akan melanjutkan proses negosiasi setelah penyelenggaraan KTT APEC pada akhir bulan November 2025. 

“Pemerintah berkomitmen agar setiap kesepakatan ekonomi yang ditandatangani membawa manfaat langsung bagi masyarakat, memperkuat struktur industri nasional, dan menjaga posisi Indonesia sebagai mitra strategis yang mandiri dan netral di tengah dinamika geopolitik global,” ungkap Haryo, dikutip Selasa (4/11/2025).

Haryo cukup yakin bahwa pemerintah AS akan memberikan relaksasi terhadap barang atau komoditas yang tidak diproduksi oleh negeri Paman Sam tersebut. Dia bahkan mengemukakan kalau kelapa sawit, kakao, dan karet, bisa mendapatkan tarif sebesar nol persen.

Selain itu, pemerintah juga meminta perlakuan khusus bagi komoditas tertentu yang menjadi bagian dari rantai pasok industri kesehatan, serta pembahasan non-tarif.

Dalam proses perundingan dan negosiasi tersebut, pemerintah Indonesia akan terus mengedepankan kepentingan nasional, dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan AS. 

Penawaran yang disampaikan kepada pemerintah AS dirancang untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade), sejalan dengan prinsip kesetaraan dan keseimbangan yang menjadi prioritas dalam setiap tahapan negosiasi.

“Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia menjalankan diplomasi ekonomi yang bebas dan aktif. Pendekatan ini memastikan setiap langkah kebijakan dan negosiasi perdagangan dilakukan untuk melindungi kepentingan nasional, memperkuat kedaulatan ekonomi, dan memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan rakyat,” pungkas Haryo.