Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa industri dalam negeri sudah mampu menyokong pabrik perakitan smartphone. Oleh karena itu, kesiapan industri tidak bisa dijadikan alasan oleh Apple untuk menolak membuka pabrik iPhone di Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan Indonesia saat ini memang belum punya pabrik semikonduktor, komponen utama perangkat pintar seperti smartphone.
Namun, ia menegaskan bahwa sudah banyak industri di Indonesia yang bisa digunakan sebagai pemasok pabrik HP termasuk pabrik iPhone.
“Kita punya banyak industri dalam negeri yang bisa membuat itu, yang membantu mereka membuat chargernya, membuat kabelnya, membuat aksesoris yang lain, kalau semikonduktornya memang kita belum bisa. Kalau itu dimasukkan, mereka beli saja produk dari industri dalam negeri sebagai bagian dari komponen-komponen mereka,” katanya, Kamis (21/11/2024).
Febri mengatakan pemerintah mendorong produsen HP untuk membuka pabrik perakitan di Indonesia karena dampaknya sangat besar bagi perekonomian dalam negeri.
“Itu tentu akan sangat kita inginkan, karena itu juga akan memiliki multiplier effect, terutama dari sisi tenaga kerja. Dan itulah, makanya kemudian kami mempertimbangkan, untuk mengkaji kembali Permenperin no. 29/2017 tadi, karena mulai ada pergeseran dari industri kita,” katanya.
Febri menyatakan pemerintah RI tidak akan memaksa Apple membangun pabrik. Nilai tambah juga bisa didapatkan dari investasi dalam bentuk lain.
“Kita bisa juga menawarkan ke Apple untuk membangun R&D, research and development, terutama untuk terkait industri 4.0, terkait dengan artificial intelligence, beberapa kekuatan Apple itu kan ada di sana,” kata Febri.
(dem/dem)